Manusia Surga: Berwajah Cerah dan Berfisik Istimewa

Beberapa pertanyaan kerap diajukan oleh adik-adik remaja tentang manusia di surga. Salah satu di antaranya: Pak apa benar bahwa penduduk surga kelak hanya hidup dengan ruhnya seperti diungkap oleh para filosof? Kalau benar begitu apa artinya kemewahan yang dianugerahkan oleh Allah Swt kepada umat manusia? Mohon penjelasan Pak agar kami menjadi jelas mengenai manusia surgawi itu, terima kasih. Baik adik-adik, atas pertanyaan itu dapat kita lihat penjelasan berikut ini.

 

Hidup Dua Kali

Semua manusia dianugerahi kesempatan oleh Allah untuk hidup dua kali, yaitu hidup di negeri dunia serta hidup di negeri akhirat. Kehidupan demikian tidak hanya ditampilkan dalam waktu berjangka panjang dalam kehidupan nyata yang dilalui manusia, melainkan juga ditampilkan dalam kehidupan nyata sehari-hari ketika kita menjalani hidup di dunia sekarang. Contohnya, setelah bangun tidur dinihari atau pagi, manusia biasa disebut menjalani aktivitas hidup atau menjalani kehidupan, sementara ketika tidur atau istirahat maka biasa disebut meninggal (maut).

Nah, ketika bangun dari tidur atau hidup itulah negeri dunia dapat dinikmati semua orang yang hidup. Mau melakukan apa-apa yang baik sejalan dengan kemauan ruhnya seperti melihat keindahan pemandangan alam, mendengarkan lagu-lagu nostalgia yang menyenangkan, atau hidung mencium harum-haruman bunga yang semerbak, pikiran kita menalar tentang hidup atau mati itu sendiri. Atau sebaliknya melakukan apa-apa yang buruk, karena menuruti godaan nafsu syaithaniyah dari sebangsa jin dan manusia, seperti penglihatannya selalu digunakan “cuci mata” melihat gadis-gadis cantik di jalanan, telinganya seharian hanya mendengar lagu-lagi yang menyeret nafsu birahi, semuanya bisa saja dilakukan. Namun, tatkala dia tidur malam atau tidur kailulah di saat siang, ruh yang ada di sekujur tubuhnya benar-benar bukan dalam kendalinya, karena ruh itu sepenuhnya dalam kendali  Allah Swt. Oleh karena itu seketika manusia memasuki tempat tidur, dia dibimbing dalam agama untuk membaca doa: Bismika Allaahumma Ahyaa wa Bismika Amuut ‘dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku meninggal (ditidurkan).

Jadi, tatkala bangun dari tidur manusia itu benar-benar menjalani kehidupan, dan ketika berangkat tidur manusia itu benar-benar menjalani (latihan harian) mati (yang ruh atau nyawanya sepenuhnya dalam gengaman Allah. Ketika orang tidur, tidak ada dari manusia yang sanggup memikul urusan ruh atau nyawa ketika manusia mati sementara alias tidur ini. Subhanallah, yang telah menjadikan kita bangun dari tidur dan kemudian tidur kembali dalam kehidupan harian manusia. Sungguh berbahagia orang yang senantiasa mengingat dan mensyukuri-Nya dan tentu adalah ingkat (kafir) mereka yang tidak mengingatnya.

 

Saat Meninggal dan Hidup Kembali

Sebenarnya berangkat tidur adalah identik dengan waktu dimanak manusia memasuki alam kubur. Dia ditidurkan atau dimeninggalkan oleh Allah Swt dalam jangka waktu pendek; bisa sekitar 30 menit atau bisa hingga sekitar 8 jam. Kalau dikehendaki, seperti Ashhabul Kahfi dititurkan oleh Allah sampai 300 tahun lebih, diditurkan di pagi hari dan dibangunkan ketika sore hari. Ketika tidur itu, tidak satupun di antara kita yang siap bertanggung jawab atas diri setiap orang yang hidup ini, semuanya dalam genggaman Allah. Sampai berakhirnya tidur, ruh atau nyawa kita dalam genggaman Allah Swt, sejak detak jantungnya sampai siuman kembali dari tidur kita. Setelah tidur, tibalah kemudian waktu bangun atau hidup kembali.

Bangun tidur adalah identik dengan manusia dihidupkan kembali dari meninggal. Bedanya, kalau tidur biasanya bisa sebentar, sekitar 30; agak lama hingga sekitar 8 jam; dan lama sekali seperti tidurnya Ashhab al-Kahfi 300 tahun lebih. Namun, ketika tidur badan tidak rusak, organnya tetap ada dan berfungsi. Pada mati atau meninggal, ruhnya yang dipisah dengan badan.

Badan orang meninggal adalah rusak, yaitu meninggal, tetapi ruhnya dalam genggaman Allah. Ruh itu tetap ada, sedang badan adalah laksana besi tua yang hancur. Ia identik dengan besi tua, yang karena lamanya berada di tengah kehidupan sudah berubah rapuh dan rusak.

Akan tetapi, besi tua itu sekalipun rapuh masih bisa berproses menjadi serbuk besi. Kalau diibaratkan mobil, maka besi tua yang dari rongsokan mobil — taruhlah AVANZA — rusak, masih bisa diproses menjadi mobil mewah — sebut saja ALPHARD, atau VOLVO yang biasa dikendarai para eksekutif.

Bagi Allah, tidak ada kesulitan untuk menghidupkan kembali manusia untuk menjalani kehidupan kembali di alam kedua, atau negeri akhirat. Jika sebuah mobil dari mobil AVANZA dapat dijoor kembali untuk direnovasi menjadi ALPHARD atau VOLVO. Pasti jauh dari kesulitan jenis apapun, untuk Allah Swt, menghidupkan kembali manusia guna direnovasi dari manusia yang hidup di dunia ini menjadi manusia negeri akhirat. Proses kematian, adalah identik dengan besi tua yang dapat diproses menjadi serbuk besi yang kemudian diproses lanjut menjadi mobil mewah bermerek istimewa. Manusia, apalagi, makhluk yang memiliki ruh, dalam waktu yang sangat singkat dan khas tentu dapat dicipta oleh Allah Swt.

Bapak Adam dan Ibu Hawa, adalah manusia yang dicipta Allah Swt, yang dalam beberapa tahun pernah menghuni surga. Bapak Adam dan Ibu Hawa itulah manusia yang sudah pernah hidup di Surga, yang kemudian turun ke dunia karena beberapa sebab. Namun, manusia Adam dan Hawa, secara fisik itulah yang telah pernah hidup di surga sebelum diturunkan ke dunia. Manusia pertama, ada dicipta dengan fisik dan psikhis atau ruhnya. Beliau berdua jelas tidak hidup hanya dengan ruhnya saja.

Dalam suatu sumber disebutkan, konon manusia surga itu besok rata-rata hidup dengan usia sekitar 30-an tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Di surga disiapkan makanan dan minuman dengan kombinasi 20 rasa, seperti salak dengan 20 rasa, bakso tidak hanya dengan 3 rasa melainkan hingga 20 kombinasi rasa, makanan burung yang diinginkan juga tersedia, yang begitu selesai dimakan burung tersebut hidup lagi. Dari makanan dan minuman yang sudah kita santap, kotorannya tidak berbentuk be-all seperti halnya kotoran di dunia ini, melainkan keluar dalam bentuk keringat yang harum semerbak. Agaknya, di surga tidak ada desain bagi najis dan hal-hal yang berbau sampah. Al-hasil, desain manusia surga adalah hidup dengan kecerahan dan kebugaran nya, dalam desain bentuk tubuh yang sangat baik dan istimewa, sukar dilukiskan dengan kata-kata tertulis ini (Erfan).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *