Sakit dan Ikhtiar Penyembuhan

Sakit adalah  bagian dari kehidupan ketika anggota badan dalam situasi tidak seimbang atau tidak stabil. Sedang proses penyembuhannya dapat dilakukan antara lain meLalui jalan berobat bagi mendapatkan kesembuhan. Makanya ketika diri kita sakit, beberapa upaya dilakukan bagi proses penyembuban sakit, sehingga badan dapat beraktivitas kembali secara normal.

Tatkala kita sakit, badan ini merasakan ada yang diderita.  Hal itu karena perasaan sakit ada pada salah satu bagian di badan kita. Namun walau yang sakit hanya sebagian, rasanya seperti seluruh badan terasa sakit. Rasa sakit sepertinya ada suatu yang merambat ke seluruh badan, hingga seakan semua sedang terkena sakit.  Dari situ, mencari jalan keluar dari sakit yang diderita, mesti dilakukan.

 

Ikhtiar untuk sembuh

Banyak ikhtiar dilakukan bagi kesembuhan suatu penyakit, paling tidak dalam kehidupan kita mengenal empat ikhtiar (kelima sering meragukan) bagi proses penyembuhan sakit sebagai berikut ini.

1- Berobat sesuai dengan apa yang kita sendiri mengerti

Berobat tentu yang sesuai dengan penyakitnya. Kalau sakit yang diderita adalah masuk angin, karena seharian di tempat yang diterpa panas dan angin kencang, maka perut terasa kembung dan badan pun meriang. Kepala terasa kemut-kemut dan badan sudah terasa tidak normat, tidak segar dalam melaksanakan suatu aktivitas hidup. Diagnuse sendiri, kadang membuahkan pengertian, bahwa badan kita ini sedang sakit kepala atau pening dan tidak enak badan. Kemampuan sendiri –walau hanya melalui gagap-gagap proses sembuh– sampai pada pemahaman, mesti diobati dulu. Misalnya, kita mengambil langkah badan dikerok terutama bagian belikat dari atas sampai sebelum bokong. Dengan dikerok, kesembuhan di tahap awal sudah terselesaikan, bahkan jika itu sudah cukup lalu membawa selesai sakit di badan kita.

2- Berobat kepada orang yang mengerti tentang proses kesembuhan

Dalam agama [Islam], ketika mengaji kitab hadis seperti Shahih al-Bukhari atau Shahih Muslim, kita sering sampai kepada uraian tentang proses pengobatan orang yang sakit. Misalnya, ada orang yang sakit karena terkena sengatan kala jengking; atau sakit seluruh badan (demam) yang tidak segera sembuh. Ternyata dengan membaca wirid-wirid tertentu, kesembuhan diperoleh, sehingga kesenangan menjadi bagian yang mesti kita syukuri. Pernah dituturkan dalam kitab hadis, bahwa pada masa Nabi saw, di antara sahabat ada tokoh masyarakat yang terkena sengatan kala jengkin; lalu dilakukan terapi oleh sebagian mereka yang lain yang tahu tentang pengobatan dengan membaca wirid dan doa yang diajarkan di dalam agama, dan ternyata penyakitnya menjadi sembuh. Begitu sembuh si pasien, ditanya pola pengobatan demikian kepada Nabi saw tentang kebenaran pengobatan seperti itu karena yang mengobati ternyata diberi upah dengan seekor kambing. Ternyata yang demikian itu juga dibenarkan oleh Nabi saw. Dari situ, suka membaca hamdalah dan bacaan-bacaan bagi kesembuhan yang lain dapat saja kita membacanya bagi beroleh kesembuhan.

Dapat ditambahkan di sini. Penulis dipertemukan oleh Allah pada pengalaman pengobatan yang mirip dengan di atas, namun proses pengobatannya dengan semacam karamah, yaitu di Makassar dan di Pasuruan. Ketika di Makassar, saya diperjumpakan dengan pengobatan bagi dua anak kami yang sedang amandel ke Bapak Kabeta yang dengannya Allah menyembuhkan dua anak kami dalam waktu yang kurang dari 30 menit. Terapinya, dengan air di gelas tetapi tanpa diminumkan, korek api untuk ditiupkan gas pembakaran 5 batang korek apinya.

Sekarang, ketika kami di Semarang, saya diperjumpakan dengan pengobatan di Desa Kraton Pasuruan yaitu Ustadz Sobari yang mengobati pasien di empat tahap yaitu: di telapak kaki kanan-kiri, di belakang lutut kanan-kiri, di pantat kanan-kiri, di belikat terbuka kaos dalam bagi laki-laki/tetap tertutup bagi perempuan, lalu bagian saraf leher. Dalam waktu 20 menit biasanya, Allah telah memperlihatkan keberhasilan sembuhnya dari pengobatan ini.

 

3- Berobat kepada dokter

Dokter adalah orang yang telah mendapat pendidikan ilmu-ilmu medis tertentu, yang dengan ilmu yang dimilikinya kesembuhan dapat diperoleh. Dokter dalam pengertian ini, seperti yang diajarkan dalam agama adalah orang yang mengusahakan diaknose penyakit dan memproses kesembuhannya, sedang yang menyembuhkan adalah Allah (fahuwa yasyfiin). Karena melalui ilmu yang sudah diuji dalam sejarah, maka cara berobat ke dokter banyak yang ditempuh, dan hasilnya dapat dideteksi, sehingga cara ini begitu lazim  ditempuh dalam kehidupan.

Namun, cara dokter ini, dalam kondisi kompleksnya masalah hidup di masa sekarang, tidak sedikit yang kini mempercayai juga melalui cara berobat “kepada orang mengerti” di atas. Karena cara yang kedua, sering dari pendekatan seorang hamba Allah kepada Tuhannya, maka melalui taqarrubnya kepada Allah, sering corak yang kedua membawa kesembuhan.

Maka dokter, sering kita temui di berbagai tempat, menggandeng orang sosok yang kedua itu untuk mempro- ses kesembuhan pasien. Dan, banyak disebut-sebut oleh media dan penuturan bahwa penyakit tertentu akhirnya bisa disembuhkan.

4- Berobat ke dukun pijat

Dukun pijat mirip dengan yang ketiga, tetapi dia langsung melakukan pengobatan dengan memijat anggota badan yang ada hubungannya dengan penyakit. Dengan melalui terapi dukun, sering suatu kesembuhan dapat diperoleh, karena dukun pijat yang sudah biasa mengobati sering tepat pengobatannya dalam upaya membawa kesembuhan dari fisik pasien yang diobatinya. Badan terasa segar kembali. Otot-otot yang tadinya kencang, kembali normal, sehingga kesembuhan dapat diteroleh darinya. Berobat melalui dukun ini, akhir-akhir ini banyak jenisnya seperti pijat refleksi, pijat ketok magik, pijat kentang, juga terapi sangkal putung, dan banyak sebutan lain.

5- Berobat kepada dukun

Dukun adalah orang yang juga berikhtiar bagi dicapainya suatu kesembuhan, hanya caranya sukar dideteksi dengan suatu ilmu [seperti asal usul ilmunya, dan bagaimana cara melakukan kesembuhannya, termasuk rujukannya], sehingga carra yang terakhir ini sering membuahkan pertanyaan. Misalnya, ilmunya dari mana; walaupun kadang bisa dipercayai karena ia bisa dengan menebak-nebak sesuatu, tetapi yang terakhir ini kerap sukar diterima akal. Dari agama juga tidak, model pengobatannya juga tidak jelas. Repotnya, dia sering menampilkan sesuatu yang serem seperti dengan membakar keminyan, dupa dsbnya.

Dukun yang tidak jelas asal usulnya dan proses penyembuhannya ini sukar dideteksi, sehingga dalam kenyataan ia sering membawa keraguan, dan tidak sedikit yang bermacam-macam akibat yang ditimbulkannya. Mereka ini yang dalam agama sering disebut dengan ‘arrafan.  Mereka termasuk tidak dianjur kan untuk diminta pertolongannya dalam kehidupan karena sumbernya tidak jelas.

Paparan di atas, masih bisa diperpanjang bagi menggali sumber-sumber pengobatan bagi diprosesnya suatu kesembuhan. Namun, yang mesti diingat, semuanya adalah ikhtiar, sedang penyembuhnya adalah jelas  Allah Swt. (Erfan S).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *