Non Akademik di Hari 18-19-20
Pada hari-hari di minggu ketiga ini, selain melaksanakan acara akademik kita juga memasuki acara non-akademik. Pada hari Jum’at pagi, kegiatan difokuskan ke riserch individual, yang selain menggali data dan melengkapinya di perpustakaan, juga digunakan untuk mulai meneruskan menyusun laporan (baik laporan penelitian individual maupun laporan kelompok), yang selalu dipantau oleh Tim dari Kampus IAIN Walisongo Semarang. Khusus laporan kelompok, untuk tim post doktor dipercayakan kepada Sdr Ahmad Musyafik, sedang untuk tim visiting profesor dipercayakan kepada penulis dari blog yang anda hadapi ini.
Acara non akademik, pada hari Jum’at ini selain melaksanakan salat Jum’at di Gedung Multi Faith juga diisi dengan kontak-kontak untuk melakukan persiapan kengunjungan pada hari Sabtu untuk mengenal lebih detail mengenai daerah Queensland. Sejak jam berapa kita siap berangkat, siapa yang mendampingi, hingga menggunakan kendaraan apa sudah disiapkan pada hari Jum’at, tanggal 25 Oktober 2013 ini.
Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013, acara difokuskan ke kunjungan ke beberapa tempat di Queensland. Kita berkunjung ke tiga tempat yang ada di Queensland pada hari ini.
Pertama, mengunjungi Kebun Binatang, Lone Pine. Kebun binatang ini, memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan banyak kebun binatang yang ada di tanah air, karena di sini tidak semua hewan bisa dipelihara dengan baik. Bahkan juga tidak semua tumbuhan bisa ditanam dengan baik, seperti pohon kelapa tidak ditemukan satupun di Negara Bagian Queensland ini. Namun, di sini ada tiga hewan yang bisa dikunjungi langsung dari dekat oleh semua pengunjung, yaitu burung unta, …… dan kanguru.
Kanguru ternyata memiliki kekhasan. Hewan ini memiliki alat penggendong di perutnya. Alat penggendong ini bukan benda di luar induk kanguru, malainkan sebagai menyatu dengan kulit daging di dalam diri induk yang di luarnya berselubung kulit. Dari alat penggendong ini, induk kanguru betina bisa melindungi dan sekaligus menyusukan momongannya dari waktu ke waktu dengan penggendong praktis yang kuat. Walau hewan itu, dua kaki depannya lebih pendek dari dua kaki belakang, namun ia mampu lari sangat cepat dalam waktu sangat singkat. Selain itu, alat penggendong ini ternyata kuat menggendong anak-anaknya sampai besar, tanpa khawatir alat ini jebol, masya Allah.
Selain kanguru, burung unta juga dekat dengan para pangunjung. Lebih-lebih, jika pengunjung sudah menyiapkan makanan kesukaannya, maka burung itu bisa akrab untuk diajat berfoto dan diajak diam bersama kita. Namun, di kebun binatang ini, burung untanya belum begitu besar, tidak sebesar yang ada di Kebun Binatang yang ada di daerah Malang, jawa Timur misalnya, yang sudah setara dengan besarnya mobil Avanza jika berdiri.
Kedua, mengunjungi daerah Puncak. Dari kawasan ini, yang seperti berada di Gombelnya Semarang, dapat dipantau daerah-daerah Queensland yang berada jauh dari tempat ini.
Ketiga, berbelanja di daerah semacam Glodok. Ada kawasan belanja di Brisbane yang menempati kawasan yang tidak jauh dari kawasan Novotel. Karena rata-rata barang (walaupun seperti murah tetapi mahal di sini), maka ada beberapa barang yang menjadi sasaran belanja kawan-kawan untuk dibuat oleh-oleh di tanah air, misalnya kaos, tas yang ada merek kangurunya, dompet ibu-ibu yang memiliki lipatan banak, serta jaket atau baju hangat. Barang-barang seperti inilah yang banyak kita bawa pulang dari Australia, sementara barang lain seperti cokelat, kita bisa mengambilnya di Brisbane City.
Pada hari Ahad, 27 Oktober 2013, saya bersama Prof Amin Syukur diundang ceramah di Khataman Al-Qur’an warga Indonesia di Australia (Erfan Soebahar).