Menikmati Perjalanan Darat Kereta Api Indonesia PP Semarang – Jakarta [1]

Menyempatkan diri menggunakan waktu untuk berkunjung ke rumah anak-anak keluarga kita dengan mengendarai kereta api dapat memiliki daya tarik yang tersendiri. Apatah lagi jika dałam bepergian menggunakan pilihan waktu yang pas dengan saat-saat yang membawa hati benar-benar jadi senang, yaitu di saat apa perjalanan perginya dilakukan, dan di saat kapan pula pulangnya menaiki kendaraan pilihan ini. Sebut misalnya kereta api Indonesia, yang dilipilih, yang di akhir-akhir ini sudah kian  memiliki daya tarik untuk dikendarai oleh kaluarga, sendiri, atau berombongan.

Ke Bekasai
Saya pada bulan Juli 2023, mencoba memilih bepergian bersama istri di waktu malam hari dari Jawa Tengah. Dari Semarang, sengaja kami mencoba berangkat dari stasiun sebelumnya. Stasiun Poncol itulah tempat bermula kami menaik Kereta Api Indonesia “Tawang Jaya” kali ini. Eeh, ternyata nikmat juga berangkat dari tempat yang dipilih ini. Tujuan yang kami arahkan pertama kali  adalah Semarang Bekasi. Berangkat nya setelah anak-cucu kita sama beristirahat malam, yaitu pukul 21.55 dari Stasiun Poncol, dengan harapan akan sampai di tujuan Bekasi seperti yang direncanakan, yakni pukul 2.55. Seperti diperkirakan bahwa bepergian di malam hari, dalam kondisi nyaman akan cepat berangkat tidur, sehingga kenyama nan perjalanan begitu terasakan. Dan tahu-tahu tidak seberapa lama, sampailah kami di tujuan.
Sesampai di stasiun Bekasi, seperti yang diterima kabarnya dari telpon ananda Nia dan Akhyar, kami akan dijemput oleh anak menantu Mas Akhjar dengan disupiri oleh cucunda Amir.
Satu babak perjalanan pergi dengan kereta api dinikmati, dilakukan pada malam hari, sampai ditujuan di saat perginya.
Sesampai di rumah tujuan kunjungan, di Cikunir, disempatkan salat malam sampai selesai, lalu tidur hingga menjelang datangnya salat subuh. Selama di Cikunir, beberapa tempat silaturmi kami lakukan. Pertama, ke rumah adik sepupu kami Titik Hidayati Fahmi di Perum Wisma Kencana yang masih berdekatan jarak dengan Bekasi. Sudah lama kami yang berasal dari Bondowoso ini, tidak bertemu dengan Dik Titik Hidayati dan Dik Sofiyah Isnaini, yang sama berasal dari Kota Tape, Bondowoso. Setelah disuguhi santapan siang, maka silaturahmi kedua, dilanjutkan ke rumah Ibu Fumi, sekitar 15 km dari Cikurnir. Dua kali kami hadir ke tempat ini, ke rumah dimana dahulu sering dikunjungi oleh Almarhun Pak Faisal Tanjung. Masih disupiri oleh cucunda Amir, kami diantar dengan kendaraan Innova 2004 CC, begitu cepat sampat di rumah, yang di situ banyak melahirkan tokoh-tokoh pejuang tanah air yang tidak kecil jasanya bagi pembinaan bangsa ini dahulu dan ke depan. Setelah bermalam lagi di Cikunir, maka Kamis pagi seusai sarapan pagi di rumah makan Nasi Pecel Madiun di Jakarta itu, kami berangkat lengkap dengan nanda Akhyar menuju tempat salah seorang cucu kami yang sekarang sudah memasuki tingkatan SLTA. Ke Madrasah Aiyahlah, kunjungan kami arahkan dengan harapan bersama semoga rasa tenang dan tekun, dapat diwujudkan pada nanda Rubai’ah al-Adawiyah, yang kini selain menempuh pendidikan formal, juga meneruskan dengan menampah juz demi juz pembacaan Surah al-Qur’an. Syukur Alhamdulillah, di tempat tempaan barunya, cucunda dapat kita yakinkan untuk terus menempuh studinya dengan tenang dan tekun, demi masa depan bersama yang telah digariskan dalam cita-cita ke depan keluarga.

(bersambung)

246 thoughts on “Menikmati Perjalanan Darat Kereta Api Indonesia PP Semarang – Jakarta [1]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *