Menjaga Diri dari Makanan Tidak Halal: Ikhtiar yang Tak Boleh Abai

Kasus Daging Babi di Acara Hijab Fest Berakhir Damai, MUI Minta Perda Produk Halal Diterbitkan

Di bawah ini, diperoleh kesadaran bersama setelah acara nahi munkar MUI yang diproses secara bijak. Secara moderat, tidak dengan cara keras yang sering menyebabkan mad’u kita lari, tetap bergaris dakwah tawassuth yang membawa damai dan selamat. Siapa tahu pada waktunya jika didoakan benar, bisa membawa mad’u kita mendapat hidayah.
Berita ini, dengan judul asli di atas,  dikirim oleh penulisnya kepada MUI Kota Semarang. Kutipannya hampir penuh, diambil untuk pembaca web ini.
– 6 Oktober 2020, 20:21 WIB

Manager Paragon Lie Jemmy menandatangani pernyataan minta maaf kepada umat Islam disaksikan oleh Komisi Bidang Hukum MUI Jawa Tengah H Zaenal Abidin Petir SH MH /Sinarjateng.com/Dok. MUI Jateng

 

 

SEMARANG, SINARJATENG.COM – Majelis Ulama Indonesia (MUIJawa Tengah mempertemukan berbagai pihak, dalam rangka merespons aduan masyarakat terkait penyelenggaraan Hijab Fest, Food Culinary di Mall Paragon, Kota Semarang, 30 September 4 Oktober 2020. Aduan berkaitan di acara yang bernuansa Islami tersebut, dinodai dengan digelarnya dua stand khusus yang menyajikan olahan daging babi dalam berbagai menu masakan.“Ketika kami ditugaskan MUI Jateng untuk mengecek aduan tersebut, ternyata benar. Memang terdapat dua stand yang khusus menyajikan berbagai menu masakah daging babi. Padahal, dalam Islam daging babi termasuk haram untuk dimakan, maka pihak penyelenggara dan penjual daging tersebut patut untuk diedukasi,” kata Komisi Bidang Hukum MUI Jawa Tengah H Zaenal Abidin Petir SH MH saat menyampaikan temuannya kepada semua pihak yang hadir pada Selasa 6 Oktober 2020.

Pertemuan yang digagas dan dipimpin Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi, dihadiri antara lain Waketum MUI Jateng Prof Ahmad Rofiq MA, Pjs Walikota Semarang Tavip Supriyanto didampingi jajaran terkait, Kapolsek Semarang Tengah, AKP Gali Atmadja, Dinas Perindag Jawa Tengah Muhammad Santoso.

 

Hadir pula kalangan penyelenggara terdiri Manajemen Mall Paragon  Lie Jemmy, Pimpinan Imperium Indonesia Wahyuningsih, CNC Manajemen Semarang Jeffry, Perwakilan Olahan Pedagang Babi Varen Doy Santoso.

Para penyelenggara mengatakan terima kasih atas prakarsa MUI Jawa Tengah yang mempertemukan berbagai pihak terkait dengan aduan tersebut. Para penyelenggara sebagai penanggung jawab acara mengatakan tidak paham bila dibukanya stand daging babi ternyata mengundang sensitivitas yang tinggi di kalangan masyarakat.

“Reaksi masyarakat akan menjadi kehati-hatian kami. Ke depan kami tidak akan mengulang kembali,” kata Manager Paragon Lie Jemmy. Pernyataan senada juga disampaikan para penyelenggara yang lain.

Ikhtiar: Tak Boleh Abai
Kasus di atas perlu benar-benar diketahui secara cermat. Apa saja yang akan disantap, jangan sekadar disantap tanpa dilihat asal-usul dan proses pengelolahannya. Karena sering setap menyelinap di balik makanan yang diolah dengan gurih, untuk memelesetkan siapa saja yang memakannya sesuai kemausan setan, yang tentu jauh dari pegangan yang diarahkan Allah Swt. Berhati hatilah (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *