Ziarah dalam Rangka Dies UIN Walisongo Ke-54 Ke Pulau Madura

Beberapa hari Sebelum datangnya bulan Ramadhan,sejumlah anggota Senat UIN Walisongo ditugaskan untuk berziarah ke Pulau Madura. Tepatnya pada hari Jum’at, 8 Maret 2024 pk 16.30 kami diberangkatkan dengan Bus Asy-Syifa menuju tiga tempat yang yaitu Makam Syaikhona Kholil di wilayah Bangkalan, Makam Sjekh Syamsuddin di wilayah Pemekasan, serta Syekh Yusuf al-Hasani di wilayah Sumenep.

Ke Syaikhona Khalil Bangkalan Madura
Perjalanan walau sedikit mundur 30 menit dari rencana, tetapi sampai di tempat sesuai dengan rencana. Setelah beberapa waktu melintasi jembatan Suramadu, yang melintasi Surabaya ke Bangkalan Madura, pada jam 11.00 rombongan sudah sampai ke Asta/Makbarah Kiai Kholil yang ada di Pojok Masjid Jami’ Bangkalan itu. Di situlah para peserta ziarah langsung memposisikan tempat masing-masing setelah sebelumnya sama salat sunnah tahiyyatul masjid, untuk kemudian melakukan tahlil bersama. Disepakati bahwa tahlil pada ziarah pertama ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadi, MA beserta doa tahlilnya, yang didampingi sebelah kanan kirinya oleh Prof. Erfan Subahar dan Prof. Nur Khoirin, serta beberapa guru besar lain dan angota rombongan.

Cukup longar waktu yang tersedia pada kesempatan ziarah pertama ini. Namun tiap-tiap peserta memanfaatkan waktu dengan baik dengan ada yang menggunakannya untuk nyate ayam atau nyate kambing, manakala lainnya mencari oleh-oleh di malam hari, setelah didahului dengan berfoto bersama di seputar Masjid Jami’ Bangkalan Madura ini.
Beberapa waktu kemudian, rombongan bergerak meninggalkan wilayah Bangkalan untuk meneruskan perjalanan menuju daerah ziarah lain yang ada di wilayah Pamekasan.

Ke Syeikh Syamsuddin Batu Ampar
Perjalanan ziarah kedua diarahkan ke makam yang terdapat di wilayah Kabupaten Pamekasan. Pada jam dimana peserta enak-enaknya menikmati waktu tidur, perjalanan menujukan arah sesuai yang dikehendaki rombongan. Perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu lancar karena ada beberapa tempat yang mengalami kemacetan di malam hari, sehingga untuk berhenti salat malam pun tidak sempat dilakukan, sehingga banyak dari anggota rombongan melakukan salat tahajud dengan bertayamum lalu melakukannya di dałam kendaraan. Akhirnya, sampai juga kita ke tempat parkir bagi penziarah ini dua puluh menit sebelum datangnya waktu subuh dengan turun dari bus lalu menaiki sepeda motor dengan membayar transport Rp 10.000,- perkepala, sehingga sekitar sepuluh menit sebelum subuh sampailah kita ke makam ziarah yang dituju di Batu Ampar Pamekasan ini.
Setelah menyelesaikan tugas masing-masing di toilet dan mengambil air wudhu, maka setelah menunaikan salat sunnah fajar atau qabliyah subuh, maka rombongan sama menunaikan salat subuh yang diimimi Prof. Nur Khoirin. Setelah masing-masing peserta berdzikir dan berdoa, acara dilanjutkan dengan tahlil yang dipimpin oleh Prof.Erfan Subahar sedang doa tahlil dimohonkannya kepada Prof. Musahadi, Prof Ibnu Hadjar serta Prof. Ikhrom. Setelah peseta masing-masing menyampaikan nawaitu pribadinya bertawassul sesuai dengan maksud masing-masing secara individual, rombongan segera meninggalkan makam Syekh Samsudddin Batu Amper menuja tempat parkir bus yang dinaiki dalam acara ziarah ini.
Selama berada di area parkir, acara berlangsung agak bebas. Ada yang menyempatkan ngopi. Ada yang karena tidak tahan,memilih mandi. Ada yang jalan-jalan melihat lingkungan sekitar dan mencoba-coba membeli krupuk yang masih hangat. Sebagian yang lain, ada yang meminta dipijat sambil berdiri kepada tukang pijat yang datang mendekatnya, yang ditawarkan oleh segenap pemijat dengan bisyarah yang relatif terjangkau oleh pelbagai kelas peserta.
Setelah dirasa cukup waktu jedah bakda ziarah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju wilayah Sumenep, wilayah belahan paling timur dari Pulau Madura.
Selama berada di Pamekasan, banyak data yang digali dan diperoleh sebagai tambahan pengalaman. Pertama, diperoleh informasi bahwa masih ada Syekh Abdul Manan dan Tokoh lain yang tidak jauh dari tempãt itu yang juga bisa diziarahi oleh banyak kalangan. Kedua, data lain digali atas usulan Prof Erfan dalam acara dialog beragama yang diperoleh lebih lengkafp ketika berdiskusi di dałam bus sambal melanjutkan perjalanan.

Menuju Sumenep
Perjalanan ziarah berikutnya ditujukan ke wilayah Timur Pulau Madura yaitu ke Kabupaten Sumenep. Ada dua tempat yang ditawarkan kapada peserta untuk dipilih untuk dikunjungi dalam berziarah kali ini, yatu di Asta Tinggi dan Makam Syakh Yusuf al-Hasani.
Sesampainya di Kota Sumenep, peluang mandi pagi peserta terbuka luas. Apa yang diinginkan peseta bertemu dengan kenyataan, karena setiba di Masjid Jami’ Sumenep yang cantik nan indah itu, di kanan kirinya disediakan tempat mandi dan ruang istirahat bagi para tamu yang datang berkunjung atau ziarah. Alhamdulillah, di situllh sałat dhuha dilakukan oleh para anggota rombongan, dan di situ pula kami disambungkan dengan banyak pengalaman oleh Dr Dedi Mulyadi, alumni program doktor ilmu falak UIN Walisongo Semarang, yang begitu sigap menerima kehadiran kami dan memberi santapan makan pagi agak siang dengan sajian minuman yang mumpun, sejak minuman kelapa masing-masing satu, dan santapan lezat berlauk cumi-cumi, rajungan, utak-otak tengeri dll, yang tentu saja dapat disantap para angota rombongan dengan rasa lezat, nikmat, nyaman … cak.
Dengan pertimbangan sama berziarah ke tokoh keagamaan dan kemaslahatan beliau bagi map. Maka pilihan fokus jadinya ke Makam Syekh Yusuf yang kuburnya diziarahi dengan menyeberang laut yang tidak begitu jauh berada di seberang sana. Dengan menaiki kapal veri lalu menaiki becak Rp 20.000,- maka sampailah di tempot berziarah itu. Ternyata Syekh Yusuf yang dimaksud di sini, bukan Syekh Yusuf al-Makassari tokoh Makassar yang dimakamkan di Afrika sana atau di Makassar seperti dipersepsikan oleh anggota ziarah sebelumnya. Namun, tokoh di sini adalah tokoh yang memiliki sanad keturunan hingga ke sayyidina al-Hasan cucu Rasulullah saw.
Setelah mengimami salat zhuhur dan ashar jama’ takdim qashar, Prof Erfan sempat memimpin acara tahlil, yang doanya dipersilahkan untuk disampaikan oleh Prof. Fatah Syukur dan Prof. Abdurrahman yang diakhiri bersama dengan pembacaan Maulayyashal dan Salawat.

Pada waktu salat ashar tiba sedang jadwal kunjungan sudah selesai, maka kabar akan segera pulang sudah terdengar. Semua tempat kunjungan sudah selesai diziarahi. Tekad menempuh perjalanan tinggal dua pilihan, mampir nyantap bakso di Pamekasan dan nyantap makan malam di rumah makan Bebek Sinjai Bangkalan. Yang paling akhir ini sama menjadi incaran untuk dinikmati para anggota rombongan. Dan setelah benar-benar menikmati santapan malam, semuanya terkesan dengan nikmatnya bebek, sambel, dan teh sinjainya hingga tidak sedikit yang memesan untuk oleh-oleh keluarga sepulangnya dari ziarah di Madura itu (Erfan Subahar).

4970

4,970 thoughts on “Ziarah dalam Rangka Dies UIN Walisongo Ke-54 Ke Pulau Madura

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *