Berkunjung ke Bandung dan Kubah Emas Bogor
Pada hari Kamis malam, perjalanan ke Jawa Barat saya mulai. Saya berangkat dari Semarang menuju, langsung kota Bansung dengan Lathifah, istri, menaiki kereta api Harini Jurusan Surabaya Bandung.
Berangkat dari Semarang pk 10.45 dan tiba di Stasiun Bandung pk 04.55, lalu keluarnya dari stasiun Bandung via pintu sebelah utara.
Eh, di situ sudah ada nanda Nabiel, siap menjemput orang tuanya. Dia membawa kawan adik tingkatnya Abdul Haris dari Palembang. Keduanya suka menjemput kami dengan sepeda motor, untuk lalu dibawa makan di kafe dengan tempat kuliahnya di ITB.
Mulai di Bandung
Kunjungan pertama saya jadi mulai di anak bungsu di kawasan dekat dengan kampus ITB Bandung, baru sorenya saya menuju kota Bogor.
Di Bandung, saya tidak banyak menujukan diri ke berbagai tempat menarik. Mau ke Singaparna, kendaraan rental sukar diperoleh, maklum kontaknya mendadak di hari itu juga. Mau ke berbagai tempat wisata lainnya sulit, maklum sejak pagi hujan di Bandung terus turun. Akhirnya pilihan pergi hanya ke kawasan Cibaduyut, suatu tempat yang terkenal dengan spatu bagusnya, untuk nyari oleh-oleh dan melakukan salat jum’at. Syukurlah dua acara ini sama dapat dilangsungkan. Salat jum’atnya dilakukan di masjid jami di lingkungan Cibaduyut, dan perjalanan di Cibaduyut dapat dilangsungkan di toko-toko sekitar masjid, lalu diselesaikan dengan makan siomay dan teh anget, serta membeli es cream durian khas Bandung.
Dari Cibaduyut ini, tiga pasang sepatu cucu, sepasang sepatu Nabiel, satu dompet, dan dua sabuk bisa diperoleh.
Dalam keadaan diguyur hujan, sore itu saya mengendarai angkota pulang ke kos Nabiel, sambil mencari tiket ke Bogor, hanya saja urusan tikel ini yang belum hasil.
Baru sorenya setelah magrib, dua bus MGI yang sama bagus sudah siap di Terminal Bandung menuju ke Cibinong. Tepat pukul 18.45, bis MGI ini membawa perjalanan menuju Cibinong, dan kami dapat turun di 200 meteran setelah Citerep, guna menyetop teksi yang akan membawa kami ke rumah Naily di bilangan Taman Sukahati Permai 12A, kampung, kecamatan Cibinong.
Ketika di Bogor
Sesampainya di Cibinong, Bogor, karena sudah malam di rumah Naily Whildan, setelah diterima, lalu salat isyak, kami pun akhirnya istirahat, tidur malam dulu.
Depan Masjid Kubah Emas Depok Bogor
Pada hari Sabtu dan Ahadlah kami meresa senang hati. Apa yang direncanajan bertemu dengan kenyataan. Pagi Sabtu, setelah hujan deras, semua acara kami bisa jalan. Acara inti kami fokuskan ke satu tujuan dulu yaitu, berkunjung ke Kubah emas, yang berada di Desa Sawangan, Depok.
Ternyata di desa itu bukan hanya sebuah masjid. Tetapi, di situ, ada satu halaman rumah tangga luas sebuah rumah tangga muslim yang mengabdikan diri dari hartanya di jalan Allah. Di beberapa deret sebelahnya, ada juga pembantu yang telah ikut membesarkannya.
Di sekitar masjid Kubah Emas berdiri lingkungan yang sudah ditata apik. Entah berapa hektar tepatnya lingkungan iyu, ada petugas yang menyampaikan perlisan, bahwa lokasi itu berdiri di atas 70 ha tanah. Dari depan ada pintu masuk dan pintu keluar berdekatan. Ketika masuk, 100 meteran sebelah kiri sudah berdiri Masjid Kubah Emas yang diberi nama Masjid Dian al-Mahri, yang disebelah kanan dan depannya diatur beberapa bidang tanah dengan pohon dan rumput yang menghijau. Terus ke pokok kiri, di situlah dibuat parkir kendaraan yang luas, sehingga bus dan mobil pribadi begitu mudah memarkirnya. Sementara sebelah kiri masjid berdiri gedung-gedung megah, yang terdiri dari gedung peristirahatan rombongan, geding tempat pernikahan, dan persis utaranya masjid, di situ berdiri sebuah rumah megah dengan tipe yang sangat besar.
Foto ini Berlatar Rumah Pemilik Masjid Kubah Emas ini
Suasana masjid
Rasanya kita belum puas, jika hanya berkunjung di luar masjid. Karena suasanya di dalam masjid, tak kalah indah. Kita masuk masjid, mula-mula melewati ruang bagus yang di situ sebelah kirinya ada tempat penitipan sandal di sebuah ruanganbagus. Di sebelah kanannya, tempat wudhu laki-laki yang di sebelah kanannya ada kamar mandi, ruang tempat buang air kecil, lalu ke luar dari sebe lah selatannya sedikit dengan berjalan agak naik. Di siti kita disiapkan masuk masjid. Sementara jika menoleh kesebelah kiri atau utara, di situ kita saksikan tempat, megah yang seimbang dengan indahnya istana negara, atau malah lebih bagus, karena tempat itu dihiasi dengan taman bunga dissrtai pepohonan yang ketika itu buah rambutannya sedang mulai matang. Rumah yang dihiasi dengan keramit pada seluruh dinding dan lantainya demikian cantik.
jangan berhenti di situ, karena itu rumah manusia. Ada baiknya kita terus ke Baitullah. Kita duduk-duduk di masjid, sambil merefleksi diri atas kebesaran Allah, melihat pengalaman di dalam masjid,
menyaksikan di dalam masjid, kita merasakan keindahan. Sejak lantai yang dilapisi karpet indah. Ornamen tembok yang selain berkeramik juga dihiasi lapisandinding yang berhiasi syahadat dan kehidupan beruntung. Dan banyak lagi aktivitas lain? Mau menyaksikan sendiri? Silakan (Erf).