Kajian Dr M Sya’roni: Konstruksi Syarah Hadis Dalam Kasyf al-Lisam fi Tarjamati Bulugh al-Maram
Pendahuluan
Pada kesempatan ini, saya hadirkan pembahasan alumni S3 UIN Walisongo, yang telah lulus program doktor (2021). Dia bernama lengkap Dr. H. Mukh Sya’roni, M.Ag, yang telah mempertahankan disertasinya pada 1 Desember 2021. Aspek pembahasan yang dimuat meliputi latar belakang, rumusan masalah, metode, serta temuan pengkajian. Garis besar uraiannya sebagai berikut.
Dimaklumi umum bahwa kajian terhadap hadis, dilakukan oleh para ulama dari dulu sampai sekarang meliputi : penjelasan kualitas dan kuantitas rawi, status hadis dari segi sanad dan matan, hingga penjelasan makna hadis.
Di Nusantara, banyak ulama yang menjelaskan hadis dengan berbagai Bahasa. Misalnya Nuruddin al-Raniri dalam kitabnya, Hidayah al-Ḥabīb atau Idris al-Marbawi dalam kitabnya Baḥr al-Mazi Syarḥ Mukhtaṣar Ṣaḥīḥ al-Tirmidzi.
Dengan tersebarnya hadis di berbagai kawasan dunia, maka kajian hadis membutuhkan penjelasan yang sesuai dengan bahasa masyarakat sekitarnya.
Di Jawa, beberpa ulama dari berbagai daerah menulis penjelasan hadis dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Salah satu dari kitab syarah hadis karya ulama di Jawa yang memiliki keunikan baik dari konstruksi syarah maupun penulisnya adalah kitab Kasyf al-Liṡām fī Tarjamah Bulugh al-Maram karya KH. Misbah Mustofa Bangilan Tuban (w. 1414 H/1994 M).
Keunikan dalam konstruksi syarahnya dilihat oleh Sya’roni: bahasa Arab ditulis dengan pegon, mengandung elemen-elemen sosial budaya masyarakat, serta penjelasannya bersifat substantif meskipun disajikan secara global. Sedang dilihat dari segi keunikan penulisnya, menurut pengamatan Sya’roni adalah dapat dilihat dari sudut popularitas, kontroversi, pengusung madzhab, intensitas, serta sisi konstribusinya.
Rumusan Masalah
Dari keunikan di atas, disertasinya dibahas dalam fokus untuk menjawab masalah yang dibatasi pada empat masalah di bawah ini, (1) apa metode yang digunakan dalam menulis kitab syarh dan mengapa metode tersebut yang digunakan ? (2) bagaimana perspektif resepsi, adaptasi dan intertekstual terhadap kitab syarh tersebut? (3) apa kontribusi yang disumbangkan KH Misbah Mustofa dalam pensyarahan hadis? dan (4) apa kelebihan dan kekurangan kitab
tersebut?
Metode
Menurut penjelasan penulisnya, dia membahas Kasyf al-Liṡām fī Tarjamati Bulugh al-Marām min Adillat al Ahkām Karya KH. Misbah Mustofa. Naskah kitab yang diteliti adalah terbitan dari al-Ihsan Surabaya tahun 1994 yang terdiri dari 5 juz, menggunakan metode yaitu: pengumpulan datanya menggunakan teknik sampling multistage dengan metode analisis isi (content analysis). Untuk menjawab rumusan masalahnya penelitian menggunakan pendekatan sosio-historis untuk menelusuri latar belakang penulissan kitab, metode syarh yang digunakan, aplikasi metode syarh, dan kontribusi KH Misbah Mustofa dalam
pemahaman hadis.
Temuan Kajian
Dari pembahasan disertasinya, penulisnya menyebutkan temuan penelitian di bawah ini.
1) Metode syarah yang digunakan adalah ijmali dengan langkah pensyarahan: (a) terjemah matan hadis dengan metode terjemah harfiyah kata demi kata, (b) penjelasan kandungan makna hadis, (c) penjelasan status
rijāl al-hadīs (jika diperlukan), (d) penjelasan perbandingan pendapat dan penyebutan ulama yang menjadi sumber rujukan.
2) Dengan analisis resepsi, adaptasi dan intertekstual, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (a) Kitab Kasyf al-Liṡām merupakan resepsi eksegesis dan fungsional dengan pendekatan struktur teks dan sosio kultural penulis dan masyarakat pembacanya, (b) Pola adaptasi dalam syarh hadis adalah adaptasi gramatikal, leksikal dan kultural, (c) Dalam melakukan resepsi, kitab ini juga ditulis dengan metode intertekstual di mana penjelasan-penjelasan hadis dalam kitab ini terdapat kutipankutipan dari pendapat ulama sebelumnya dengan model intertekstualitas positif diakronik.
3) Kontribusi yang disumbangkan oleh KH Misbah Mustofa adalah memberikan dasar pensyarhan hadis dengan mempertimbangkan sosiokultural masyarakat baik dalam hal mengadaptasi cara membaca hadis di kalangan pesantren maupun penggunaan bahasa yang digunakan oleh masyarakat dalam menjelaskan hadis.
4)Kelebihan dari kitab ini adalah (a) Terjemahan dan penjelasan KH Misbah Mustofa memiliki fungsi membantu pembaca mengetahui kedudukan sintaksis masing-masing kata dalam teks aslinya, (b) Penjelasan hadis mengadaptasi istilah-istilah yang sudah dikenal dalam tradisi masyarakat sekitar penulis. (c) penjelasan hadis dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dalam masyarakat. (d) terdapat beberapa catatan dan keterangan dengan istilah tanbīh, fāidah, tarjamah, dan huruf kāf untuk memberikan perhatian kepada pembaca tentang urgensi masalah yang dijelaskan.
Adapun kekurangan-kekurangan Kitab Kasyf alLiṡām adalah, (a) Tidak ada keseimbangan penjelasan pada setiap hadis yang terdapat pada masing-masing kitab dan bab. (b) Perspektif intertekstual tidak semua kutipan menyebutkan nama kitab dalam penjelasan hadis.
Bertindak sebagai tim penguji pada promosi doktor yang dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Desember 2021 adalah: Prof Imam Taufiq: Sebagai Ketua Sidang/penguji; Prof Abdul Ghofur: sebagai Sekretaris/penguji; Prof Nizar Ali: Penguji Eksternal; Prof Mujibatun: sebagai penguji; Prof Abd Fatah Idris: sebagai penguji; Prof M. Erfan Soebahar: sebagai promotor/penguji; dan Dr. Hasan Asy’ari: co-promotor/penguji (Erfan Subahar),