Memperingati Kelahiran Dua Tokoh Dunia
Pada waktu berdekatan, di akhir 2014 dan awal 2015, kita memperingati lahirnya dua tokoh besar dunia. Pada hari Kamis 25 Desember, umat kristiani berhari natal. Hari yang intinya memperingati tokoh yang mereka sebut sebagai Yesus, sementara umat Islam menyebutnya Nabi Isa a.s. Lalu pada beberapa hari setelahnya, Sabtu 3 Januari, umat Islam, memperingati lahir (Maulud) Nabi Muhammad saw, yang khusus di Semarang gemanya sudah dimulai dengan Bacaan Diba’ yang dimulai sejak 1-12 Rabi’ul Awal, dipungkasi dengan peringatan detik-detik bersejarah kelahiran Nabi saw. Dalam keterbatasan waktu, saya menulisnya hanya berdasarkan keyakinan Islam yang lebih saya ketahui.
Kelahiran dan Penyebaran Ajaran
Nabi Isa a.s., yang oleh umat kristiani diperingati hari kelahirannya pada bulan Desember setiap tahun, pernah dibahas oleh Mantan Menag RI, Prof Rosyidi, bahwa yang lebih tepat kelahirannya menurut beliau tidak pada bulan Desember, tetapi menurut beliau bulan Agustus. Adapun lalu diperingati bulan Desember oleh umat kristiani, tidak menjadi pebahasan tulisan ini, biar ia menjadi catatan sejarah yang umat yang cermatlah yang akan membahasanya kemudian.
Nabi Isa a.s.
Saya di sini lebih menggaris bawahi, bahwa dalam catatan sejarah: Nabi Isa a.s. tampil ke tengah-tengah peradaban dalam waktu yang tidak begitu lama. Nabi Isa a.s. tampil dalam panggung sejarah hanya dalam masa 3 (tiga) tahun. Setelah masa itu, kerasulan beliau memasuki masa fatrah, yaitu masa kekosongan tokoh nabi, yang berlaku setelah beliau menurut kristiani disalib. Dan menurut Al-Qur’an dan keyakinan Islam, beliau sebenarnya tidaklah dibunuh dan tidaklah disalib, melainkan hanya diserupakan dengan pengikut Islam yang dialah sebenarnya yang disalib itu.
Yang penting di sini, bahwa Nabi Isa a.s. adalah seorang manusia yang dilahirkan dari rahim seorang Ibu, Siti Maryam, dibesarkan, lalu menjadi Nabi a.s. yang menyebarkan ajaran Islam. Dia makhluk, sehingga kita tidak meyakini dia lalu tiba-tiba menjadi khalik.
Dalam menyebarkan agamanya, terhadap umat nashrani ketika menyebarkan syari’at, umatnya kita yakini adalah umat beragama seperti kita, melaksanakan shalat yang dekat dengan syari’at Nabi Isa yaitu 50 rakaat sehari semalam. Adapun sekarang shalatnya menjadi lain, tidak dibahas dalam tulisan ini.
Yang sangat penting, Nabi Isa a.s. adalah manusia hamba Allah yang sangat shalih, yang lalu menjadi Rasul Allah ke muka bumi, pernah mendapat mukjizat khas, sehingga pernah berjasa besar, lalu wafat seperti manusia biasa, di situlah ia sebagai makhluk layak diperingati lahirnya.
Di sini kita sebut Nabi Isa a.s. sebagai tokoh yang berjasa mengisi sejarah manusia, yang tepat kita peringati kelahirannya dan berikut jasa-jasanya. Namun, kami tentu tidak ikut membahas detail, misalnya yang ketika di tahun 311 masehi, tiba-tiba Nabi Isa a.s. diangkat oleh raja yang berkuasa di masyarakat menjadi Tuhan, lalu tiba-tiba syari’atnya menjadi seperti yang terlihat sekarang dalam sejarah. Biar sejarahlah yang melihatnya dan mengamatinya sendiri.
Atas kelahiran yang sejarahnya disebut di atas, kami sebagai orang yang dari kalangan kontemporer tentu boleh-boleh saja mengucapkan, “Selamat Hari Natal” kepada kalangan Nasrani. Atas keyakinan, bahwa Nabi Isa a.s., adalah Rasul Allah yang pernah melalui proses maulud (dilahirkan) dari Ibunya ke dunia sekarang ini. Jadi, ucapan selamat adalah atas kelahiran tokoh yang telah banyak berjasa menyebarkan ajaran Allah yang menyebar di muka bumi ini.
Nabi Muhammad saw
Selain kelahiran Nabi Isa a.s., kita pada seminggu akhir Desember 2014 dan awal Januari 2015 ini juga memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Nabi, yang oleh Al-Qur’an disebut sebagai Rasul Allah dan penutup para nabi. Atas diutusnya, maka kami dibawa yakin, ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad itu sebagai Nabi kami.
Muhammad saw, dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, tahun fil yakni tahun gajah. Beliau dilahirkan pada saat Kakbah diserang oleh Raja Abrahah, seorang penguasa yang berasal dari daerah Yaman. Kelahirannya sudah disebut-sebut dalam kitab-kitab dari agama yang mendahuluinya, baik di dalam kitab Taurat maupun kitab Injil.
Jika Nabi Isa a.s. menyebarkan ajaran kepada umatnya dalam masa 3 tahun, maka Nabi Muhammad saw menyebarkan ajaran dalam masa 23 tahun. Jadi 20 tahun lebih lama dari Nabi Isa a.s.
(Erfan S)