Kisah Nabi Zakaria

Nabi Zakaria a.s. adalah rasul yang diutus ke kalangan Bani Israel di wilayah Palestina. Beliau termasuk rasul yang mendapat anugerah khas dari apa yang diinginkan, di akhir usianya. Pertama, memperoleh anugerah puteri asuh yang mendapat karomah Allah, dan kedua, memperoleh seorang putera yang menjadi rasul pada usia masih muda.

Kisah Zakaria a.s. sebagai rasulullah yang ke-22, terdapat di beberapa surah Al-Qur’an. Surah Maryam/19 ayat 2-8 dan 11-15; Surah Al-Anbiya/21 ayat 89-91; dan Surah Ali Imran/3 ayat 31 dan ayat 40-41, menjelaskan hal itu. Dari deretan nash tersebut, pembahasan ini memperoleh kata-kata kunci: nama, doa dan shalat, kesabaran dan keberhasilan, Siti Maryam yang beroleh karomah, dan Nabiyullah Yahya.

Nama lengkap. Nama beliau adalah Zakariyya bin Yukhana bin Iden bin Shaduq bin Yakh san bin Daud bin Sulaiman. Beliau, yang biasa dikenal dengan Nabi Zakariya, diperkirakan hidup sejak tahun 91 SM sampai dengan 31 SM. Dari perkawinan dengan istrinya, beliau hidup hingga usia yang ke-120.

Doa dan Shalat. Ayat Al-Qur’an cukup jelas menyebut bagaimana permohonan Nabi Zakaria a.s. ini kepada kita. Misalnya, di Surah Maryam/19 ayat 2 menyebutkan, Dzikru Rahmati Rabbika ‘Abdahuu Zakariyyaa. Idz Naadaa Rabbahuu Nidaa’an Khafiyyaa. Qala Raabbi Innii Wahanal ‘Azhmu Minnii wasta’alar Ra’su Syaiba, walam Akum Bidu’aaika Rabbi Syakiyya

Artinya: (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariyya. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia mendoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya Tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan seterusnya.

Doa yang tadharru‘ di atas, yang tidak pernah lelah diucapkan, diungkapkan oleh Nabi Zakariya r.a. dalam salat-salat beliau. Dan akhirnya, ketika beliau berdiri dalam salatnya doa itu terkabul, yang diawali dengan adanya panggilan oleh Malaikat Jibril a.s.

Kesabaran dan Keberhasilan. Dengan doa yang tanpa jemu-jemu dibacakan, akhirnya doa dimaksud terkabul di hadapan Allah, yang kabar keberhasilannya disampaikan oleh Malaikat Jibril a.s.  Kabar tentang penerimaan doanya itu, tidak begitu saja langsung dipercayai; untuk meyakinya, beliau mohon didatangkan tanda-tanda kabar keberhasilan doanya itu. Setelah diberitahu melalui Malaikat Jibril, bahwa tanda keberhasilannya adalah ia tidak akan dapat berbicara dengan sesama makhluk selama 3 hari 3 malam kecuali dengan bahasa isyarat. Maka dari informasi yang demikianlah, diyakini kebenaran dari informasinya itu.

Siti Maryam yang beroleh karomah. Disebutkan di ayat lain, bahwa Siti Maryam adalah anak yang atas nadzar Ibu kandungnya, Hunnah binti Faqud, dia menjadikan hidupnya untuk berbakti kepada Allah secara total dalam beribadah. Maka begitu Siri Maryam lahir, ia diserahkan pemeliharaannya kepada rumah ibadah (Mihrab) untuk hidup mengabdi kepada Allah Swt. Dari pemeliharaan yang baik, diperoleh kelebihan-kelebihan kehidupan Maryam, antara lain, adalah mendapatkan karomah dari Allah Swt. Misalnya, tanpa bersusah dalam bekerja di urusan duniawi, ia memperoleh makanan langsung dari dari surga. Termasuk, yang mestinya hanya ada di musim dingin sudah terhidang di musim panas, begitu juga yang ada di musim panas sudah tersedia di musim dingin. Semuanya tanpa bekerja keras, sudah dihadirkan Allah Swt di hadapannya. Dengan ungkapan lain, Siti Maryam itu hidup dengan dianugerahi karomah oleh Allah antara lain dengan bukti adanya makanan dan buah-buahan yang ada di kanan kirinya tanpa diperoleh dengan bersudah payah bekerja.

Nabiyullah Yahya. Yang terkabul dari permohonan Nabi Zakariya a.s. ternyata bukan hanya anak kandung yang dimohonnya. Selain akhirnya memperoleh apa yang beliau mohonkan, beliau lebih dahulu sudah memperoleh anugerah untuk memelihara seoramh anak puteri cantik yang mendapat karomah dari Allah. Baru setelah memelihara amanah Allah berupa puteri cantik yang beribadah mengabdi Ilahi itu, doa Nabi Zakariya yang sudah lama dipanjatkan dikabulkan di hadapan Allah Swt. Yaitu, dengan lahirnya seorang laki-laki yang diberi nama Yahya. Jadi, Yahya bin Zakariya inilah putera idaman Nabi Zakaria yang beliau peroleh sebagai anugerah yang tidak disangka-sangka akan terjadi. Sebab, sekalipun isterinya dalam keadaan sudah tua, yang juga mandul, namun dalam realitas masih mendapatkan seorang putera dari rahimnya sendiri. Istimewanya, di usianya yang masih muda, Yahya bin Zakaria mendapatkan amanah Allah Swt menjadi utusan Allah Swt. (Efan Soebahar)

 

181 thoughts on “Kisah Nabi Zakaria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *