Mengisi Agustusan-Keluarga: di Era yang Masih Pandemi Covid 19 (1)
Menjelang memasuki bulan Agustus 2021, di pikiran kita masih menyisakan teka-teki: sudah bebaskah pandemi yang menghantui atau ia masih berlanjut. Maka untuk penulis artikel ini saya anggap bukan di wilayah pertanyaan itu saja yang harus dimasuki oleh wilayah keluarga, melainkan saya memasuki apa yang terbaiknya kita lakukan saja untuk menghadapi keadaan yang dihadapi. Karena sejauh ini memasuki teka-teki “kelas dunia” sudah ada yang memikirkannya, antara lain adalah pemangku kekuasaan di tiap-tiap negara. Maka urusan tiap keluarga adalah apa yang terbaiknya perlu kita isi agar misalnya keluarga kita sama sehat, aktivitas berjalan lancar dan sukses, tentu juga selamat.
Mengawinkan Anak Ragil
Untung pada bulan Juli 2021 kami sudah berkesimpulan bahwa pernikahan nanda Nabiel dan Imel tetap dilangsungkan di awal Agustus 2021, walau dibatasi hanya dalam bentuk acara akad yang agak longgar dengan tetap mempertahankan protokol kesihatan yang ketat. Sikap kami tetap pada pendirian semula, bahwa pernikahan dilaksanakan tanpa ditunda ke lain waktu, baik dari hari Ahad ke hari Jum’at atau hari lain yang juga sama-sama diundur, karena pembacaan ke arah mundur juga bukan jalan yang mudah ditebak atau diperkirakan. Dengan tetap mengindahkan hasil musyararah keluarga dan pihak hotel, acara kami akhirnya bisa dilangsungkan dengan aturan teknis yang alhamdulillah menyenangkan.
Acara pernikahan sederhana namun mempesona tetap dapat dilakukan, yang hasilnya karena dikelola lengkah dapat lumayan, tidak mengecewakan.
Mulai Mengajar S1 dan S2
Mengajar di dalam kelas daring adalah jalan yang dapat ditempuh. Dalam kondisi seperti dimaklumi di atas, mengambil langkah kuliah secara daring adalah langkah yang layak di tempuh, yang hasilnya insya Allah lumayan dalam membawa keberhasilan. Suatu contoh, sudah dua semester saya menembuh kuliah daring, dan saya alhamdulillah, mendapatkan feedback yang positif dari segenap mahasiswa terutama di Fakultas. Misalnya, mereka memilih saya sebagai dosen yang diberi nominasi di dalam membawa mereka berhasil di dalam kuliah, sekalipun kelas berlangsung secara daaring.
Keberhasilan studi mereka pun masih dalam batas nilai yaitu amat baik (B+) dan memuaskan (A). Hanya beberapa di antara mereka yang berhasil memperoleh nilai B, dan tidak ada yang di bawah itu.
Kelas yang saya tangani pada semester ini dapat juga diselesaikan RPSnya dan realisasi penjadwalannya, misalnya seperti disiplin kuliah seperti berikut:
1. Kuliah Ilmu Hadis Kelompok PAI ID : berlangsung setiap Kamis pagi pukul 8.30 sampai selesai.
2. Kuliah Ilmu Hadis Kelompok PAI IE : berlangsung setiap Senin pagi pukul 7.15 sampai selesai.
3. Kuliah Hadis Tematik Kelompok PAI 3C: berlangsung pada setiap Selasa pukul 8.00 sampai selesai.
4. Kuliah Studi Hadis Kelompok S2 PAI, berlangsung pada hari Rabu pukul 9.30 yang diikuti oleh 12 orang
5. Kuliah Studi Hadis Kelompok S2 MPI, berlangsung pada hari Rabu pukul 13.00 yang diikuti oleh 18 orang
Semuanya sudah sama berjalan dengan memakai jaringan WA dalam aktivitas umum harian secara berkelanjutan, sementara perkuliahannya kami menggunakan aplikasi zoom dalam melaksanakan perkuliahan setiap minggunya, bergantian dengan google meet.
Di rumah mengecat dua lokal bilik anak
Masih juga bisa melangkah, kami masih dapat merenovasi secara ringan tiga lokal dari rumah kami di Kelurahan Beringin. Dua bilik bisa diperbaharui cat tembok dan pintu sekaligus kusennya dengan garapan lumayan setelah sekian tahun kami tidak sempat menatanya karena kesibukan dalam pelbagai kegiatan. Beberapa kayu yang pecah karena aus, alhamdulillah bisa disiasati dengan benar sehingga terlihat kuat dan indah dilihat.
Mengelola jadwal dengan benar dan aplikatif, adalah langkah penting bagi mengisi kegiatan pada masa kapan pun, hingga di masa pandemi Covid 19 sekarang ini. Tentu bukan hanya mengatur dan mengelola yang penuh dengan janji-janji, melainkan yang wajib diikuti dengan kesadaran tinggi dan penuh aksi peaksanaan sehingga jadwal akan dapat diwujudkan sesuai dengan harapan (Erfan Subahar).