Ada Memang Kenyataan: Rezeki yang Menjumpai Seseorang
Manusia yang menjalani kehidupan akan selalu berurusan dengan apa yang biasa kita sebut dengan rezeki. Dengan rezeki yang berkecukupan, hidup ini lebih lancar ditempuh sehingga sukses demi sukses dapat diperoleh dengan relatif mudah, yang tentu berbeda dengan rezeki sulit alias cupet, yang untuk menunaikan ibadah saja kita menjadi sukar karena jauh dari kelancaran menjalankan aktivitas dalam kehidupan ini. Dari situ maka rezeki selalu diikhtiarkan dengan berbagai cara, antara lain, dengan cara kita menjemput rezeki baik dengan bekerja di sektor swasta atau di sektor negeri yang ada di bawah lindungan langsung dari negara.
Di dalam kehidupan, selain rezeki itu dijemput, ditemukan suatu kenyataan yang tidak baik untuk ditutup-tutupi, karena memang ada di dalam realitas alam semesta ini.
Rezeki Mendatangi Manusia?
Pada dasarnya pengaturan rezeki tidak dapat dilepaskan dari pembagian sang Pencipta kita. Rezeki seseorang itu banyak atau sedikit yang diterima tidak dapat dilepaskan dari izin-Nya kepada hamba yang berhak menerimanya. Dalam hal rezeki yang dijemput, itu adalah rezeki bagi umumnya makhluk Tuhan yang hidup sebagai kaum awam atau di atasnya, sebagai umumnya rakyat memperoleh. Namun rezeki yang mendatangi hamba adalah berkaitan dengan hamba yang punya linuwih, punya aktivitas yang khas karena dirinya begitu dekat hubungan dengan sang Pencipta, namun memang ada faktanya dalam kehidupan dalam realitas semesta.
Siti Maryam adalah salah satu contoh dari hamba Allah Swt yang ditampilkan realitanya dalam Kitab Suci Al-Qur’an dalam sebuah surah khusus yaitu Surah Maryam. Pada salah satu bilik di dalam al-Muhrab, tempat Siti Maryam mendekat Allah misalnya, ditemukan oleh Nabi Zakariya a.s. suatu jenis makanan atau buah yang mestinya ditemukan di suatu musim panas di situ ada makanan atau buah dari jenis musim dingin. Dan ketika sudah masuk di suatu musim dingin juga ditemukan oleh beliau adanya jenis makanan atau bebuahan untuk musim panas.
Penasaran atas kejadian yang ada dan dialami oleh Siti Maryam namun tidak dialami oleh dirinya, maka Nabi Zakariya a.s. bertanya: Annaa Laki Haaddzaa ‘dari mana kamu dapatkan makanan jenis musim selain dari musim yang sekarang ini (Maryam)?’ tanya Nabi Zakaria r.a. kepada Siti Maryam.
Dijawab oleh Siti Maryam, Huwa Min ‘Indillah ‘Makanan dari berasal dari Hadirat Allah’, Jawab Siti Maryam. Artinya, makanan itu berasal dari rezeki yang menjumpai atau mendatangi manusia. Semacam energi yang dikehendaki datangnya oleh kekuatan untuk dimiliki atau dimanfaatkan oleh manusia dan tentu dihalalkan baginya. (Erfan S)