Mengisi Kuliah Metodologi Kritik Hadis Program Magister

Kesulitan mahasiswa dalam memahami hadis paling tidak karena dua sebab utama, yaitu sebab belum atau kurang dalam bekal menguasai materi dan sebab belum atau tidak atau kurang menguasai metodologi. Untuk memecahkan masalah pertama, studi yang memaparkan materi-materi hadis baik hadis riwayah ataupun hadis dirayah disiapkan untuk mengatasi kesulitan itu. Termasuk di situ, kuliah prasyaratnya seperti pengantar ulumul hadis atau studi ulumul-hadis. Khusus mengenai materi hadis ada yang dipecahkan pemahamannya dengan memahami satu demi satu hadis agar dimengerti dan dipahami dengan baik, namun dapat saja dalam satu kesatuan utuh yang dicakup dalam keutuhan topik yang biasa disebut dengan metode maudhu’i.

Namun, untuk memecahkan masalah kedua, studi yang memaparkan metodologi penelitian hadis yang tidak lain dari memaparkan proses bagaimana meneliti hadis dari sejak takhrij, pentahapan penelitian, melakukan i’tibar dan dan penyimpulannya adalah salah satu versi dari pemecahan kesulitan ini. Akan tetapi, ada juga yang dirasa sulit oleh mahasiswa sekalipun sudah mempelajari yang pertama tadi.

Berangkat dari kesulitan yang kedua, kita pecahkan kesulitan dengan membuka metodologi kritik hadis, dalam arti memahami metode-metode yang ditempuh oleh tokoh-tokoh ahli hadis dalam memecahkan kesulitan metodologis terkait dengan bagaimana menemukan hadis dilihat dari segi validitas dan orisinalitasnya sebagai hadis yang memang nyata kebenarannya berasal dari Nabi saw, dilacak pemahamannya dari masa awal sampai masa sekarang.

Materi Kuliah

Dari bagian yang terakhir, materi metodologi kritik hadis dapat saja menawarkan beberapa mata kuliah berupa paparan metode-metode yang digunakan oleh al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, atau Abu Daud, dan lain-lain, yang memiliki metode-metode tertentu ketika memecahkan problema dalam rangka memecahkan kesulitan yang diperkirakan dihadapi oleh para pembaca kitab-kitab hadis yang ditulis oleh tokoh itu.

Selain secara khusus menawarkan profil seorang tokoh yang mandiri dengan metode-metodenya, bisa juga dengan membandingkan di antara profil dua tokoh berikut pemikirannya. Dari situ, maka kuliah membuka wawasan mahasiswa baik berkenaan dengan profil dan pemikiran tokoh-tokoh secara mandiri, dan sekaligus antar tokoh yang secara interaktif dalam perbandingan dari segi-segi kesamaan pemikiran maupun perbedaannya (Erfan S).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *