Buku Kita, Masih Bersemangatkah Menulis Buku di Tahun 2017
Tugas dosen bukan hanya mengajar ilmu di depan mahasiswa. Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dilihat, bahwa selain bertugas menangani dikjar, pengabdian dan penunjangnya, dosen memiliki tugas melakukan penelitian dan penulisan laporan. Termasuk yang terakhir ini adalah menulis buku, baik buku ajar maupun buku pengabdian, termasuk juga tugasnya adalah menulis artikel di koran atau jurnal ilmiah.
Mengisi tugas dengan menulis buku ini dicoba mulai di bulan Juni 2017 yang akan datang, dengan merangkum buku dari bidang studi yang ditangani, rekaman ceramah di RRI Pro-4, Pengajian Jum’at Subuh, juga proses lanjut pengisian di MUI dan mengisi pengajian adik-adik di lingkungan sendiri yaitu di Pendidikan Al-Qur’an, tepatnya TPQ Min Barakatil Qur’an yang bertempat di Mushalla Fauzun Najihin, Jalan Anyar Beringin, Ngaliyan Semarang.
Butuh Disiplin menuang gagasan
Menulis buku bagi yang sudah biasa bukan merupakan masalah yang menyulitkan, tetapi ia memerlukan disiplin khusus dalam menulisnya. Misalnya disiplin menulis dengan dua lembar atau tiga lembar sehari, yang meminta kita melakukannya dengan disiplin atau istikamah. Dengan melakukannya secara disiplin, maka buku yang dititulis dapat mewujud.
Jika kita biasa menulis dua lembar sehari, maka dalam tiga bulan buku setebal 180 halaman dapat ditulis sampai selesai. Itupun sudah termasuk mengedit dan mempublikasikannya pada saat kapan buku itu akan terbit.
Saya berharap buku yang sudah lama berada di laptop, pada tahun 2017 ini dapat terbit dengan baik. Kualitas dapat dilanjutkan mengeditnya setelah dipublikasikan di hadapan pembaca dan juga sudah menerima masukan dari mereka, insya Allah
(Erfan Subahar).