Pendidikan Salat untuk Anak (1)

Salat adalah amal penting di dalam kehidupan beragama. Pendidikan salat bagi anak perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan sinambung, sehingga ia menjadi bagian dari disiplin seseorang di dalam keberhasilan hidup ini. Dengan salat yang didisiplin dengan baik, maka keberhasilan demi keberhasilan diperoleh buat anak.

Demikian pokok-pokok pengantar topik “Pendidikan Salat bagi Anak” yang disampaikan Prof Erfan pada Cahaya Imani di RRI Pro-4, hari Senin, 24 Maret 2014 ini. Pokok-pokok penyampaian beliau disampaikan berikut ini.

1- Salat, menurut arti bahasa adalah doa. Sedang menurut arti istilah, salat adalah perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam  dengan syarat rukun yang sudah ditentukan.

2- Karena salat itu penting maka ia perlu diajarkan dengan metode yang tepat dan diusahakan sinambung dari waktu ke waktu. Di antara sekian banyak cara    mengajarkan salat kepada anak, bisa kita ditempuh metode: 0-7, 7-10, dan 10-dewasa.

0-7:sejak kecil anak didekatkan pada orang tuanya, kalau kita salat ada baiknya anak kita diberi kesempatan menyaksikan salat kita. Biar mereka memotret    dengan benar setiap hari bagaimana kita salat dengan benar; biarkan ia meniru salat kita dengan peniruan yang benar dan secara berkelanjutan.

7-10: kalau anak sudah biasa meniru salat yang benar dan sinambung dari orang tuanya maka anak ketika sudah berada di usia 7-10, biasanya sudah mulai terlihat baik dan tepat salatnya. Maka tinggal memantau salat anak untuk dilanjutkan sambil didisiplin dengan yang terbaik. Dengan begitu salat sudah menjadi kebiasaan yang tidak boleh ditinggal. Jangan sampai ia ditinggal.

Kalau ia ditinggal, padahal sudah dipantau dengan disiplin sebelumnya, maka kalau anak juga masih meninggalkan apa yang telah menjadi kebiasaan dari    salatnya maka (jika dipandang perlu) si anak dipukul (berdasar kasih sayang)  pada salat anak kita.

10-dewasa: begitu salat sudah menjadi kebiasaan anak, maka teruskan  dengan lebih mantap dengan dibiasakan berjamaah. Mula-mula ayahnya  menjadi imam, dan ibunya menjadi makmum, serta diikuti anak-anak kita. Demikian sampai menjadi biasa. Dan setelah anak biasa, diberi kesempatan anak laki-laki menjadi imam yang dimakmumi oleh yang lain. Dan seterusnya yang lain juga diberi kesempatan praktik salat berjamaah dengan mantap.

3. Siapa yang terbaik mengajar salat bagi anak? Menurut Prof Erfan pengajar  dan pendidik terbaik salat bagi anak-anaknya adalah kedua orang tuanya. Diopeni secara intensif oleh Ibunya, dipantau praktiknya secara benar dan sinambung oleh ayahnya. Anak dididik dan diberi contoh langsung oleh kedua orang tuanya sampai salat anak benar-benar baik. Dengan salat diajarkan oleh kedua orang tuanya maka kedua orang tuanyalah yang mendapatkan “amal jariyah” dari salat anak kita karena orang tuanya sendirilah yang mengajar salat bagi anak-anaknya. Jika gurunya yang mengajarkan atau mendidik salat, maka sang gurulah yang meraih amal jariyahnya.

4. Sebagai pendidikan yang terbaik bagi anak, maka salat itu perlu dididikkan dengan mempraktikkan tiga (3) hal utama:

1) Keteladanan: orang tua membiasakan dirinya meneladani dan diteladani oleh putera puterinya dalam melakukan salat;

2) Pembiasaan: biasa melakukan salat bersama anak-anaknya secara berjamaah adalah pendidikan yang baik; minimal kalau sukar diajarkan 5 waktu dapat        dibiasakan dalam salat berjamaah 3 waktu, yaitu maghrib, isyak, dan subuh.

3) Diangkremi: salat anak-anak kita jangan lupa terus dipantau; sejak masa  kecil sampai mereka dewasa, sepanjang usia kita. Karena salat yang terbaik,  adalah salat yang diajarkan seumur hidup kita. Dan pada gilirannya, orang tua yang mengajarkan salat (pada gilirannya) disalati oleh anak kita, yaitu   salat jenazah: tatkala kita (nanti) sudah wafat meninggalkan dunia ini.

Demikian, akan disambung lagi pada kesempatan yang akan datang; semoga   uraian ini bermanfaat adanya (Erfan, 24-3-2014).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *