Mengenali Tulang; Ketika Menguat dan Saat Mengeropos

Tulang adalah ciptaan Allah Swt yang sungguh mengagumkan. Dengan tulang maka tubuh manusia tampil tegak dan gagah, tidur terlentang pun dapat nyaman, dan ketika miring pun tetap bisa senang. Ketika tulang lengkap dengan persendian maka yang bentuknya besar seperti tulang paha, tulang betis, dan tulang-tulang lain, kita dapat bergerak melompat, meleng-kungkan diri, membungkuk-bungkukan badan, bahkan menari lemah lunglai. Pada saat yang sama, tulang dapat menopang mengangkat beban berat, dari yang 1-5 kg hingga yang beratnya 25-100 kg.

Namun ketika sudah mengeropos, tulang tidak tampak lagi kekuatannya, yang kelihatan berganti kelemahannya. Kondisi gagah sudah kian berkurang, keluasan bergerak kian terbatas, bahkan ada yang nyaris membawa badan bungkuk. Di situ kekuatan tulang berangsur-angsur menurun.

Ketika badan kita sehat suasana tulang yang tumbuh dan kuat membuat kita mantap beryukur atas karunia bagian badan, dan ketika badan kita dalam kondisi menurun suasana tulang mulai mengeropos dari mulai terasa sakit-sakit dan juga sakit sekali, kita tetap tidak kaget, tubuh yang mulai berkurang kekuatannya biasa mulai dari tulang keropos, kekuatan menurun, sehingga kehadiran anak keturunan membuat kita bersyukur karena pergantian generasi kita bersambung. Jadi kuat dan lemah badan bukan untuk disesali, tetapi tetap diatasi sebagai bentuk syukur kita kepada segala anugerah-Nya.

 

Ketika Tulang Menguat

Ketika tulang tumbuh dan menguat, fisik manusia kian menanjak besar. Seorang laki-laki dari usia balita, batuta; ketika masa tamyiz dan lalu menuju masa baligh memberi indikator pertumbuhan. Bersama dengan saat-saat tulangnya tumbuh, membesarlah badannya, termasuk suaranya dari kondisi pita suara kecil menjadi berangsur-angsur besar. Dan anggota badan yang lain juga berkembang; diawali dari belum pernah mimpi, tiba-tiba bermimpi basah di bawah pusarnya alias tulang kemaluan. Terasa kaget, aneh tetapi jelas ada ‘nikmat yang sungguh belum pernah dirasa’ sebelumnya. Laki-laki sukar melupakan itu, terulang lagi di masa remajanya, terasa lagi tetapi terus dijaganya, dan suasanya itu dirasa terus dengan rutin ketika sudah berumah tangga di masa tua, masa manulanya, hingga akhir hayatnya.

Pada wanita, masa balita kadang-kadang mandi pun belum tahu, terlepas baju di kamar mandi dan di mana-mana ketika balita hingga batuta. Dan tak lama kemudian, terasa bagian pantat mulai besar, suara sedikit kelihatan berubah, dari tahu suasana baik buruk, ketika 9 tahunan, dari kemaluannya keluar bukan air kecil bening seperti air putih atau kekuning-kuningan melainnya seperti air seni, tetapi keluar tidak dari asal keluar air seni melainkan dari lobang kecil sebelahnya, muncrat dari sebelah bawah klitoris cairan berwarna merah, cairan darah. Lama kelamaan wanita pun menge-nallah bahwa itu adalah darah; wanita muslimah mengenalnya dengan darah haid. Semua yang dituturkan itu, tumbuh dan berkembang di luar tulang kita. Yaitu tulang yang berada di badan dari ujung kaki hingga kepala.

Baik bagi laki-laki maupun wanita, yang banyak diketahui adalah pertumbuh an permkembangan badaniah. Kita nyaris lupa, bahwa pertumbuhan dan perkembangan fisik yang seperti dituturkan itu, tidak akan dapat ditopang jelas tanpa adanya tulang di balik semua yang dituturkan itu. Laki-laki semakin kuat dan gagah adalah bisa tampak kalau di dalam tubuhnya sudah kuat tulangnya. Begitu juga wanita, kian menjadi cantik, montok tubuhnya kalau di dalam dirinya sudah terbentuk kokoh yang namanya tulang, sejak dari tulang di kaki sampai di tempurung kepala kita.

Dengan tulang yang dimiliki, seorang pekerja baik PNS atau swasta dapat tampil menarik, menenteng tas atau bawaan dengan asyik yang semuanya iikut memperindah tampilannya.

Tulang-tulang dan persendian itu beruas-ruas. Beberapa kitab menyebut- kan bahwa semua ruas tulang fisik kita ada 360 ruas. Hadis mempertegas, bahwa ruas tulang yang kita miliki itu tidak dianugerahkan tanpa tugas oleh Allah Swt. Semuanya mesti tahu diri dari Penciptaannya. Dengan ungkapan lain, tulang-tulang yang beruas itu, perlu disedekahi. Sabda Nabi saw, Kullu sulaamaa minannaas ‘alaihi shadaqah, artinya ‘setiap ruas tulang manusia wajib atasnya (atas tiap ruas tulang itu) membayar sedekah’.  Apa sedekah-nya? Untung sedekah tulang tidak berat. Menurut keterangan Nabi saw, sedekahnya cukup setiap hari melakukan (minimal) dua rakaat salat dhuha.

Mereka yang taat dan istikamah melaksanakan salat dimaksud, setiap hari menyukuri badan yang sehat termasuk kesihatan persendian dengan memenuhi salat dhuha. Sedang yang tidak taat, benar-benar nyaris lupa dengan nikmat tulang yang sangat penting itu. Na’udzu Billah min Dzalik.

 

Ketika Mengeropos

Untuk banyak bersyukur, kita tidak cukup dengan hanya mengenal tulang ketika tumbuh dan berkembang. Akan tetapi perlu mengenalnya juga ketika tulang mulai mengeropos.

Dari pengamatan terhadap sejumlah bacaan dapat dipahami, bahwa ketika mengeropos tukang-tulang itu, setidaknya kita kenal 2 jenis keropos yaitu (1) keropos di antara tulang-tulang memanjang setiap persendian, dab (2) keropos pada pangkal-pangkal persendian, baik yang selalu bersentuhan dari tulang-tulang maupun di luar itu baik karena mulai aus atau sebab lain.

Kalau ketika tumbuh dan berkembang, ada suasana penguatan sehingga yang tampak adalah semakin lama semakin menyehatkan. Namun pada suasana tulang mengeropos, yang tampak tentunya adalah adanya rasa sakit, sejak sakit menyeri, sakit sangat karena menulang, hingga suasana yang menghendaki fisik dipotong.

Jenis penyakit di sekitar tulang tentu bisa bermacam-macam. Pada waktunya, bagian ini setelah cukup lengkap datanya bisa diperjeleas lagi. Karena banyak dokter spesialis sangat ahli menerangkan hal-hal yang terkait dengan penyakit ini dan berikut pengobatannya.

Namun, yang layak tetap dilakukan bahwa pada tulang tidak hanya ketika tumbuh dan berkembang kita syukuri, tetapi ketika mengeropos pun layak tulang itu kita syukuri. Karena pertama, tulang lemah dan mengeropos itu akan terjadi pada siapapun, sehingga bagi yang mengerti ini jauh sebelumnya kita tetap menjadi kesihatan kita sehingga ketika tulang sudah mulai kurang kesihatan di samping meneruskan kebiasaan sihat kita juga mengatasi pada sakit apa yang kita rasakan sakit pada tulang kita.

Misalnya, pada yang sakitnya di bagian persendian yang ibarat bagian dari bagian mesin ketika bersentuhan dengan sendi mesin lain yang mestinya terhubung dengan pemberian oli yang cukup. Maka ketika oli itu sudah mengering, mestinya harus disuplai dengan oli-oli yang baru yang mestinya ada dan mencukupi. Begitu pula pada tulang kita, jika persoalannya adalah pada oli yang mesti dijoki atau ditambahi, maka oli itu mesti dipenuhi pada kebutuhan tulang kita pada saat diperlukan hal itu.

 

Akhir kata, tulang adalah bagian dari fisik kita yang kabanyakan ada di bagian dalam yang memiliki fungsi besar bagi kebangunan tubuh. Baik ketika masa pertumbuhan dan masa perkembangannya ia perlu terus dirawat, begitu juga pada masa mulai mengeropos. Tulang tetap memerlukan perawatan yang baik agar dapat terus menjalankan fungsinya. Sudahkan kita bijak dalam menangani ihwal tulang ini? (Erfan S).

 

1 thought on “Mengenali Tulang; Ketika Menguat dan Saat Mengeropos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *