Hadis Ke-2a Tentang Materi Pokok Ajaran Islam (1)

Mengkaji Islam secara lengkap perlu berangkat dari memahami materi-materi ajaran, yang dari situ akan tergambar dalam pemahaman kita tentang meliputi apa saja sebenarnya materi-materi kajian keislaman itu menurut keterangan pembawa Risalah. Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Khalifah Umar ibn al-Khattab r.a., materi-materi ajaran agama itu meliputi konsepsi tentang Islam, Iman, Ihsan, dan hari kiamat.

Materi dimaksud, diterangkan sendiri oleh Nabi Muhammad saw, dalam suatu tanya jawab dialogis antara Nabi Muhammad saw dengan seorang tamu lelaki yang datang. Tamu itu tidak jelas datangnya, juga sulit dilacak rekam jejak pijakan kakinya. Beliau, yang kemudian diketahui sebagai Malaikat itu, datang dengan berambut hitam pekat dan berpakaian putih bersih. Setelah duduk dengan rapi dalam suasana santun dan akrab, tamu ghaib itu mengajukan dialog tentang Islam yang lengkap.

Isi dialog yang kemudian direkam dalam hadis yang ditakhrij oleh Imam Muslim dimaksud dikutip sebagai berikut ini.

 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ   اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم

Artinya :

Dari Umar Ibn al-Khattab r.a., dia berkata: Suatu hari tatkala kami duduk-duduk di hadapan Nabi saw, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan baju putih bersih dan berambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas-bekas pijakan kaki dan tidak ada seorang pun diantara kami yang mengenalnya, hingga dia kemudian duduk di hadapan Nabi dengan menempelkan kedua lututnya di depan lutut Nabi saw, dan meletakkan kedua belah tangannya di pahanya sendiri, seraya bertanya: “Wahai Nabi Muhammad, mohon diberitahukan kepada saya tentang Islam?” Nabi saw menjelaskan, “Islam adalah Anda bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan Anda pergi haji ke Baitullah jika berkemampuan. “

Tamu itu berkata, “Anda benar. “ Kami yang ada di hadapan Nabi saw, semuanya  heran, tamu itu yang bertanya lalu dia pula yang  membenarkan. Kemudian tamu itu bertanya lagi, “Mohon diberitahukan saya tentang Iman.“ Nabi saw beliau menjelaskan, “ Anda beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk. “ Tamu itu kemudian berkata: “Anda benar“.

Kemudian tamu itu bertanya lagi, “Mohon diberitahukan kepada saya tentang ihsan? “ Nabi saw menjelaskan, “ Ihsan adalah Anda beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihatnya, dan jika Anda tidak mampu melihatnya maka yakinkan bahwa Dia melihat Anda.”

Kemudian tamu itu bertanya lagi, “Mohon diberitahukan kepada saya tentang [kapan terjadinya] Hari kiamat?” Nabi saw menjelaskan, “ Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang orang yang bertanya.“ Tamu itu [masih mengejar dengan pertanyaan], “Mohon diberitahukan tentang tanda-tanda [kapan terjadinya] Kiamat.“ Nabi saw menjelaskan, “Apabila seorang hamba [seorang budak] telah melahirkan anak tuannya dan Anda melihat orang [yang dulunya hidup] bertelanjang kaki dan berpakaian compang-camping, miskin, para pengembala domba [kambing], [telah berhasil mengubah corak hidup] berlomba-lomba mendirikan bangunan-bangunan gedung bertingkat.“

Kemudian suasana itu menjadi hening sejenak. Kemudian Nabi saw menanyakan pertanyaan, “Tahukah Anda [Umar ibn al-Khattab], siapa gerangan tamu yang datang ke hadapan kalian?” Saya menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. “ Nabi saw lalu menjelaskan, “Dia adalah Malaikat Jibril, yang datang kepada kalian dengan maksud mengajarkan pokok-pokok ajaran agama yang dianut kalian“ (H.R. Muslim).

 

Mencakup Apa saja materi Ajaran Islam

Hadis di atas pada dasarnya menyampaikan secara luas materi-materi yang mesti dikenali oleh umat Islam mengenai pokok-pokok yang mesti diketahui di seputar ajaran Islam. Dalam konteks kewenangan menyampaikan ajaran, pokok-pokok ajaran agama itu oleh Allah Swt diberi wewenang kepada Nabi Muhammad saw untuk menyampaikan kepada umatnya secara lengkap. Pokok-pokok ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, meliputi Islam yang kemudian dikenal dengan rukun Islam; iman yang kemudian dikenal dengan rukun iman; ihsan yang berisi etika kepada siapa kita menghadap dalam beribadah dan keyakinan apa yang mesti kita pegangi dalam berfokus kepada-Nya; serta kiamat sebagai pertanda waktu akan berakhirnya kehidupan dunia dan akan bermulanya kehidupan alam akhirat.

 

1- Tentang Islam

Materi tentang Islam, merupakan materi pertama ajaran yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. Isinya meliputi enam pegangan utama yang mesti dimiliki dan dibangun dalam tiap pribadi di dalam kehidupan beragama. Dalam praktek beragama, ia kemudian dikenal dengan Rukun Islam

 

Pengertian Islam

Islam berasal dari kata dasar salama (bahasa Arab) yang berarti selamat atau damai. Kata Islam juga bisa ditarik dari kata dasar aslama, yang berarti menyerahkan diri. Artinya Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk tunduk dan berserah diri pada kebenaran yang datang dari Allah.

Islam adalah suatu agama yang diturunkan oleh Allah Swt dan diridhai-Nya ke tengah-tengah kehidupan manusia. Ia disampaikan melalui Malaikat Jibril, melalui wahyu kepada Nabi Muhammad saw, untuk menjadi anutan segenap umat, di dalam kehidupan. Nah, Islam dalam pengertian inilah yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran penting bagi kehidupan yang dikehendaki oleh Allah Swt untuk diikuti oleh segenap umat di dalam kehidupan ini. Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur’an:

(ان الدين عندالله الاسلام (ال عمران 19

Artinya:

Sesungguhnya agama yang sesuai di sisi Allah adalah Islam”. (Q.S. Al-Imran:19)

 

Rukun Islam

Pokok-pokok ajaran Islam, sebagai materi utama yang mesti diketahui oleh orang yang belajar serta mesti berpegangan dengan Islam di dalam kehidupan, kemudian dikenal dengan rukun Islam. Rukun Islam, yang mesti terus dibangun keberadaannya di dada setiap peluk Islam itu mencakup lima, seperti yang telah disabdakan di atas. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Syahadat: Uluhiyah dan Risalah

Dua syahadat adalah dasar utama [teoritis dan sekaligus praktis] ajaran Islam secara keseluruhan. Ia merupakan pondasi ajaran Islam. Oleh karena itu, dua syahadat menjadi rukun Islam yang pertama, sebab keduanya adalah dasar bagi rukun-rukun Islam lain, yang disebut setelah itu.

Ada dua kalimat syahadat, yaitu pengertian bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah ialah: kita mengetahui dan meyakini di dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskan kepada sesiapapun bahwa tiada Dzat yang berhak disembah di alam semesta ini, kecuali hanyalah Dia. Dialah Allah, yang telah mengenalkan dirinya melalui kitab sucinya yaitu Al-Qur’an dan sekaligus diperkuat oleh penyampaian Rasul-Nya

Adapun pengertian bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah ialah: kita mengetahui dan meyakini dalam hati secara kuat, dan menjelaskannya kepada sesispapun bahwa Muhammad saw adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, yang diutus kepada seluruh makhluk di dunia ini, sebagai Nabi akhir zaman, yang tiada Nabi lain setelahnya.

2. Shalat

Rukun kedua dari lima rukun Islam adalah mendirikan shalat. Pengertian mendirikan shalat adalah melaksanakan shalat oleh setiap Muslim secara kontinyu pada setiap waktu-waktu shalat, yang telah ditetapkan dan dengan memenuhi syarat serta rukunnya. Shalat ini adalah hak Allah Swt atas setiap orang untuk menyatakan penghadapan diri kepadanya secara utuh, masing- masing menujukan konsentrasinya ke Baitullah secara khusyuk, lima kali sehari. Ibadah ini adalah ibadah yang dilakukan pada dasarnya secara berjamaah atau sendirian, sebagai wahana kedekatan diri makhluk dengan al-Khaliq, tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam melaksanakannya.

3. Mengeluarkan Zakat

Zakat berasal dari kata al-zakat yang berarti “membersihkan, bertumbuh atau berkah”. Menurut hukum syara’ zakat adalah pemberian tertentu dari harta tertentu dari orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan. ….

4. Puasa

Rukun Islam yang keempat adalah puasa pada bulan Ramadhan, yaitu suatu bulan yang dikenal dengan bulan umat Nabi Muhammad saw. Sebab pada bulan ini ada kekhasan, yang tidak ada pada umat-umat lain. Mengingat begitu utamanya puasa ini bagi umat Islam, maka dia diwajibkan melakukannya oleh Allah Swt. Selain melakukan puasa pada waktu siang hari, maka malam harinya disunnahkan beberapa amalan yang besar pahalanya, malakukan salat tarawih, salat witir, tadarus Al-Quran, dll.

5. Menunaikan Haji

Rukun Islam yang kelima adalah menunaikan haji ke Baitullah al-Haram. Baitullah adalah bangunan yang paling tua di dunia ini, yang sejak didirikannya ke tempat itulah umat menujukan diri, berkonsentrasi atau fokus ke hadapan Penciptanya. Tempat itu dalam kitab Al-Qur’an disebut dengan Bakkah. Jelasnya Bakkah Mubaraka, tempat yang ada di Mekkah yang di dalamnya penuh berkah. Ke situlah kita diwajibkan menunaikan haji, dan ke situ juga setiap hari setiap muslim menghadapkan diri kepada Pencipta-Nya. Haji diwajibkan secara fisik kita menghadirinya sekali seumur hidup bagi yang mampu, sedang menghadapkan diri di waktu salat adalah lima (5) kali sehari semalam dengan hati benar-benar di arahkan fokusnya secara ghaib ke Baitullah di Masjid al-Haram Mekkah.

 

2575

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *