KH. Maimun Zubair: Isi Kantong April Tanda Rezeki Setahun?

Menyimak ketokokan Kiai Maimun Zubair, kita melihat bahwa ke semakin sepuh beliau semakin lengkap. Ketokohonan beliau, bulan saja semakin memperlihatkan Pondok Pesantren di bidang kepiawaian menancapkan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu alat (sharraf, nahwu, balaghah), kepada para santri. Akan tetapi, para santrinya banyak yang diajak melek politik, melek perkembangan ilmu dunia, melainkan juga yang jangan lupa kita ketahui adalah bahwa kita juga diajak melek ilmu ekonomi. Yang terakhir ini, dapat kita lihat lebih lanjut dalam kupasan mengenai beliau pada kesempatan ini.

 

Riwayat Hidup

Nama lengkap beliau adalah Kiai Haji Maimun Zubair. Lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928, putra pertama dari Kyai Zubair, sosok kiai yang kesohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama kharismatis yang teguh memegang pendirian.

Hasil gambar untuk kh maimun zubair meninggal

K.H. Maimun Zubair

Mbah Moen, begitu banyak orang biasa memanggilnya, adalah sosok yang sebagai gesekan permata dan intan. Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sedang dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan. Namun, pribadi Mbah Moen bersinergi cara pandang yang seimbang, sehingga berjam-jam kita duduk di hadapan beliau menyaksikan kelebihan-kelebihan yang jarang ditemui ketika duduk berama sosok lainnya.

Kecemerlangan di bidang keilmuan menghiasi remaja Mainun menuju dewasa. Pada usia sekitar 17 tahun, beliau sudah hafal dhabit sejumlah kitab seperti Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq serta Rohabiyyah fi al-Faraidh. Di bidang kitab fiqih, kepiawaian mantap ketika melahap kitab-kitab madzhab Asy-Syafi’I, semisal Fath al- Qarib, Fath al-Mu’in, Fath al-Wahhab dan sejumlah kitab kuning lainnya.

Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikap Maimun ikut keras. Beliau adalah gambaran pas dari pribadi yang santun dan matang. Sebab sejak awal beliau yang hidup dalam tradisi pesantren, diasuh langsung ayah dan kakeknya sendiri, yang membuktikan bahwa ilmu tidak harus menyulap pemiliknya menjadi tinggi hati atau ekslusif dibanding sosok yang lain.

Tampilan keseharian beliau adalah aktualisasi semua itu. Walau banyak dikenal erat tokoh-tokoh banyak tokoh nasional, beliau tidak tercerabut dari basis tradisi pesantrennya semula. Jelasnya, kematangan ilmu beliau tidak diragukan. Sebab sedari kecil, beliau sudah dibesarkan dengan ilmu-ilmu agama, ilmu-ilmu alat, piawai dalam belajar pelbagai ilmu lain yang mematangkan kepribadian.

 

Ketekunan Belajar

Pada dekade awal kemerdekaan, beliau mulai pengembaraan mencari ilmu di Luar Sarang. Mula-mula ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri di bawah bimbingan KH. Abdul Karim, yang dikenal dengan Mbah Manaf. Juga beliau menimba ilmu agama dari KH. Mahrus Ali, serta KH. Marzuqi. Tidak kurang dari lima tahun, Maimun muda belajar gigih fan tekun banyak ilmu yang diajarkan kepada segenap santru Lirboyo, tetapi itupun belum cukup bagi Maimun muda untuk menenggak habis ilmu pengetahuan.

Tanpa mengenal batas, beliau tetap menceburkan diri dalam samudra dunia ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya, di usia 21 tahun, beliau memenuhi panggilan jiwa untuk mengembara ke Makkah al-Mukarramah, yang diantar oleh kakeknya, KH. Ahmad bin Syu’aib. Demikianlah, sekilas Kisah K.H. Maimun Zubair.

 

Politik dan Ekonomi

Di luar ilmu-ilmu alat yang begitu pula ilmu-ilmu keagamaan yang dikuasainya, beliau ternyata juga memiliki penguasaan yang tidak tanggung dalam banyak penguasaai ilmu lain. Di bidang politik, beliau yang juga dikenal tokoh Nahdhatul Ulama itu ternyata begitu piawai menangani dunia politik yang telah mengangkat reputasinya menjadi pemuka di dalam Partai Persatuan Pembangunan dengan aneka pengalaman yang unggul.

Namun, benarkah beliau juga punya kepakaran di bidang ilmu ekonomi? Tentu yang terakhir ini, layak kita kaji lebih lanjut. Akan tetapi, tatkala dunia sedang gonjang ganjing di seputar ekonomi, semisal rupiah saja sudah semakin lemah terhadap dolar Amerika. Guna memecahkan keraguan orang yang ingin membaca dirinya, terkait dengan seberapa uang akan mereka miliki sepanjang tahun 2015 ini, yang jelas layak kita pegang apa yang disampaikan oleh K.H. Maimun.

Dalam salah satu kesempatan beliau berkata dalam bahasa Jawa, Titeni yo. Angger wulan April kok nyekel duwit, insya Allah alamat nyekel duwit terus. Iki ora ono dalile, tapi keno dianggo titena. Artinya, “Coba diteliti dengan cermat ya. Jika pada setiap bulan April kok Anda memegang uang [dalam jumlah yang relatif cukup banyak], insya Allah itu pertanda bahwa Anda akan memegang uang terus [sepanjang tahun] yang berjalan.”

Kaidah di atas berisi pegangan prediksi tahunan di dunia ekomimi, bahwa jika dalam ekonomi yang kita jalani, kok pada bulan April tahun 2015 misalnya nyata-nyata kita memegang uang dalam perekonomian kita dalam jumlah yang cukup maka itu akan menjadi pertanda bahwa sepanjang tahun 2015 ekonomi kita akan tetap stabil.

Demikian, tokoh Kiai Maimun ini memberi inspirasi bagi kita untuk berjalannya segi-segi kemanfaatan baik di bidang dunia keilmuan maupun dan terutama juga di bidang ekonomi. Ternyata tokoh ini selain memiliki kecintaan di bidang ilmu, rezekinya cukup luas, juga memiliki hubungan luas dan berpengaruh dalam pelbagai pergaulan yang besar manfaatnya di NKRI ini (Erfan Subahar).

 

 

3225

3,225 thoughts on “KH. Maimun Zubair: Isi Kantong April Tanda Rezeki Setahun?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *