Hari Raya Idul Adha: Puasa, Kurban, dan Ibadah Haji
Aktivitas Muslim di dunia tidak pernah lepas dari hari Raya Idul Adha dan Ibadah Haji. Keduanya berlangsung setiap tahun. Jika Hari Raya Idul Adha dirayakan oleh umat yang tidak melaksanakan ibadah haji, sementara ibadah haji dilakukan di Haramain oleh para jamaah yang menunaikan haji yang datang dari pelbagai tempat di seluruh dunia. Dua ibadah ini, sebenarnya adalah satu kesatuan ibadah penting di dalam agama Islam.
Bagi mereka yang berhaji, ibadahnya adalah semacam napak tilas dari praktek ibadah yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim a.s., sedang bagi selainnya juga melaksanakan ibadah namun ditunaikan di luar Haramain, Makkah dan Madinah.
Puasa dan Kurban
Ibadah Puasa Sunnah. Ada tiga jenis ibadah puasa yang dilakukan oleh Muslim di luar yang melaksanakan ibadah haji. Puasanya adalah sunnah yang biasa dilaksanakan pada hari Tarwiyah berupa puasa hari Tarwiyah, puasa hari Arafah, dan puasa di hari Nahr. Puasa hari Tarwiyah, berupa puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dimana ketika itu jamaah haji sama bersiap diri untuk melakukan wukuf di Arofah; puasa Arofah dilaksanakan oleh selain jamaah yang berhaji, yang saatnya bersamaan dengan pelaksanaan wukuf di Arofah, sementara puasa Nahr, dilaksanakan pada hari kesepuluh; puasanya tidak tuntas dilaksanakan sampai maghrib, melainkan cukup menahan tidak makan dari terbit fajar sampai selesainya ibadah salat Idul Adha. Sepulang dari salat Idul Adha, kita sudah dibolehkan makan minum seperti biasa. Demikian ini praktik ibadah yang kita ikuti dari bimbingan para guru yang mengajar pelajaran agama di sekolah-sekolah.
Berkurban, Ibadah Kedua. Berkurban adalah ibadah jenis kedua. Kaitannya dengan ibadah haji, ini adalah pengorbanan yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim a.s. yang pernah bermimpi shadiqah, yang di dalam mimpinya diperintah untuk menyembelih puteranya, Ismail a.s. Mimpi Nabi Ibrahim a.s. itu oleh peteranya, Isma’il a.s., dalam dialog ayah anak direspon positif. Namun, ketika suasana berjalan yang terus mengalami godaan dari setan hingga pada tiga tempat, terus dilaksanakan. Dan ternyata, mimpinya itu diganti dengan balasan mimpi yang benar, yang diganti dengan sembelihan kambing kibas. Yakni kambing yang merupakan salah satu bentuk kurban bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji.
Dalam perkembangannya, pada studi fiqih kita mendapatkan penjelasan. Kurban di masa sekarang bisa berupa hewan yang dijumpai di negeri kita masing-masing. Pertama, sebangsa kibas. Bisa berupa kambing kacang, kambing yang bertelinga panjang yaitu kambing etawa, dan jenis kambing yang lain. Kedua, sejenis sapi, yaitu jenis kurban dari hewan yang jauh lebih besar, bahkan kini ada yang beratnya mencapai 1 ton lebih, sampai 1.300 kg. Termasuk jenis ini adalah kerbau, sapi belang, dan jenis sapi lainnya. Atau hewan yang ada di tanah Arab, seperti unta. Dari besarnya yang sekitar 7-hingga 10 kali lipat besar kambing, maka ijtihad para ahli agama kita menentukan, bahwa hewan sejenis sapi ini, layak dipikul biasanya untuk 7 orang.
Penyembelihan dan pendistribusiannya terbatas waktunya, yaitu hanya bisa dilakukan setelah melaksanakan hari raya Idul Adha, hingga masa-masa hari tayrik, tanggal 11-12-13 Dzul Hijjjah. Waktu tepatnya, bersamaaan dengan waktu jamaah haji melaksanakan ibadah jumrah.
Ibadah Haji
Ibadah haji adalah ibadah yang mesti terus dibangun dan dibina umat Islam. Ibadah ini tentu bukan sekadar dipahami sebagai ibadah yang laksana orang melunasi hutang, tetapi ibadah yang mesti dipahami dengan baik dan benar dalam banyak muatan. Sebab, ibadah yang juga bernuansa pertemuan para muslim sedunia ini melaksanakan banyak kegiatan yang dilaksakanan di tiga tempat yaitu: Makkah, Madinah, Jeddah. Ketika berada di Madinah, kita berkesempatan melakukan ziarah ke Makan tokoh yang berkedakatan wafatnya dengan Rasul saw, makam Baqi’, dan pelbagai tempat yang ada di Madinah. Baru dari situ, kita persiapan menunu Makkah untuk menunaikan haji secara lengkap, di seputar masjid haram hingga di Arofah dan Muzdalifah. Lalu ke Jeddah, baru pulang ke tanah air masing-masing.