Rebu Wekasan: Ikhtiar Selamat dari Bencana Alam

Setiap Rabu terakhir dari bulan Safar, kita diingatkan kepada suatu ilham. Yaitu ilham yang diberikan oleh Allah Swt melalui bisikan kepara hambanya, terutama hamba yang hatinya bersih dan jernih sehingga jelas dalam menerawang kejadikan di alam semesta ini. Sebagai hasil terawangan, tentu informasinya itu bukanlah wahyu seperti yang diturunkan kepada Nabi; juga bukan ayat, atau hadis, atau yang serupa itu, tetapi berupa bisikan dari alam ghaib, berkaitan dengan apa yang akan terjadi dan bisa terjadi sesuai dengan yang dibisikkan. Itulah gerangan bisikan, yang salah satunya berupa bisikan mengenai Rabu Wekasan, atau Rabu Pungkasan, jelasnya hari Rabu terakhir di setiap bulan Shafar dalam kalender hijriyah.

Ilham dan Kejadian

Inti ilham yang diterima berkenaan dengan ilham Rabu Wekasan, bahwa pada hari Rabu pungkasan di bulan shafar itu diturunkan sekitar 320.000 jenis balak. Bisa jadi hal itu diturun kan sebelum saat itu atau sesudahnya, yang disebut-sebut adalah di sekitar Rabu Wekasan.

Entah itu bukti entah apa, ternyata di berbagai tempat di seputar saat menjelang dan sekitar Rabu terakhir Safar itu banyak kejadikan yang kita saksikan. Kejadian tanah longsor di Banjar Negara, yang menyebabkan puluhan rumah tertimbun tanah dengan segenap penghuninya. Sekalipun itu tidak disebut sebagai bencana nasonal,  namun kehadiran Presiden Joko Widodo di tempat kejadian, dengan menyumbang Rp 1.000.000,- pada setiap jiwa korban menandakan bahwa bencana itu bukan bencana skala kecil.

Kejadian penyanderaan di Kafe di Sydney Australia, juga kejadian. Dilihat dari sudut tempatnya memang kecil, tetapi tidak dapat dibilang kecil mengingat hal itu sebagai salah sebuah pola baru dari sesuatu yang jika dilakukan di tempat lain, tidak mudah penyelesaian nya. Penyandera perorangan Man Haron Monis, masih dicari-cari motif utamanya, ia melakukan hal itu karena apa. Dan kenapa dia mengambil kafe sebagai modus kejadiannya, dan mengapa juga dilakukan seorang diri? Kita belum sepenuhnya tahu hal ini.

Beberapa waktu sebelumnya, ada seorang Manteri Palestina mati dicekik oleh tentara Israel. Suatu kejadian yang tidak perah terjadi sebelumnya di dunia ini.

Tentu masih banyak deret kejadian yang bisa dihadirkan sebagai contoh di belahan dunia ini. Bukan karena dicari-cari, tetapi memang terjadi di seantro jagad raya ini.

Solusi: Sesuai Syari’at dan Bertentangan Syari’at

Menghadapi kejadian atau kemungkinan balak, kita dapat kembali kepada jalan agama. Misalnya, apa yang dianjurkan oleh pemuka agama untuk melakukan salat hajat atau sunnah mutlak yang diiringi dengan sedekah dan doa dijauhkan dan keselamatan dari segala balak, mara bahayah, adalah baik dilakukan. Waktu tepatnya, bisa fleksibel; yang penting masih di sekitar hari Rabu ini, bisa pagi, siang, atau sorenya.

Namun, yang paling penting di situ ada pelajaran kita bersedekah bagi sesama sebagai wahana kita menolak balak, agar tidak menimpa kita.

Jalan atau solusi ini tampaknya lebih tepat dan tidak bertentangan dengan etika keagamaan yang dibenarkan syari’at, dibanding dengan misalnya yang berlangsung selama ini. Ada saran melakukan salat sunnah Rabu Wekasan, yang memang nyata-nyata tidak ada dasarnya dari agama.

Akhirnya, mari di akhir tahun ini, kita melakukan sesuatu yang tetap benar dan  baik. Tidak melakukan apapun yang melanggar tatanan syarak, sehingga menjelang dimasukinya awal tahun baru 2015, banyak hal positif yang kita alami, yang akan membawa kita senang, tenang, bahagia memasuki tahun baru 2015 masehi/1436 hijriyah.

Semoga semua rencana kita dapat terlaksana dengan baik, lancar dalam bertugas, mendapat rezeki yang halal, banyak, dan berkah. Terhindar dari segala balak. Amin (Erfan S).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *