Ungkapan Hikmiah Ke-1

Oleh H.M. Erfan Soebahar

Ungkapan hikmiah ini adalah buah renungan harian penulis. Isinya tentu diharapkan bisa bermanfaat. Artinya mempunyai makna, syukur lama kelamaan bisa mendalam, sekalipun ditulis dalam bentuk ungkapan singkat dan padat.

Sebagai renungan, ia berisi pandangan yang berimplikasi pada jalan atau praktik hidup harian. Bisa juga berisi pikiran yang diproyeksikan pada alam di luar diri semisal fenomena alam, langit, gunung, rembulan, bintang, dan hewan melata. Bisa muncul dari pengalaman hidup riil – sukses, ketidakberuntungan, kepahitan, dan kemanisan hidup. Bisa juga yang dari eksternal dari luar diri, atau internal yang menimpa diri.

IMG-20140820-00264

Di bawah ini, dituliskanbrenungan harian dimaksud, semoga bermanfaat.

1. Ilmu adalah milik yang berharga, penyelamat diri dari kerumitan. Memilikinya dapat membuat keberhasilan sedang menyepelekannya berakibat penyesalan. Sebab ilmu itu tumbuh, berkembang, dan bisa punah dalam kehidupan (Erfan S, 14-9-2013).

2. Allah adalah Pencipta yang Maha Suci dari kezaliman, memerdekakan makhluk berbuat yang diridhai-Nya bahkan berbuat kemurmukaan-Nya. Jika melakukan ridha-Nya ia disediakan surga, tapi jika berbuat murka-Nya disesediakan neraka (Erfan, 14-9-2013).

3. Amanat mulia Allah kepada kedua orang tua adalah mengajarkan salat kepada anak- anaknya. Sebab potret salat paling mudah di-jepret oleh anak adalah teladan salat orang tuanya dari takbir ihram hingga salam (Erfan S, 15-9-2013).

4. Ajaran teladan salat sang Ibu kepada anak-anaknya terpotret utuh. Kesempurna- anya jika disertai dengan teladan sunat-sunatnya. Namun nasib salat anak nyaris fatal, bila praktek salat sang Ibu nyaris roboh-roboh gedang (Erfan S, 15-9-2013).

5. Hidup adalah mengisi hari ini dengan amalan dan/ kegiatan nyata. Kemaren adalah kenangan yang bisa ditulis apik, esok adalah misteri yang coraknya tergantung hari ini. Manakala titik kekuatan hari ini adl di penggunaan waktu saat ini (Erfan S, 16-9-2013).

6. Usia nol sampai empat tahun anak adalah masa pembentukan sarafi. Masa itu momen mencetak berlian dengan sisi-sisi unggul, selebihnya pengendapan nasib diri ke depan. Menghargai kedua momen itu berarti mencetak generasi cemerlang (Erfan, 16-9-2013).

7. Melakukan kesalahan yang tak disengaja bukanlah nasib yang fatal. Artinya jika ternyata setelah perilaku keliru itu diri Anda lalu tercerahkan, maka hal itu berarti awal dari terbukanya suatu pintu keberhasilan (Erfan, 17-9-2013).

8. Dunia ini diperkaya dengan mudah dan sukar. Pada saat kesukaran mendekat melalui permasalahan, pada saat itu tanda kelas telah terpancang dan ketika kesukaran telah terpecahkan maka temuan menjadi kenyataan (Erfan, 17-9-2013).

9.  Nasihat Lukman al-Hakim kepada puteranya, bersyukur  kepada Allah. Tidak berbuat syirik, berbuat baik pada kedua orang tua, dan mengikuti jejak orang yang kembali pada Allah, pertanda syukur mendasar atas hak dari kehadiran dirinya dalam kehidupan (Erfan S, 18-9-2013).

10. Berikutnya sadar akan pengawasan Allah, mendirikan salat, amar makruf nahi mun kar, bersabar atas cobaan dan ujian, serta tidak menyombongkan diri, adalah ketentuan dari hak, kewajiban, dan etika bagi  kehidupan yang elegan (Erfan S, 18-9-2013).

Bersambung di Ungkapan Hikmiah Ke-2,  dan seterusnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *