Mengadakan Temu Alumni Perdana SP-IAIN Jember 1975
Temu alumni perdana lulusan SP-IAIN Jember 1975 alhamdulillah akhirnya benar2 terwujud dan diwujudkan sesuai rencana. Pada hari Jum’at, 21 Juni 2024, Kawan yang sudah 49 Tahun tidak bertemu itu, diluar dugaan menjadi benar-benar bisa di alam nyata di Kelompangan Jember atas Izin Allah Swt.
Aneh tapi Nyata
Sungguh benar-benar tak terbayang di pikiran akan adanya temu alumni seperti yang dialami ini. Dan benar2 aneh juga, kita sepertinya tdk keluar ucapan karena seperti sukar dipercaya; saya dan Kawan-kawan hingga 3 hari lamanya tidak keluar komentar atas kejadian yg mencengangkan itu. Maklum ini baru kejadian pertama setelah 49 tahun kita berpisah krn sama lulus dari tingkat pendidikan SLTA di SP-IAIN Sunan Ampel Jember di tahun 1975 itu.
Saya, penulis catatan spontan ini, berharap semoga pertemuan ini bukan untuk yang terakhir kalinya, sekalipun ini baru terjadi di usia yg kita tidak muda lagi; kepala enam [6] dan sebagian sudah kepala tujuh [7].
Masya Allah, aneh tapi benar-benar bisa wujud di alam nyata ini menjelang akhir Juni 2024 ini.
Sebagai teladan bahwa ini benar2 wujud atas taufiq Allah di sini dicatat. Di antara 35 orang siswa alumni, yang sdh 7 orang dari kawan2 kita sdh meninggal, lumayan juga yg datang para peserta temu perdana: ada yang dari wilayah Banyuangi, dari wilayah Jember, dan bahkan dari Bondowoso yg sekarang ada di Semarang.
Dari jauh-jauh pun mereka sama datang ke pertemuan kali pertama ini. Ada yang bisa datang bersama-sama rombongan. Ada yang datang dg keluarga dg membawa isteri dan kawan. Juga ada yg datang dengan kendaraannya sendiri. Ada juga yg datang dengan spontan sendirian atas kesadarannya. Namun, ada juga tapi apa boleh dibuat, yang tidak sempat datang, sekalipun jarak tinggalnya tidak jauh dari tempat pertemuan di Kelompangan, Jember, Jatim itu. Allah sungguh-sungguh memberi taufiq kepada yang datang dengan segala kesadaran mereka masing-masing dalam keadaan dirinya sehat dan sempat. Bagi yang belum, siapa tahu pada masa yang akan datang dia bisa hadir menjadi saksi sejarah bahwa di saat sehat dan sempat, bisa saja orang itu tidak hadir karena ia ditakdirkan untuk tdk hadir di saat temu perdana itu. Sungguh, Allah Maha Hebat atas kobernya hamba dg waktunya.
Kesepakatan
Sebagai buah kenangan, maka ada kesepakatan diam-diam dari temu perdana 21 Juni 2024 kali ini. Ya biar pertemuan ini bisa berwujud lagi dengan lancar di masa yang akan datang, panggilan di antara kita, diambil yg sederhana saja: dilepaskan segala atribut, sebutan, titel, lagob yang sekarang melekat dalam diri kita. Cukup dipanggil dengan sebutan seperti masih sekolah Espe dahulu.
Misalnya, memanggil Cak Makmun, Cak Gito dan Cak Safi’ tetap seperti itu saja kita memanggilnya di masa usia di kepala enam [6] atau tujuh [7] ini. Bagitu juga panggilan Yu/Neng Nur Jannah, Yu/Neng Nuryatun serta Yu/Neng Supriyami, dibiarkan saja dipanggil spt itu. Lebih segar, menjadi kawan “sejati” di dunia skrg hatta di akhirat di masa yg akan dstang.
Akhirnya, begitu dulu catatan saya atas temu dań silaturahim perdana ini. Disadari bahwa tentu masih ada kekurangan di dałam acara yang asal sekadar siap jadi ini.
Maka untuk melengkapinya biar Cak Makmun, Cak Gito, dan kawan-kawan lain yang melengkapi catatan ini.
Atas kekurangan, diharap dilengkapi, atas kekhilafannya diharap untuk diberi masukan dan saran.
Semoga, Allah SWt akan menganugerahkan kita selalu sehat dan umur panjang sehingga bisa bertemu lagi di lain kesempatan. Amin (Erfan Subahar)