Ungkapan Hikmiyah Ke-22

211. Membaca menambah ilmu dan wawasan yang fantastis, terutama membaca Al-Kitab yang berisi lebih 6.300 ayat Allah dan juga membaca alam semesta. Pada kedua bacaan itu tertulis dan terpampang ayat Qur’aniyah dan ayat Kauniyah Allah Swt bagi umat manusia (Erfan S, 14-4-2014).

212. Mereka yang tekun dan sabar istikamah membaca, menghasilkan khazanah yang tak terhingga. Karena ayat Qur’aniyah dan ayat Kauniyah tidak pernah habis dibaca. Semakin mengulang membaca, kita makin menemukan inpirasi baru yang tak pernah kering (Erfan S, 15-4-2014).

213. Melakukan rihlah ilmiah termasuk teknis praktis menguak data. Misalnya, para ahli hadis sewaktu mengumpulkan data untuk pembukuan hadis melakukan kunjungan, baik untuk menerima ijazah hadis, menerima dekte teks hadis, maupun mencocokkan data keilmuan hadis (Erfan S, 16-4-2014).

214. Imam al-Bukhari dan pemuka hadis lain, tekun dan sabar melakukan rihlah; selain untuk wahana silaturahmi, berguru, juga memperkukuh jaringan keilmuan plus modal sosial untuk menambah dan memberkaya ilmu pada masanya dan masa depan (Erfan S, 17-4-2014).

215. Berkonsultasi juga dapat dilakukan ketika rihlah. Dengan maksud memecahkan masalah, baik teori atau metodologi, termasuk dari kearifan lokal, atau menambah informasi bagi pelurusan kekeliruan pemikiran atau konsep, bisa menemukan jalan keluar ketika rihlah (Erfan S, 18-4-2014).

216. Ternyata konsultasi dapat menambah, mengembangkan, atau meneguhkan ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang dikonsultasikan. Asal kita siap berdialog yang terencana matang, dan siap mengolah data hasil konsultasi, maka data faktualnya dapat membesarkan harapan (Erfan S, 19-4-2014).

217. Melakukan wawancara dapat menambah ilmu. Asalkan trampil bersoal jawab sesuai pokok masalah dan secara to the poin mengorek data, maka perolehan data ilmu dan pengembangannya mudah didapat, hingga suatu artikel mudah disajikan dan diabadikan untuk kehidupan (Erfan S, 20-4-2014).

218. Kemampuan menyoal masalah dengan rumus WH: w1 (what): maksud-tujuan, w2 (where): mengapa di situ, mestinya?, w3 (when): kapan, mengapa waktu itu, kapan mestinya, w4 (who): siapa, siapa orang seharusnya?, dan h (how): cara, sarana, arti; mempermantap tambahan ilmu (Erfan S, 21-4-2014).

219. Mendengarkan ceramah adalah sarana menguak ilmu yang tak terhingga, namun hasilnya sering menguap tanpa kejelasan. Selain karena mendengarkan tidak terlalu mudah, juga merekam dan mengolah hasilnya nyaris tak pernah kita lakukan (Erfan S, 22-4-2014).

220. Di antara langkah bijak beroleh ilmu dari ceramah; siap hadir sebelum acara dengan membaca alat perekam handphone atau notes perekam: rumus, ungkapan tepat, uraian hikmah, dan penyimpulan. Dari situ, informasi ahlinya diolah lagi agar mendorong inspirasi berbuat dan beramal produktif (Erfan S, 23-4-2014).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *