Menulis di Koran Wawasan “Bermimpi Menjadi Negara Besar”
Konon yang namanya orang berbakat itu tidak mesti nyata-nyata benar berbakat. Akan tetapi, tatkala orang mencoba berkali-kali dengan tampil seperti orang berbakat, lalu bersungguh-sungguh tampil seperti berbakat, kemudian seperti berbakat, dengan penuh kesungguhan, maka tampilnya menjadi seperti berbakat. Maka jadilah orang berbakat pemimpin, kepala daerah, bahkan menjadilah presiden, seperti dialami banyak presiden yang menang setelah berkali-kali bertanding.
Namun tatkala sudah menjadi presiden, sekalipun tampilan awalnya canggung. Dengan dibakati, akhirnya jadilah seperti orang berbakat. Artinya, apa-apa memang perlu atau wajib dicoba dalam pelbagai persoalan, tak terkecuali negara. Asal ada kemauan bersama, tekad besar, tetap berusaha keras walau ada kekurangan dengan terus menyempurnakan diri, maka predikat besar bisa diraih.
Negara Makmur dari Masyarakat Plural
Dengan bakat di atas atau dibakati, saya teringat kepada kisah sejarah di masa Nabi Yusuf dalam al-Qur’an. Berawal dari mimpi raja: biji padi kurus dimakan biji padi gendut, dan sapi kurus dimakan sapi gendut, timbullah stimulan dan tafsir mimpi progressif. Dengan dibumbuhi kemauan kuat dan tekad mewujudkan, setelah didahului membuat peta ke depan, jadilah pada masa Nabi Yusuf a.s. suatu negeri di Mesir yang besar, yang dalam Al-Qur’an disebut negara adil dan makmur, atau Baldatun Thayyibah wa Rabbun Ghafur. Ia gambaran negara besar, yang maujud berkat karena perpaduan dan tekad bersama dalam sejarah yang bernyali besar.
Selain Nabi Yusuf, Nabi Muhammad saw pernah mewujudkan negara berkonstitusi pertama. Piagam Madinah adalah produk undang-undang dasar pertama dunia, yang lahir dari kesamaan perspektif, dan tekad padu dari masyarakat plural. Negara Madinah ketika itu, menjadi cikal-bakal sejumlah negara adi kuasa yang berkembang menjadi negara kuat, yang mempimpin dunia yang besar yang selama beberapa abad menjadi adi kuasa dalam sejarah.
Peta Nyali NKRI
Sudah saatnya kita mensyukuri NKRI, dan berkalkulasi untuk menjadi negara besar. Sebab, kalau negara hanya sekadar dicinta dan bersatu dan tidak teruji baik dari dalam dan dari luar, kita akan terus hanya sekadar bermental sederhana seperti negara baru merdeka dan belum bermental matang. Itu model negara kecil, sekalipun luasnya bisa lebar. Mimpi negara besar, setidaknya melalui kalkulasi berikut. Pertama, sudah berpenduduk besar dan memiliki wilayah luas serta berpengalaman besar. Kekuasaan Majapahit dimana Nusantara masuk kelas dunia adalah pengalaman yang mesti dilanjutkan lalu diperhebat. Kedua, Indonesia adalah negara beragama terbesar kelima di dunia yang sudah punya gaung agama moderasi yang punya konsep Tri Kerukunan beragama, yaitu rukun intern umat beragama; rukun antar umat beragama, dan rukun antara umat beragama dan pemerintah. Jika Amerika besar dengan agama Kristen Protestannya, India dengan Hindunya, Roma dengan Katholiknya, Thailand dengan Budhanya, maka Indonesia dengan Islamnya yang 87,2%. Ketiga, Indonesia adalah negara yang di-kemeceri dunia sehingga banyak pihak ingin merobek-robek negeri ini oleh kekuatan luar. Menghadapi yang terakhir, kita mesti punya nyali tetapi dengan bahwa semua negara besar itu mesti menghadari ujian. Yaitu ujian persatuan, ujian kerukunan untuk hidup mantap berhadapan dengan kekuatan lain dalam bentuk negara, tekanan asing, kedaulatan; dan ujian nyali pemimpin dari NKRI tercinta ini.
Ujian menjadi negara besar dalam mimpi ini butuh kesabaran yang bernyali. Tidak semua negara Islam di dunia punya falsafah dalam hidup bernegara, sehingga kerap rentan menghadapi perpecahan internal serta kurang daya tahan menghadapi rekayasa global. NKRI sudah memiliki Pancasila dan UUD 1945, yang mesti andal menghadapi tantangan berupa goncangan politik, ekonomi, ketahanan bernegara dan antar beragama atau ujian lain. Kita sudah sudah melangkah berada di antara negara-negara besar, mesti dilanjutkan ke yang membesarkan NKRI secara berkelanjutan (Ketua Umum MUI Kota Semarang & Guru Besar UIN Walisongo Semarang).
Sumber: Koran pagi Wawasan, 25-11-2016
Thanks designed for sharing such a fastidious opinion, article is
fastidious, thats why i have read it completely
Hello my family member! I wish to say that this article is
awesome, great written and include approximately all vital
infos. I would like to peer extra posts like
this .
hey there and thank you for your info – I have certainly picked up anything new from right here.
I did however expertise several technical points using this web site, as
I experienced to reload the web site lots of times previous to I could get it to load properly.
I had been wondering if your web hosting is OK?
Not that I am complaining, but sluggish loading
instances times will sometimes affect your placement in google and could damage your
high quality score if ads and marketing with Adwords.
Well I’m adding this RSS to my e-mail and can look out for much more of
your respective intriguing content. Ensure that you update this again very soon.
Nice blog right here! Also your site so much up very fast!
What host are you using? Can I get your affiliate hyperlink in your host?
I desire my site loaded up as quickly as yours lol
Nice respond in return of this matter with solid arguments
and explaining the whole thing about that.
whoah this blog is excellent i like reading your articles. Keep up the good work!
You realize, lots of individuals are searching round
for this info, you can aid them greatly.
Link pyramid, tier 1, tier 2, tier 3
Level 1 – 500 connections with integration contained in articles on article domains
Middle – 3000 URL +Redirect hyperlinks
Lower – 20000 references combination, comments, entries
Utilizing a link network is helpful for indexing systems.
Need:
One connection to the platform.
Key Phrases.
Correct when 1 search term from the content subject.
Remark the complementary feature!
Important! Top hyperlinks do not intersect with Secondary and 3rd-order hyperlinks
A link structure is a device for boosting the liquidity and link profile of a internet domain or social media platform