Khutbah Idul Fitri 2013 di Bondowoso

Menjadikan Idul Fitri Sebagai Momentum Peneguh Keberhasilan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكـبر 9×

 الله أكـبر كبــــيرا، والحمـــدلله كثــــيرا، وسبــــحان الله بكرة وأصيــــلا. لآإلــــه الاالله والله أكـــــبر،الله أكــــبر ولله الحمـــــد.

الحمـــــدلله وحـــــــده، صـــــدق وعـــــــده، ونصـــرعبـــــده، وَاَعَــزَّ جُنْـــــــــدَه، وهــــــــزم الاحـــــــــزابَ وحـــــــــده.

 أشـــهــدأن لآ إلـــه الاالله وحـــــده لاشــــــــريك لـــه، وأشهـــــــدان محمــــدا عبــــــــــده ورســــــــوله. أللـهم صــل وسلم وبارك على ســيدنا محمد وعلى آلـه وأصحــابه وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِــيْراً.

أمابعد:

 فيـــاأيهاالحاضرون، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْــــوَى اللهِ وَطَـاعَتــِــهِ لَعَــلَّكُمْ  تُفْلِحُوْنَ. قال الله تعالى وَهُوَ اَصْــــدَقُ اْلقَــائِلِــيْنَ، أعوذبالله من الشيطان الرجيم: يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُــــــــوْا اتَّقُــــــوْا اللهَ حَــــقَّ تُقَــــاتِه وَلَا تَمُـــــوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُـــــمْ مُسْـــــلِمُوْنَ.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah  Swt,

Pada pagi yang cerah ini, mari kita bersama-sama lebih dekat kepada Allah. Kita mulai dengan memuji Allah, mengagungkan Allah, dan membesarkan asma Allah. Kita juga permantap keyakinandiri: bahwa di jagat raya ini hanya Allah-lah Yang Maha Suci, Maha Menge-tahui, Maha Besar, Maha Agung, dan Maha Mencipta.

Dialah pencipta alam semesta ini. Pencipta langit, pencipta bumi, pencipta matahari,  pencipta bulan, pen-cipta bintang-bintang, dan pencipta banyak planet lain. Allah Swt juga pencipta semua makhluk, termasuk manusia ini. Mengenai penciptaan langit dan bumi, Allah Swt sendiri berfirman dalam Al-Qur’an:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضَ بِالْحَقِّ

 Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar.” (Q.S. Al-An’am 73)

Selanjutnya dalam Surah Al-Anbiya’: 33, Allah Swt berfirman mengenai penciptaan bulan, bintang, bahkan malam dan siang:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّليْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَسْبَحُوْنَ

 Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarannya.” (Q.S. Al- Anbiya’: 33).

 

Dari ayat di atas, dan masih banyak ayat lain yang tidak dikutip di sini, jelas bahwa pencipta semua makhluk ini adalah Allah. Bahkan untuk penciptaan jin dan manusia, dipertegas maksud penciptaannya seperti disebut dalam Surah Adz Dzariyat: 56, yaitu untuk beribadah kepada Allah.

 

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd.

Kaum Muslimin rahimakumullah.

 

Semua makhluk ciptaan Allah Swt, dilihat dari sudut kepemilikan akal dan nafsunya, dapat dikategorikan kepada empat kelompok berikut ini.

1-      Makhluk yang berakal tetapi tidak bernafsu. Ia disebut Malaikat. Tugas pokoknya  melaksanakan perintah Allah, dan tidak pernah maksiat kepada Allah.

2-      Makhluk yang tidak berakal tetapi bernafsu. Makhluk ini adalah hewan yang banyak jenisnya. Hewan bisa makan, minum, dan melakukan hubungan seksual. Bahkan, hubungan hewani ini nyaris tanpa bebas.

3-      Makhluk yang tidak berakal dan tidak bernafsu. Ia berwujud benda-benda. Banyak sekali jenisnya seperti batu, pohon, tanah, ukir-ukiran, dan gunung.

4-      Makhluk yang berakal dan bernafsu. Makhluk ini disebut manusia. Oleh Allah Swt, manusia ini dibekali fitrah, yaitu bawaan atau potensi.

Dengan dibina dan  dilatih, manusia bisa berkemampuan. Manusia bisa menjadi baik, kuat, menjadi besar, menjadi kaya, berpengaruh dan mampu. Tetapi bila ia dibiarkan: tidak dibina, tidak diarahkan, hidupnya bisa salah, sesat, menyesatkan. Hidupnya fatal, berperilaku merusak, bahkan bisa lebih bahaya dari setan.  Dari situ, manusia butuh pembinaan dan pelatihan misalnya dalam bentuk puasa.

 

Jamaah Idul Fitri  yang berbahagia.

Menurut Al-Qur’an, puasa Ramadan yang dilaksanakan bersama tugas dan amaliah yang lain, merupakan cara Allah Swt menjadikan umat berderajat mulia. Puasa adalah wahana menjadikan umat yang berhasil. Allah Swt berfirman:

$yg•ƒr¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä|=ÏGä.ãNà6ø‹n=tæãP$u‹Å_Á9$#$yJx.|=ÏGä.’n?tãšúïÏ%©!$#`ÏBöNà6Î=ö7s%öNä3ª=yès9tbqà)­Gs?ÇÊÑÌÈ   $YB$­ƒr&;NºyŠr߉÷è¨B4

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. (Q.S. Al-Baqarah/2: 183-184)

 

Ayat ini menerangkan perintah puasa. Isinya: titah Allah yang jika dilaksana- kan dapat membuat umat itu mulia; naik derajatnya. Takwallah. Pelaksanaannya tidak selesai semalam, tapi berproses sehari ke sehari. Keberhasilannya seperti proses keberhasilan lainnya: melalui persiapan, pelaksanaan, serta penyelesaian kegiatan.

Capaian keberhasilan puasa juga tidak hirarkis. Akan tetapi, berupa kesatuan upaya yang mengutuh; bersifat sirkel. Keberhasilan yang sirkel ini diperoleh melalui upaya sungguh-sungguh dari tahun ke tahun. Puasa yang terlaksana menyatu dengan aktivitas lain, melalui istiqamah, membuat manusia meningkat bobotnya setahap demi setahap menuju sempurna.

 

Jamaah Idul Fitri yang dirahmati Allah

Puasa yang berisi pendidikan dan latihan, membina hidup yang berhasil melalui tiga tempaan utama. Yaitu (1) pendidikan pemikiran, (2) pendidikan jasmaniah dan  rohaniah, serta (3) pendidikan kalbu. Semuanya merupakan satu paket diklat, yang dibina serta dilatih melalui ibadah puasa.

Melalui pendidikan pemikiran, pada bulan Ramadan kita dilatih banyak mere-nung tentang berbagai ciptaan Allah Swt. Dari tadarus Al-Qur’an, forum kajian keislaman, ceramah, kita dibina ke suatu peningkatan diri.

Melalui Pendidikan jasmaniah, jasmani manusia dilatih mengendalikan diri: agar hanya makan, minum, dan menyalurkan nafsu birahi secara terbatas yaitu sepanjang halal, baik dan melalui saluran yang sah pada waktu tertentu di malam hari. Sedang pendidikan rohaniah, melatih gejolak nafsu agar hanya disalurkan kepada yang menuju Allah. Nafsu yang berinti sejenis energi, kemauannya hanya diarahkan kepada yang membuat kita berhasil.

Sedangkan pendidikn kalbu, hati dilatih untuk banyak dzikrullah, dan meng-hasilkan amal-amal produktif. Aplikasinya, dari lisan dan tangan hanya diarahkan kepada yang menyelamatkan muslim lain. Sabda Rasul saw, yang dinamkan muslim sejati adalah: Man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi.

Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Makna puasa seperti yang tersebut ini tentu sangat relevan bagi bangsa Indo-nesia yang pada saat sekarang terus berbenah dalam membangun di NKRI ini. Memasuki era demokrasi, dalam banyak bidang kita telah mencapai kemajuan, namun seiring dengan keinginan itu kita juga banyak menghadapi ujian. Bangsa kita sejak akhir 1997 didera banyak ujian: krisis moneter, disusul krisis politik, krisis ekonomi, krisis sosial, lalu merambah ke krisis moral. Rupanya pada krisis moral inilah, kita ini masih terus menghadapinya sampai sekarang. 

Sebagai muslim yang ditempa pelatihan puasa, solusi kehidupan mesti kita cari agar kita mampu keluar dari masalah yang kita hadapi, termasuk masalah bangsa ini. Sebab, masalah dan jalan keluar adalah dua hal yang berdampingan; dimana ada masalah di situ ada solusi. Allah Swt berfirman:

¨bÎ*sùyìtBΎô£ãèø9$##·Žô£ç„ÇÎÈ   ¨bÎ)yìtBΎô£ãèø9$##ZŽô£ç„ÇÏÈ  

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Alam Nasyrah/94: 5-6)

 

Pintu musyawarah dan istikharah, merupakan jalan pemecahan setiap keputusan agar keputusan yang diambil selalu membawa kemantapan hati dalam pelaksanaannya. Dan di sela-sela berprosesnya suatu keputusan, doa demi doa adalah pendamping bagi cerahnya hasil keputusan baik di lingkungan keluarga, lingkup organisasi, maupun menyangkut kehidupan bernegara.

Dalam pada itu, Nabi Muhammad saw mengajarkan kita doa untuk dibaca dalam keseharian kita, agar menghadapi  masalah, tetap ada jalan keluar terbaik bagi penyelesaiannya. Dalam Al-Qur’an, doa dimaksud disebutkan:

Éb>§‘ÓÍ_ù=Åz÷Šr&Ÿ@yzô‰ãB5ô‰Ï¹ÓÍ_ô_̍÷zr&uryltøƒèC5ô‰Ï¹@yèô_$#ur’Ík<`ÏBy7Rà$©!$YZ»sÜù=ߙ#ZŽÅÁ¯RÇÑÉÈ  

 “Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong (Q.S. Al-Isra’/17: 80).

Sebagai  pendamping ikhtiar, doa-doa kita panjatkan. Badan kita tegakkan, pandangan kita tundukkan, lalu tangan kita tengadahkan. Kemudian kepada Allah Swt yang Maha Mendengar, kita hadapkan semua itu. Kita mohon dikeluarkan dari kesempitan nasib, menuju jalan keluar nyata, yang menyejahterakan, memakmurkan, dan membawa besarnya negara kita.

 

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,

Menyadari persoalan bangsa yang saat ini didera ujian Allah Swt, dan  mem-perhatikan bagaimana teladan Rasul saw dalam membangun masyarakat yang damai, berpengaruh, sejahtera dan makmur, maka Idul Fitri ini adalah momentum. Kita gunakan saat ini sebagai momentum peneguh keber-hasilan kehidupan untuk menyong song kehidupan yang cerah dan menjanjikan.

Selanjutnya, agar Idul Fitri ini memiliki makna pence-rahan terhadap kehidupan berbangsa; menjadi bulan pendi-dikan dan pelatihan solitip bagi hidup berbangsa dan bertanah air, maka beberapa hal berikut adalah alternatif kita. Jelasnya, ibadah dalam Idul Fitri paling tidak kita harap melahirkan beberapa hal sebagai berikut ini.

Pertama, puasa dan Idul Fitri hari ini seyogyanya mampu melahirkan kesadaran solutif terhadap persoalan berbangsa. Persoalan bangsa Indonesia yang dihadapi saat ini, bukan sekadar kelemahan di satu bidang, melainkan lebih luas dan mendasar. Membangun ekonomi memang penting, tetapi menata dan membawa bangsa Indonesia ke peradaban tinggi, tetap penting realisasinya di atas pondasi iman yang kukuh, jiwa yang mantap, ilmu yang luas, serta akhlak yang karimah. Ini merupakan garapan bersama menuju Indonedia di masa depan. Percayalah, bahwa Indonesia yang menyebut-nyebut “berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa” di Pembu kaan UUD 1945 akan bertemu masa emas tidak terlalu lama lagi, insya Allah.  

Kedua, puasa dan Idul Fitri harus mampu mene-guhkan mentalitas. Yang banyak dibaca dan menyedot perhatian akhir-akhir ini adalah adanya pesimisme yang ber-lebihan terhadap negeri ini. Identitas bangsa ini disebut begitu rendah: terpuruk, korup, carut-marut, dan presikat lain yang kurang menguntungkan. Istilah-istilah seperti itu, pada hemat saya baiknya dibabat habis. Karena ia hanya melahirkan men-talitas inferior, tidak percaya diri, dan selalu berharap pertolongan bangsa lain.

Tidak ada untungnya kita merendahkan bangsa sendiri. Yang benar bahwa bangsa Indonesia adalah masih beruntung. Kita  punya 17.500 pulau,  samuderanya luas, punya aneka tambang, dan jumlah penduduknya besar. Itulah garapan kita. Adik-adik di sekolah atau madrasah, kita perlihatkan kenya-taan itu. Kita dekatkan dan beri pelajaran mereka dengan bahan solusi kehidupan, untuk ditindaklanjuti dalam kebiasaan baik seperti suka bersih, memelihara, dan mengembangkan yang dimiliki.

Juga mereka kita didik banyak hal. Misalnya mengeks-plorasi yang tidak merugikan ekologi, hidup produktif berke-lanjutan, suka belajar kelebihan negara lain tanpa mengor-bankan budaya sendiri, suka mengukur kemampuan untuk maksud belajar, dan tidak jemu belajar yang terbaik bagi kemajuan ke depan. Semua mentalitas ini  harus disyukuri dan dijadikan modal membangun kemakmuran bersama. Puasa dan Idul Fitri dengan begigu akan mampu menumbuhkembangkan mentalitas kita.

Ketiga, Puasa dan Idul Fitri harus mampu mela-hirkan sikap sebagai manusia yang berhasil. Membangun bangsa yang berhasil, membutuhkan orang-orang yang rela berjuang dan berkorban; yang memiliki mental bahwa dirinya lebih besar dan lebih kuat dari persoalan yang dihadapi.

Sejarah bangsa kita membuktikan hal ini. Indonesia meraih kemerdekaan dari kolonial, adalah berkat kejuangan generasi terdahulu mengorbankan harta dan jiwa. Di dada mereka, tertanam mental kuat dan lebih besar dari masalah yang dihadapi. Rasulullah saw, mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat madani yang damai dan beradab, dimulai dari pemberian contoh realisasi mental jujur, me-lihat orang dari potensi dirinya, diubah melalui kesadaran memba-ngun diri sendiri, dialog, dan membangun kerjasama. Mental selalu bersyukur dalam kondisi lapang, dan selalu sabar dan memperkuat kesabaran saat dalam kondisi sempit dan rumit, mestilah selalu dijadikan kuat membaja di dada tiap-tiap mukmin dan mukminat. 

Keempat, juga mestilah mampu melahirkan minset bahwa keberhasilan adalah hasil kerja keras sehari ke sehari, bukan hasil kerja sekaligus dalam jangka pendek. Puasa dan amaliah yang diuraikan di depan, kita peroleh dari mengisi dan melaksanakan tahapan kegiatan. Melalui persi-apan, lalu melaksanakan kegiatan harian dengan tekun, sabar, dan gigih, serta mengakhirinya dengan hari berhari raya bersama. Kalau pun ada perubahan, maka perubahan itu diatasi secara setahap demi setahap, secara kontinyu, hingga semakin lama keberhasilan itu mengutuh.

Kesemuanya itu berlangsung sinambung dengan situasi serta kondisinya. Bahkan, kebangunan Islam sebagai generasi terbaik pada kurun awal, dilakukan Rasul saw dari sejak memperbaiki kaum yang rusak akhlaknya, menjadi bangsa yang berbudaya, dalam waktu hari demi hari, tahun demi tahun, hingga memakan waktu 22 tahun, 9 bulan, 13 hari. Dan puasa serta Idul Fitri semestinya berhasil melahirkan suasana batin yang pandai bersyukur, tekun, sabar, dan istiqamah.

Kelima, puasa dan Idul Fitri yang berhasil mestilah paralel dengan upaya mewujudkan kehidupan yang berhasil. Dari situ, maka hidup yang benar adalah hidup dengan pegangan agama yang benar, yang realisasinya perlu didudukkan sejalan dengan pegangan hidup dasariah yang dipegangi suatu negara dengan benar. Sebab, pegangan agama dalam al-Qur’an dan hadis pada dasarnya sejalan dengan pe-gangan ketentuan kehidupan bernegara.

Untuk itu, sudah waktunya disiapkan realisasi hukum agama yang diktumnya paralel dengan hukum negara yang mengindahkan kondisi masyarakat dan tempat dimana hukum itu diberlakukan. Karena sebenarnya antara sumber hukum wahyu dan sumber hukum kehidupan berjalan seimbang; sama untuk kemaslahatan kehidupan yang berhasil. Namun, jika berjalan dualis menyukarkan solusi yang proporsional.

 

Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah,

Mari dalam hidup ini kita selalu berikhtiar dan mohon sehat, kuat, pandai bersyukur, sabar, dan arif kepada Allah Swt sehingga kenyataan hidup sejahtera, ba-hagia, penuh ampunan Allah Swt, dan memperoleh rida-Nya dapat kita raih. Amin.

Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dan berkenan di hati kita. Amin.

جَعَلَنَااللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ اْلامِنِيْنَ،  وَأَدْخَلَــنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الْمُخْلَصِيْنَ.أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ،$pkš‰r¯»tƒšúïÏ%©!$#(#þqãZtB#uäbÎ)(#qà)­Gs?©!$#@yèøgs†öNä3©9$ZR$s%öèùöÏeÿs3ãƒuröNà6ZtãöNä3Ï?$t«Íh‹y™öÏÿøótƒuröNä3s93ª!$#urrèŒÈ@ôÒxÿø9$#ÉOŠÏàyèø9$#

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلآياتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ ،وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.  وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْوَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

 

 

الخطبة الثانية لعيد الفطر

الله أكبر 7 ×  

الله أكبركبيرا والحمدلله كثيراوسبحان الله بكرة وأصيلا. لآاله الاالله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد. الحمدلله الذ ي جعل يوم عيد الفطر سعادة للمسلمين. أشهد أن لآ إله الاالله وحده لاشريك له، وأشهدان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين. أللــهم صــل وسلم وبارك على ســيدنا محمـــد وعـلى آلــه وأصحــابه والتابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين.

امابعد: فياايها الحاضرون رحمكم الله اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَــاتِه، وافعـــلوا الخـــيرات واجتنبوا عن السيئـــات. 

واعلمــوا أنّ الله تعـــالى أمـــركم بأمـــر بـــدأ فيه بنفســــه وثنى بملآئكتــه وَأَيـَّد بالمــؤمنين مـن عبــاده. فقال عز وجل من قا ئل: إ ن الله وملآئكته يصلون على النبي يآأيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. أللهم صل على سيدنامحمدـ وعلى ال سيدنامحمدـ واحمنامعهم برحمتك يآأرحم الراحمين والحمدلله رب العالمين .

أللهم اغفــرللمؤمنين والمؤمنات واللمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات،وياقاضي الحاجات وغــا فــــر الـــذنوب والخطيئـــات انــك على كل شيئ قدير.

ربنا اغفر لنا ذنو بنا و لإخواننا الذين سبقونا  بالإيمان ولا تجعل فى قلوبنا غلاّ للذين آمنوا ربّنا إنّك رؤوف رّحيم .ربنآأتنا في الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

ولذكرالله أكبر

2 thoughts on “Khutbah Idul Fitri 2013 di Bondowoso

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *