Mengurai Soal Rahim Bangsa: Meski Berbeda, Kita Saudara

Sebenarnya tentang hidup berbangsa bagi Indonesia bukanlah soal baru. Namun, dari fenomena perkembangan dunia akhir-akhir ini yang dampaknya tidak kecil bagi dunia lain termasuk Indonesia, yang mempengaruhi kehidupan berbangsa. Maka persoalan berbangsa ini menjadi menarik untuk dibicarakan, bukan saja di tingkat awam melainkan juga perguruan dan tingkat antar perguruan hingga naik ke tingkat nasional dalam kehidupan berbangsa.

 

Penjajagan

Dari penjajagan UIN Walisongo terhadap semua komunitas dosen di dalamnya, ditemukan gagasan. Dosen-dosen muda mencoba mengeluarkan gagasan dari apa saja yang dirasakan di dalam pikirannya. Setelah dibicarakan di kalangan muda, lalu dikomunikasikan ke rektorat maka dicoba untuk dibicarakan lebih lanjut misalnya dikomunikasikan kepada beberapa rektor yang ada di Jawa Tengah. Ternyata sejumlah perguruan tinggi menyebutkan urgensi gagasan di seputar rahim bangsa ini untuk diangkat ke forum diskusi lanjut, dan sekaligus dibuatkan petisi mengenainya.

Acara yang berlangsung di Wisma Perdamaian tersusun sbb:

1- Pembukaan

2- Menyanyikan lagu Indonesia Raya

3- Sambutan Rektor

4- Diskusi, yang dipandu WR 1 Dr Musahadi MAg

5- Masukan dan Respon: Rektor USM, Unsoed, utusan Unnes, Rektor Dian Nuswantoro, UKSW, Prof Sejarah UNDIP, juga kalangan menengah dan kalangan muda.

6- Tausiyah K.H. Chabib Luthfi bin Yahya.

7- Pembacaan Petisi: 8 macam oleh WR2 Prof Dr Imam Taufiq

8- Penutup: penegasan tanpa penyimpulan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagi Padamu Negeri.

 

Acara berakhir dengan santapan siang bersama, di dalam ruangan Pertemuan Wisma Perdamaian, dengan masing-masing merasa puas dengan tawaran solusi Rahim Bangsa ini (Erf).   

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *