Pendampingan KKL Mahasiswa PAI FITK Ke UPI Bandung dan Lembang

Setelah acara ziarah di Kota Pekalongan seperti disebutkan di atas, acara KKL mahasiswa PAI FITK UIN Walisongo perjalanannya dilanjutkan menuju kota Bandung dengan menyempatkan bermalam di Hotel Kurnia Jatim yang berada di Kawasan Lembang.

Pada saat bermalam ini sebenarnya tidak ada acara khusus; rombongan hanya singgah untuk tidur di malam dan melakukan salat malam sendiri-sendiri dan sarapan pagi  setelah salat subuh sehingga lebih siap untuk menuju acara penting di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yang berada di Bandung.
Kesiapan yang berupa bermalam di Hotel Kurnia Jatim, mempermudah Tim KKL untuk menunaikan tugas, mengantar mahasiswa melakukan KKL di UPI Bandung.

Beberapa Acara
Beberapa acara yang dilaksanakan sewaktu kami berada di UPI Bandung adalah: (1) Penerimaan peserta di Aula Masjid al-Furqan dan paparan materi akademik oleh Tim Jurusan PAI UPI, (2) Menerima Paparan Ketika Berada di Museum Pendidikan Indonesia Bandung, dan (3) Pelepasan Rombongan sebelum Kami Melanjutkan Perjalanan Ke Lembang.

1-Penerimaan Aula Masjid al-Furqan
Pada pukul 8.45 rombongan KKL diterima oleh sejumlah mahasiswa di seputar Masjid al-Furqan, yakni sebelum kami secara khusus diterima dalam suatu acara di Auditorium Masjid al-Furqan. Kami diterima oleh Dr Hadi Abdussalam M.Pd.

2-Paparan Selama kami berada di Museum Pendidikan Indonesia oleh Tim dari UPI.
Banyak hal diperoleh informasinya berkenaan dengan Musem Pendidikan Indonesia ini, yang dibentangkan secara cukup menarik kepada kita. Sejak dari tokoh-tokoh yang terkait dan berperan di dalam pendidikan kita. Dokumen-dokumen gambar dan tulisan-tulisan berharga di bidang pendidikan.

3-Pelepasan ke perjalanan lanjut
Setelah acara sambutan yang dilakukan dengan ramah dan hormat kami terima, maka rombongan melanjutkan perjalanan ke Laboratorium di Lembang, guna mengetahui dari dekat bagaimana gambaran pelanet yang konon peralatannya itu dibeli dari negera Jerman.
Satu hal yang mungkin tetap menjadi kenangan kami, bahwa “Ternyata bintang itu, bukanlah segi lima, segi delapan, atau …. labih. Pernyata binbang itu adalah gugusan cahaya yang bulat saja yang berpijar, yang dilihat dari kacamata biasa sepertinya bersegi. Ya, bintang itu bulat saja seperti pijaran matahari yang terpancar kepada kita.”  (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *