Menulis Artikel Untuk Jurnal Nasional dan Internasional

Menulis artikel untuk jurnal merupakan pekerjaan yang gampang-gampang sukar. Sekalipun demikian, tugas ini tentu saja dapat juga ditangani bagi yang tekun, telaten, open, alias sabar dengan suka duka suatu pekerjaan jurnal. Tugas ini dapat menjadi gampang tentunya bagi yang  sering berlatih menulis dan mentrampilkan diri dalam dunia penulisan ini, dan akan sukar jika kita baru mencoba lalu berjumpa kesulitan sudah mundur, sehingga suatu ketika mengulang lagi di situ berjumpa dengan kesulitan lagi mundur lagi. Tugasnya, dengan sikap seperti itu bukan malah dapat menangani, tetapi tidak maju-maju, sehingga sulit untuk menghasilkan artikel apapun bagi suatu jurnal.

Namun, bagi mereka yang pantang mundur dan tetap sabar mencoba menulis, sesulit apapun pada akhirnya akan dapat dicoba ditangani. Menulis artikel jurnal, setidaknya kita perlu mengenali hal-hal berikut:

1- Model tulisan yang dimuat dalam jurnal. Pada suatu jurnal, tulisan yang dimuatnya tentu tidak bisa disamakan dengan majalah, apalagi dengan surat kabar. Pada dua media cetak yang terakhir ini, rubriknya mencakup banyak bidang, sedangkan jurnal pada umumnya hanya memuat artikel hasil pemikiran dan hasil penelitian dalam bidang ilmu yang ditangani. Jika jurnal itu menangani studi Islam, paling tidak bidang-bidang tafsir, hadis, sejarah Islam, teologi Islam, adalah menjadi bidang yang ditangani jurnal itu.

2- Sistematika tulisan dalam jurnal.  Dengan mengenali model tulisan atau rubrik tulisan yang bisa dimuat oleh jurnal, maka tinggal kemana kita akan memfokuskan tulisan. Terutama, tulisan berkaitan data-data yang kita minati, apakah ke menulis hasil pemikiran atau hasil penelitian.

Jika tulisan menyangkut artikel hasil pemikiran, maka sistematika yang kita buat perlu mengindahkan patokan pengelola jurnal. Misalnya untuk artikel hasil pemikiran, Jurnal Ulul Albab UIN Malang dalam bagian pedoman penulisannya, mencantumkan sbb:

a. Judul;

b. nama penulis (tanpa gelar akademik);

c. abstrak (maksimal 200 kata) ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris;

d. kata kunci;

e. pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan;

f. bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian);

g. penutup atau simpulan; dan

h. daftar pustaka (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk.

Jika tulisan akan kita kirim berupa artikel hasil pemikiran,  maka sistematikanya tentu berbeda sedikit dengan yang di atas. Misalnya dalam jurnal Ulul Albab Malang, yang dimuat di halaman akhir, disebutkan sistematikanya sbb:

a. Judul;

b. nama penulis (tanpa gelar akademik);

c. abstrak (maksimal 200 kata) yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian;

d. kata kunci;

e. pendahuluan (tanpa judul) yang berisi: latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian;

f. metode;

g. hasil;

h. pembahasan;

i. simpulan dan saran; dan

j. daftar pustaka (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

3. Bagaimana pengetikan naskah. Selain sistematikanya, naskah maka bagaimana pengetikan naskahnya tidak boleh dilewatkan. Misalnya, yang umum dipegangi dalam penulisan adalah: naskah diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 pts, berspasi 1,5 spasi, dicetak pada kertas A4 maksimum 20 halaman (menurut Prof Irwan Abdullah 10 halaman 1 spasi), diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta filenya. Dibuat dengan Microsoft Word (ekstensi RTF).

4. Aturan lain: sumber pustaka, perujukan, dan daftar pustaka.  Misalnya, pada aturan berkenaan dengan sumber pustaka itu disebutkan bahwa jurnal mengutamakan sumber-sumber primer berupa: laporan penelitian skripsi, tesis, disertasi, atau artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan majalah ilmiah. Begitu pula perujukannya sesuai kebijakan selingkung, misalnya: menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun: halaman). Contoh: (Soebahar, 2012: 49). Sementara sumber pustaka, diatur dalam bagian yang lebih rinci.

 

Soal Kualitas Jurnal

Pada umumnya, yang dimuat oleh suatu jurnal, adalah aturan sebagaimana dikenal di atas. Namun, berkenaan dengan sebutan jurnal nasional atau internasional, biasanya sudah menyangkut aspek-aspek kualitas tertentu. Misalnya, berkenaan dengan penggunaan bahasa baik penalaran, penyajian, ketelitian, pilihan kata, dan kontrol konsistensinya. Bisa juga berkenaan dengan tim ahli, yang menangani jurnal: penanggung jawab, tim reviewer, disiplinnya dalam menjaga karya artikel yang masuk dan kerahasiannya, dan aturan-aturan lain.

Akhirnya, bahwa menulis di jurnal tentu perlu dicoba. Karena seperti apapun aturannya, semua aturan yang dibuat adalah sebagai pegangan etik yang layak diindahkan bersama untuk keberlangsungan penulisan jurnal itu. Pembaca mau mencoba menulis jurnal? Silakan (Erfan Subahar).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *