Hadis Ke-2b Tentang Materi Pokok Ajaran Islam (2)

2. Pengertian Iman

Iman adalah membenarkan secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang diketahui sebagai berita yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dari sisi Allah swt. Disebutkan juga, bahwa iman sebagai at-tashdiq bil-qalbi (membenarkan dengan hati), al-iqrar bi al-lisan (pengakuan dengan ucapan), dan al-amal bi al-arkhan (mengamalkan dengan anggota tubuh).

 

Rukun Iman

  1. Beriman kepada Allah

Beriman kepada Allah dengan segala sifatnya merupakan rukun Islam yang pertama dan utama. Kita meyakini Allah Swt itu ada, tetapi Dzatnya tidak bisa dilihat oleh mata, tidak dapat diraba dengan indra, bahkan juga tidak akan akan mampu di jangkau oleh akal pikiran.

  1. Beriman kepada malaikat

Malaikat adalah makhluk ciptakan Allah yang diciptakan dari cahaya. Mereka tidak dapat dilihat oleh manusia. Walaupun malaikat tidak dapat di lihat kita wajib mengimaninya. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa beriman kepada malaikat juga berarti meyakini dan membenarkan bahwa Allah Swt mempunyai makhluk bernama malaikat yang harus diyakini adanya.

  1. Beriman kepada kitab suci

Iman kepada kitab-kitab suci dalam Islam merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dengan iman kepada Allah, malaikat, dan Rasul. Allah yang bersifat pengasih dan penyayang kepada makhlukNya termasuk kepada umat manusia, berkehendak untuk memberi petunjuk (hidayah) hidup dengan menurunkan wahyu-wahyuNya melalui para Rasul yang diutusnya, yang masing-masing dianugerahi wahyu yang tersimpan di dalam kitab-kitab seperti Kitab Taurat, Kitab Injil, Kitab Zabur , dan Kitab Al- Qur’an.

  1. Iman kepada kepada Rasul

Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah Swt untuk disampaikan kepada umat manusia, dan berfungsi pula sebagai contoh hidup yang baik, sementara nabi merupakan manusia pilihan pula yang mendapat wahyu Allah, namun tidak diwajibkan untuk menyebarkan ajaran atau risalah tersebut kepada umat. Ada 25 nabi yang telah dikisahkan di dalam Al-Qur’an yang wajib di imani oleh setiap muslim.

  1. Iman kepada Hari Kiamat

Hari Kiamat secara bahasa artinya hari kebangkitan kembali manusia dari kematian, atau kebangkitan dari kehancuran alam semesta. Sedangakn menurut istilah hari Kiamat disamakan dengan hari berakhirnya kehidupan di alam fana ini, yang berupa kematian dari kehidupan dan kehancuran bagi segala sesuatu yang ada. Konsep atau pengertian tentang kebangkitan inilah yang tidak mudah untuk dipercaya menurut akal sehat tanpa dilandasi dengan iman.

Adapun ciri-ciri dari Hari Kiamat menurut keterangan hadis:

  • Adanya budak-budak yang melahirkan anak dari tuan- tuannya.
  • Banyak orang yang mengumbar auratnya.
  • Orang-orang yang dulunya miskin sudah belomba membangun gedung-gedung pencakar langit.
  1. Iman kepada Qada dan Qadar

Qadha adalah ketatapan Allah yang telah ditentukan sebelum sesuatu berlangsung tanpa sepengetahuan kita. Sedangkan qadar adalah ketetapan Allah yang telah kita ketahui setelah terjadi.

Setiap  muslim wajib meyakini bahwa Allah Swt Maha Kuasa serta memiliki wewenang penuh untuk menurunkan ketentuan apa saja bagi mahluk-Nya. Demikian juga setiap muslim wajib yakin sepenuhnya bahwa manusia diberi kebebasan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dengan segala kemampuan usahanya serta doanya kepada Allah.

Jadi dua faktor yang menyertai manusia yaitu Qadha dan Qadar Allah dan ikhtiarnya. Keberhasialn amal seseorang hanya mungkin bila yang di ikhtiarkan cocok dengan Qadha dan Qadar Allah.

 

3. Ihsan

Ihsan berasal dari kata: ahsana-yuhsinu-ihsan, artinya  berbuat baik, bagus, kebajikan, atau shalih. Sedangkan menurut istilah, ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihat-Nya, dan jika Anda tidak mampu melihat-Nya, maka diyakinkan bahwa Allah melihat Anda.

Ihsan bisa diumpamakan hiasan rumah, agar suatu rumah dapat terlihat mewah, indah, dan megah, sehingga menarik perhatian dari banyak pihak. Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari sang Khaliq, sehingga dapat diterima oleh-Nya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai lebih di hadapan-Nya.  Pada hakikatnya, kedudukan kita adalah sebagai hamba, budak dari Tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridhla Allah. Di sinilah hakikat dari Ihsan itu tampak.

Dengan ihsan diharapkan semua perilaku dan aktivitas seseorang muslim, bukan saja dilakukan dengan keindahan dan kebaikan secara lahir, melainkan sunguh-sungguh dilandasi iman, yang dengan ihsan juga seorang muslim akan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

141 thoughts on “Hadis Ke-2b Tentang Materi Pokok Ajaran Islam (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *