Berhari Raya Ketupat Tahun 1436 H/2015 H di Solo
Pada tahun 2015 ini, hari Raya Ketupat yang berlangsung pada hari Jum’at, kami rayakan di Solo. Tepatnya di rumah Adik Ipar kami, Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. di Solo, sambil juga menjenguknya yang sakitnya belum penuh pulih. Sudah bisa bersama salat jum’at, namun tangan kirinya belum bisa utuh bergerak baik. Ke Solo, kami berangkat pagi pukul 7.30 sampai di Solo pukul 10.15, menempuh perjalanan selama dua jam seperempat jam. Dari Semarang rombongan, menaiki Kikang Innova 2.000 cc, terdiri dari saya, istri, nanda Nia dan tiga anaknya, juga nanda Nora. Nabiel saat kemaren masih berhari raya di Jawa Timur, Bondowoso. Kami bersalat Jum’at dan Ashar di Solo dan kemudian, melakukan salat jamak maghrib isyak qasar di Kopi Banaran.
Menikmati jalan Tol Krapyak Bawen
Menuju Solo, kami melewati jalan toll baru, yang bersambung dari Krapyak ke Bawen. Jawa Tengah begitu cantiknya dilihat dari jalan tol baru yang diselesaikan hingga Bawen, karena melewati kawasan perbukitan yang di kanan kirinya tumbul pepohonan yang tertanam begitu bagus, ia menjadi penghias jalan menuju jalan yang dikehendaki yaitu ke Windan Baru Solo.
Rombongan pulang dari Windan Baru Solo, setelah salat ashar. Bersalat maghrib dan Isyak di Mushalla Kopi Banaran, yang setelahnya sempat menyantap kopi, nasi goreng berikut tahu dan ketela pohon goreng Bandanaran. Simpel namun cukup bermakna, karena pada pertemuan ini keluarga begitu akrab, sambil mendengar curhat nanda nora yang terlihat sudah longgar dadanya, menjelang selesai tugas pembuatan tesis dan penentuan ke depan dari kehidupannya. Rasa suka sudah tersungging di senyumnya, semoga semuanya segera dihiasi dengan fadhal Allah dan Rahmat-Nya, menuju penjalanan di akhir studi S2 nya di Sastra Indonesia UNDIP Semarang.
Rombongan yang sempat macet karena arus bali lebaran menjelang Terminal Tingkir Semarang, dan Toll Krapyak, sampai di rumah Beringin Ngaliyan sekitar pukul 20.30 WIB (Erf).