Cuplikan Info: Dari Ulama Perempuan Indonesia di Cirebon

Ada beberapa hal penting yang kami kutip dari pertemuan Ulama Perempuan di Cirebon. Pertama pernyataan yang dikutip dari ungkapan Menteri Agama, dan rekomendasinya. 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Penutupan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2017 menyatakan sbb:

Saya merasa kongres ini luar biasa tidak hanya substansi yang dikaji, tetapi juga prosesnya. Karena ini sepenuhnya merupakan inisiatif masyarakat dari kaum perempuan. Lalu mereka berupaya untuk membuat satu kongres (ulama perempuan) pertama di dunia, di Cirebon ini.

Dari kongres ini saya mencatat 3 hal makna strategisnya:

1. Kongres ini berhasil memperjuangkan keadilan dalam relasi laki-laki dan perempuan, karena akan memiliki tingkat urgensi yang cukup tinggi. Seringkali ayat-ayat suci, karena pemahaman yang terbatas, langsung maupun tidak langsung mempengaruhi aspek (keadilan gender) ini;

2. Kongres ini mampu melakukan tidak hanya pengakuan tetapi juga revitalisasi peran ulama perempuan;

3. Kongres berhasil meneguhkan dan menegaskan bahwa moderasi Islam harus senantiasa dikedepankan. Islam yang tidak menyudutkan posisi perempuan. Dan, sekali lagi, isu ini kini semakin relevan, sehingga (KUPI) berdampak pada kemaslahatan bersama untuk peradaban, di mana Islam dapat memberikan kontribusi bagi peradaban dunia.

Sementara respon saya soal rekomendasi KUPI:

Regulasi UU Perkawinan. Judicial Review tentang batasan usia menikah dari 16 tahun menjadi 18 tahun ditolak karena menurut para hakim ini adalah kewenangan legislatif. Mereka (para hakim) khawatir ketika ada kebutuhan meningkatkan usia, karena sudah masuk judicial review maka tidak bisa dinaikkan lagi. Karena pemerintah juga punya hak untuk melakukan review, maka saya akan coba bawa rekomendasi kongres ini (kepada pemerintah). Diharapkan kongres ini bisa merumuskan rekomendasinya menjadi lebih teknis.

Terkait rekomendasi Ma’had Ali untuk perempuan kami membuka diri. Saat ini sudah ada 13 ma’had ali. Kami akan mempersiapakan kurikulum dan segala sesuatu yang terkait ma’had ali. Ma’had ali penting sekali untuk memperbanyak ulama perempuan.

Disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Penutupan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Kamis 27 April 2017, di Pesantren Kebon Jambu Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. KUPI 2017 adalah kongres pertama yang dihadiri lebih dari seribu orang yang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga 15 negara lainnya.

Ulama perempuan dunia yang hadir dalam kongres yang digelar 25-27 April 2017 ini di antaranya: Mossarat Qadeem (Pakistan), Zainah Anwar (Malaysia), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Sureya Roble-Hersi (Kenya), Fatima Akilu (Nigeria), dan Roya Rahmani (the Ambassador of Afghanistan in Indonesia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *