BerWA-Grup dengan Kawan Alumni S2 IAIN Alauddin Makassar

Hasrat ingin bertemu lengkap kawan-kawan S2 IAIN Alauddin Angkatan 1992, akhirnya menjadi kenyataan. Kami yang sudah lama berpisah (sekitar 29 tahun), begitu memasuki era medsos tiba-tiba berkeinginan benar-benar bagaimana dapatnya bertemu dengan teman-teman sekelas yang di tahun 1992 kami pernah berkuliah di Ujung Pandang (dulu), atau (sekarang) Makassar. Sebuah tempat yang khas. Mengapa dikatakan khas? Karena pada masa itu untuk bisa kuliah S2, kami harus lulus tes dengan seleksi ketat, yaitu harus termasuk 80 peserta piliham yang telah selesai diseleksi dari 800-san peserta. Dan kalaupun lulus, dulu kami tidak bisa memilih tempat untuk ditempatkan dimana seperti kemauan kami. Mereka yang lulus harus siap menempuh pendidikan di salah satu dari empat tempat, yaitu di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di IAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, di IAIN Arraniri Banda Atjeh, serta IAIN Sultan Alauddin Ujung Pandang (sekarang) Makassar. Kesemua IAIN (Institut Agama Islam Negeri) itu sekarang sudah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri)

Kuliah Periode 1992-1994
Kuliah pada periode ini benar-benar mengalaman yang begi angkatan kami benar-benar menyenangkan, terutama dilihat dari beban kuliah yang begitu banyak namun terkelola dengan baik. Jadwal Kuliah S2 berisi penuh dari Senin sampai Sabtu. Ditempuh full setiap hari, termasuk masih sering kuliah di tanggal-tanggal yang merah. Namun, ada satu yang membuat kami senang. Banyak pengalaman yang tak terlupakan yang dikelola oleh komting guna dimanfaatkan untuk menemukan hiburan-huburan yang variatif.
Dengan begitu, yang dapat kita rasakan adalah sekalipun maksimal jam-jam kuliah yang kami pergunakan, tetapi ada saja yang menjadikan kami menemukan solusinya untuk bersenang senang. Misalnya, kalau hari Ahad atau Minggu tiba, di Ujung Pandang (nama ketika itu), atau Makasar nama sekarang kami selalu berkesempatan untuk dapat pergi menemukan lelang ikan laut. Pada hari Ahad, saya yang dari Fakultas Tarbiyah, kadang juga berkesempatan mengisi kuliah D2 Penyetaraan bagi guru-guru yang ketika itu diberi pengalaman studi untuk ditingkatkan prestasinya. Malah, bagi yang bisa membagi waktu, kawan-kawan S2 katika itu diberi peluang mengamalkan ilmunya di jam-jam dimana perkuliahan S2 kosong.

Diundang Pertemuan, Khutbah, dan Ceramah
Diundang untuk acara bersantap siang bagi kawan-kawan S2 sekelas adalah kesenangan yang benar-benar menghibur yang membuat hati kami senang. Pengalaman unik dalam mengenal budaya Indonesia di tempat lain, sangat sukar dilupakan. Selain ketua kelas kami adalah orang yang suka bersaudara (nyedulur), dia adalah orang yang suka bersedekah seperti mengajak kawan kami sekelas ke rumah tinggalnya. Selama empat semester kami di Ujung Pandang (1992-1994), tidak kurang dari 4 kali kami diundang ke rumah ketua kelas, Pak Dr. Harjum. Belum lagi ke rumah teman-teman yang lain seperti ke rumah Dr. Saifuddin (w 2015), mantan Ketua STAIN Sorong (S3 di UIN Jakarta); Dr Hamdar Arraiyah (Ketua Kanwil, dan Kapus Litbang); Dr Andi Darussalam (Dosen UIN Makassar); ke Dr Harding (dosen UIN Makassr, wafat 2019); dll. Itu biasanya dilakukan pada waktu kuliah kosong, baik di hari Jum’at maupun pada hari Sabtu. Kawan-kawan sangat cerdik membuat jadwal acara menyenangkan itu.
Ketika hari jum’at atau hari Raya Idul Fitri, kami selalu diberi kesempatan oleh beliau-beliau para kawan yang mubaligh di Makassar untuk mengisi bagian beliau dengan digantikan kepada kami yang mengisinya baik untuk hari Jum’at maupun di hari Idul Fitri ataupun Idul Adha.
Khusus ceramah di pelbagai pusat-pusat dunia usaha, maka di hari Jum’at kami diberi kesempatan untuk mengisinya di tempat-tempat dimana kawan-kawan kami S2 memberi peluang ceramah di tempat-tempat itu. Kadang juga, bagi yang keluarga dari keluarga besar, kami diundang khusus untuk menggantikan kami agar berceramah di tempat-tempat berpeluang bagus itu. Tentu selain, kemantapan kawan-kawan untuk memperlakukan kawan-kawannya dengan penuh empati, para dosen juga terasa sangat dekat dengan kami. Tak kurang dari Prof Abd Muin Salim, Prof Syuhudi Ismail, Prof Jalaluddin Rahman, dan Dr Charifuddin Cawidu (alm), dan Prof Hamka Haq, adalah diantara dosen-dosen yang sangat dekat dengan mahasiswa yang sempat kampi kunjungi beberapa kali tempat tinggalnya.

WA: S2 PPS IAIN Alauddin 1992
Tiba-tiba pada 9 Juli 2021 saya menemukan tampilan WA baru di tempat saya dengan nama di atas. Dalam dugaan saya, grup WA baru ini dibuat oleh putera Prof Muhyiddin (yaitu nanda Alun) dengan mengisi data dengan nomor-nomor HP anggota WA yang telah dicatat oleh Ayahnya. Berturut-turut nama yang sudah masuk di tempat saya secara bergiliran adalah: Prof Mahyuddin, lalu Dr Harjum. Setelah ini, untuk efektivitas pengenalan, lalu disebut 13 orang mahasiswa S2 PPS IAIN Alauddin Angkatan yang siap ditampilkan nomornya di WA yaitu:
1. Ahmad Jafni – Jambi
2. Hading (alm) – Makassar
3. Darussalam – Makassar
4. Abd. Rahman – Makassar
5. Budiharjo – Salatiga
6. Harjum – Makassar
7. Rofi’i  Kurdi (alm) – Semarang
8. Saifuddin (alm) – Makassar
9. Fahmi Arif – Banjarmasin
10. Burhanuddin – Banjarmasin
11. Firdaus – Ambon
12. Mahyuddin – Banjarmasin
13. Ahmad Darbi – Pakanbaru

Yang tidak ada: (mungkin ketika itu belum ketemu), ditulis
1. Hamdar Arraiyyah – Makassar
2. Fatimah – Pakanbaru
3. Erfan Soebahar – Semarang
4. M. Jayadi – Makassar

Selanjutnya dicatat Pak Dr Harjum, yang sudah wafat yaitu:
1. Ahmad Rofiin – Semarang
2. Saifuddin – Makassar/Bone
3. Fatimah Sari – Pakanbaru
4. Hading – Makassar

Mungkin cerita ini belum lengkap saya muat di sini. Minimal, ini perjalanan pengalaman kami berstudi S2 di Luar Jawa, dua jam naik pesawat dari Jawa Tengah ke Makassar. Saya bersama istri Hj. Lathifah S.Pd.I dan Keempat ananda  Kurnia Muhajarah, Naily Kamaliah, Norannabiela, dan Moh. Nabiel Erfan adalah juga menikmati kesukaan yang dialami oleh orang tuanya sewaktu kami kuliah di S2 IAIN/UIN Sultan Alauddin Ujung Pandang/Makassar (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *