Prof. M. Erfan Subahar: Penulis dan Pendakwah

Di tengah riuhnya kehidupan modern, sering kali kita merindukan sosok yang mampu menyejukkan hati, memberikan pencerahan, dan membimbing melalui tulisan serta lisan. Sosok Prof. Erfan Subahar adalah salah satu dari sedikit nama yang hadir dengan peran ganda tersebut: sebagai seorang penulis yang produktif dan seorang pendakwah yang meneduhkan. Karyanya tidak hanya sebatas goresan pena di atas kertas, tetapi juga bisikan hati yang menginspirasi, menjembatani ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai spiritualitas yang mendalam.

Sebagai seorang penulis, Prof. Erfan Subahar tidak hanya dikenal karena produktivitasnya, tetapi juga karena kedalaman dan keluasan wawasannya. Tulisan-tulisannya, baik dalam bentuk buku, artikel, maupun esai, selalu memiliki benang merah yang kuat: mengajak pembaca untuk merenung. Beliau mampu menyajikan topik-topik berat, mulai dari isu-isu keagamaan, sosial, hingga pendidikan, dengan bahasa yang cair dan mudah dicerna. Ia tidak menggurui, melainkan mengajak berdialog, seolah-olah sedang berbincang dengan sahabat. Pembaca diajak untuk melihat realitas dari berbagai sudut pandang, merangkul perbedaan, dan menemukan titik temu dalam kebersamaan. Pendekatan ini membuat karyanya terasa teduh, memberikan ketenangan di tengah gejolak pemikiran.

Lebih dari itu, Prof. Erfan juga adalah seorang pendakwah. Namun, cara dakwahnya berbeda. Ia tidak berteriak-teriak, tidak menghakimi, dan tidak menggunakan pendekatan yang menakut-nakuti. Dakwahnya adalah dakwah yang mencerahkan. Ia meyakini bahwa Islam adalah agama yang ramah, rasional, dan penuh kasih. Dalam setiap ceramahnya, beliau selalu menekankan pentingnya akhlak, toleransi, dan kasih sayang. Beliau mengajarkan bahwa agama seharusnya menjadi sumber solusi, bukan masalah; menjadi pemersatu, bukan pemecah belah. Ceramah-ceramahnya sering kali menyejukkan, menuntun umat untuk kembali pada esensi ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin, rahmat bagi semesta alam.

Kekuatan Prof. Erfan terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan dua peran ini. Tulisannya adalah cerminan dari dakwahnya, dan dakwahnya adalah manifestasi dari pemikirannya yang mendalam. Ia adalah contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dan spiritualitas dapat berjalan beriringan, saling menguatkan, dan menghasilkan dampak yang luar biasa. Ia membuktikan bahwa seorang intelektual bisa tetap menjadi hamba yang rendah hati, dan seorang pendakwah bisa tetap menjadi seorang yang rasional dan terbuka.

Di era di mana informasi begitu cepat beredar dan sering kali menimbulkan kebingungan, sosok seperti Prof. Erfan Soebahar sangatlah dibutuhkan. Ia menjadi oase di padang pasir, tempat kita dapat menemukan kesejukan dan ketenangan. Melalui tulisan dan ceramahnya, ia tidak hanya sekadar memberikan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mengajak kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Prof. Erfan Subahar mengajarkan kita bahwa berdakwah bisa dilakukan dengan pena, dan menulis bisa menjadi ibadah, menyatukan akal dan hati dalam satu harmoni yang indah (dari Penyimak, 21-9-2025].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *