Menghaturkan, “Selamat Hari Santri Nasional di Indonesia”
Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 ini, saya sekeluarga menghaturkan Selamat Hari Santri Nasional. Suatu hari yang dikenal dalam kamus orang-orang Indonesia, terutama dan lebih khusus sejak masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ungkapan Hari Santri Ini memang khas Indonesia. Umumnya orang-orang Indonesia yang berpendidikan Barat tidak mengenal banyak tentang hari ini. Namun, anehnya yang mengungkap ke permukaan dunia internasional mengenai santri ini adalah orang Barat, seperti Girtz dan Marteen van Bruinessententang; misalnya di dalam buku hasil penelitian mengenai Mojokuto; dia mengkategorikan manusia Insonesia berdadsarkan ketaatannya dalam beragama antara lain menjadi orang abangan dan kaum santri. Untung juga sejak Kemenag berubah kiblat mengenai orientasi pendidikannya maka kaum santri memperoleh angin segar dari perhatian masyarakat.
Eeh, begitu dilacak ke masa lalu, ternyata kaum santri inilah yang memiliki kepedulian besar berkenaan dengan negara di NKRI ini. Dengan bukti historis yang penuh keberanian, kaum inilah yang ternyata melalui perjuangan yang menewskan begitu banyak korban, ternyata mereka memiliki bukti menggagalkan pembrontakan NICA di Surabaya. Mereka yang hanya terdiri dari orang-orang Islam, yang lebih khusus terdiri dari para santri yang jumlahnya puluhan ribu. Itulah yang ternyata mengangkat senjata melawan NICA sehingga dapat merobek bendera tiga lapis: merah, putih, dan biru menjadi hanya tinggal: merah dan putih (dan tanpa biru lagi). Itulah dia Indonesia.
Selamat ya Para kaum santri, semoga yang menjadi syuhada dulu, diampuni segala dosa-dosa, dan diterima perjuangannya menjadi penegak syahid di NKRI ini, dan menjadi penghuni surga Amin Amin Amin (Erfan Subahar).
admin
0