Menapak TPQ Min Barakatil Qur’an

TPQ Min Barakatil Qur’an adalah nama Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang didirikan di seputar rumah Prof Erfan. Mula-mula dimulai dengan mendididik santri perempuan, terus berkembang satu santri demi satu santri, yang sama lulus Iqra mengkhatamkan Al-Qur’an. Sekalipun sudah ada santri laki-laki yang didaftarkan untuk menjadi santri asuh, mula-mula hal itu belum menjadi minat keluarga.

Setelah beberapa kali santri perempuan khatam Al-Qur’an, dan Prof Erfan sudah siap mengasuhnya secara berkelanjutan, maka diterimalah santri laki-laki. Mereka dari berbagai usia, dari yang setingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, hingga yang bersekolah di SMP. Dari waktu ke waktu, santri laki-laki ini bertambah. Dan sekarang, jumlah santri laki-laki sudah lebih banyak dari santri perempuan.

 

Asal Usul

Para awal berdirinya, para santri itu menempati tempat mengaji yang sangat sederhana. Yaitu, menempati ruang keluarga dan ruang tamu dari rumah pengasuh, H. Erfan Soebahar, yang beralamat Jalan Anyar, Beringin 02/06, Ngaliyan, Semarang KP 50189. Ruangnya berukuran 4 x 10 ditambah 3,5 x 3,5, yang menampung hingga 40an santri. Dimulai pada bulan April 1994, sepulang keluarga dari Studi di S2 IAIN/UIN Ujung Pandang.

Setelah melaksanakan shalat maghrib berjamaah, para santri memegang kitab apa yang ada di depannya, sejak dari Iqra’ jilid 1 hingga jilid 6, hingga Al-Qur’an Juz 1 hingga juz 30. Dari Jumlah 4 orang, lalu 40-an, jumlah para santri terus berkembang yang sekarang mencapai 57 orang. 

Ada tiga aktivitas yang menjadi unggulan utama kegiatan TPQ yang sekarang sudah memiliki tempat permenen di Mushalla Fauzun Najihin itu. Pertama, Membaca dan Menulis Al-Qur’an; Kedua, Pendidikan Akhlak Praktis; dan Ketiga, Pendidikan Disiplin dan Karakter.

 

Aktivitas Sekarang

    Sekarang, setelah mematuhi tahun yang ke-19, beberapa aktivitas menjadi bagian dari kegiatannya.

   1-Membaca dan Menulis Al-Qur’an; peserta didik selain diajari membaca me reka juga diajari dengan menulis Arab yang tak lain dari tulisan Qur’an itu sendiri, sehingga para santri sama dapat melek dari tiga buta: buta aksara Latin, buta aksara Arab, dan lainnya;

  2-Pendidikan Akhlak Praktis; peserta didik selain diajari membaca juga diperkenalkan dengan apa yang sehari-harinya dilakukan, yaitu dikenalkan dari dekat bagaimana beretika yang benar di dalam kehidupan ini;

   3-Pendidikan disiplin dan karakter. Dengan pendidikan yang ketiga ini, para santri selain mengenal baca tulis mereka juga didekatkan bahkan dibiasa kan berprilaku yang etis.  

Ngaliyan-20130712-00396

Di antara santri laki-laki bergambar bersama 2013

Ke Depan

Mengantisipasi ke depan, TPQ Min Barakatil Qur’an ini  sengaja tidak dibuat ramai dengan pengeras suara. Aktivitas baik ngaji, salat, maupun pengantar pengajar an, menghindari suasana bising. Maka hampir dalam semua hal, kecuali Selamatan Khataman Santri, semuanya tidak memakai pengeras suara (Erf; 10-7-2013).

35 thoughts on “Menapak TPQ Min Barakatil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *