Menghadiri Resepsi Nikah Nanda Wulan dan Bona di Bidakara Jaksel
Pernikahan adalah upacara penting yang merupakan kehormatan bagi setiap keluarga yang memahaminya. Karena ia adalah penyempurna dari keberagamaan seseorang yang diperintahkan oleh agama untuk menyelenggarakannya, sebagai pertanda bahwa seseorang telah memiliki resmi dari calon istri atau calon suami yang sudah diikatnya. Begitu masa pertunangan telah resmi dimasuki, masa itu baru masa secara teori seolah memilikinya, namun yang tepat bahwa telah memiliki dan bolehnya memperlakukan apapun yang asalnya belum halal lalu menjadi halal adalah masa pernikahan ini, yakni momen yang diawali dengan akad nikah lalu diikuti dengan selamatan pernikahan yang biasanya berbentuk resepsi pernikahan.
Acara Memiliki Secara Legal dan Diridhai Allah
Calon siapapun harus berikhtiar memiliki pasangan yang halal bagi dirinya. Mereka bisa datang ibarat sang kumpang …. dengan sang bunga yang semerbak harumnya, yang ada di depan penglihatannya. Bunga-bunga itu tentu saja bisa banyak jumlah dan jenisnya, layak saja berapa pun untuk dicoba dulu diendus dengan hidung si kumbang. Karena siapa tahu, bahwa nanti akan menjadi calon yang ditakdirkan menjadi pasangannya. Sang kumbang, bisa berasal dari Jakarta Asli, atau berasal dari Jawa Barat, atau dari Jawa Tengah…. Atau dari luar jawa sana sekalipun. Semuanya punya hak untuk mencoba memilikinya, dengan sesekali atau beberapa kali berunding. Mencoba dekat, melalui angin yang berlalu. Atau melalui medsos yang dimilikinya. Atau melalui sarana lain yang dibolehkan oleh adat dan agama. Semuanya layak untuk dicoba: menanya tentang si bunga, atau si mawar, atau mengenal lebih jauh tentang keluarganya, atau mencoba lanjut hingga …. begitu ada setrum yang pas …. makan dilanjutkannya dengan meminangnya seperti yang diajarkan oleh budaya dan agama kepada kita.
Masa Pasrah dan Tawakkal
Namun, begitu calon si kumbang yang mencari: ada yang belum lolos, jauh dari lolos, atau tidak lolos … ya kita boleh penasaran, tetapi tidak boleh memaksakan kehendak. Karena memiliki seseorang calon, menjadi jodoh, adalah bagian dari takdir Allah.
Calon ibarat kumbang mencari bunga dan ketemu, adalah pencarian yang menemukan keberhasilan. Namun, kalau tidak maka tidak boleh putus asa karena belum dapat bukanlah kegagalan abadi. Bisa jadi yang dia akan miliki nanti, bisa lebih menentramkan dan lebih prospektif dari apa yang diincarnya pada saat sekarang ini. Di situ masih menjadi rahasia Ilahi, yang hanya si Kumbang dan Allah yang terus …. diusahakan komunikasi pasnya.
Akan datang juga waktunya … bahwa si Kumbang bertemu dengan bunga idamannya… pada waktunya.
Maka tatkala si bunga yang diinacarnya sudah kepegang kumbang lain, siapa pun harus belajar ikhlas tidak usah meradang. Akan tetapi, terbanglah lagi dengan kesabaran berikutnya …. mengendus rahmat lain dari Allah …. yang masih tersedia begitu banyak di dunia yang cukup luas ini.
Buka lagi album-album lagunya. Kalau perlu, tetap konsen saja dengan penyelesaian studinya sekaligus saat hadir momen wisudanya. Tatap rahmat Allah, mencari lagi begitu sempat …. dan terus mencari …. Pada akhirnya, akan ketemu juga.
Baik juga diingat …. bahwa populasi kaum Hawa …. adalah jauh lebih banyak dibanding dengan kaum Adam …. semoga Allah, menunjukkan yang terbaik sesuai dengan jodoh masing-masing kita.
Bagi yang sudah menikah sepeti nanda Wulan dan nanda Bonar, selamat dari kami sekeluarga mengucapkan …. bersyukurlah atas nikmat Allah Swt yang telah meridhai kita …. Bagi yang masih belum, siapa pun orangnya …. jalan terus, sampai nyata-nyata takdir juga hadir bersama kita. Bagaimana dengan anda sang pembaca …. (Erfan Subahar).