Akhlak Anak Terhadap Kedua Orang Tua (1)
Ada sejumlah pelajaran kehidupan yang nyaris hilang di dalam kehidupan. Padahal, jika pelajaran ini diterapkan maka amaliah kita meningkat bobotnya. Dan dampak terhebat dari amaliah ini adalah surga Allah bagi kehidupan kelak di alam akhirat. Pelajaran yang sebenarnya tidak boleh dilupakan ini bernama akhlak.
Pelajaran akhlak itu banyak sekali. Dalam praktiknya dia minta kita membiasakannya agar menjadi mudah dan praktis melakukannya tidak usah memakan banyak pemikirian.
Cakupan Pembalajaran Akhlak
Meliputi akhlak apa saja yang mesti kita perlu mengetahuinya?
Dapatkah kita mengetahui secara detail proses mempraktekkannya?
Akhlak Terhadap Orang Tua
Ada sejumlah ayat dan hadis memaparkan kepada kita tentang akhlak anak kepada para kedua orang tua kita:
- Senantiasa berbuat baik kepada orang tua, meskipun berbeda agama atau kafir. Karea orang tua, dari dialah anak dikandung dan dilahirkan.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat) baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu”. (QS. Lukman 31:14).
- Melakukan perbuatan yang mendatangkan keridaan Allah dan keridaan kedua orang tua.
“Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan ibu bapak dan kemurkaan Allah itu terletak pada kemurkaan kedua ibu bapak pula.” (HR. Tirmidzi dan Hakim).
- Merawat kedua orang tua dengan baik, lebih-lebih ketika mereka sangat memerlukan.
“Ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW minta izin pergi jihad/perang, kemudian Nabi bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Masih.” Maka sabda Nabi, “Berjihadlah untuk kedua orang tuamu itu.” (HR. Bukhori dan Muslim).”
- Biasa mendahulukan hak ibu, kemudian hak ayah.
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ *
Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw. dan bertanya,“Ya Rasulullah, siapakah di antara manusia yang berhak aku pergauli dengan baik? Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Bapakmu.” (HR. Bukhori dan Muslim).
- Menjauhkan diri dari berkata kasar dan menjaga untuk senantiasa berbuat yang terbaik.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Robb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang dari keduanya atau keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan “uf, ah, uh, us, hus” dan janganlah kamu membentak mereka” (QS. Al-Isro’ 17:23).
- Memberi nafkah kepada kedua orang tua, terutama apabila sangat dibutuhkan. (QS. Al-Baqarah 2:215).
- Dapat bersiasat: menolak dengan yang terbaik dan tidak menaati suruhan untuk maksiat kepada Allah.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat) baik kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk memper sekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-Ankabut 29:8).
Demikian bagian pertama, tentang akhlak kita kepada kedua orang tua kita. Besok pagi, akan disambung lagi dengan pelajaran akhlak yang berikutnya (Erfan S)