Penyesalan: Dampak dari Penundaan
Memang tidak semua penundaan mengakibatkan penyesalan. Seperti seseorang menunda untuk pergi ke suatu tugas penting, karena sang keluarga ada yang sedang akan tutup usia. Ini tentu suatu kekecualian. Akan tetapi, umum dari penundaan yang dimaksud di sini adalah yang berawal atau berkaitan dengan kemalasan, malas bertindak bagi kepentingan luas dalam kaitan dengan kebaikan atau suatu yang maslahat.
Dengan penundaan, maka suatu aktivitas yang mestinya wujud pada suatu waktu menjadi tidak bisa berwujud. Bisa jadi sebab ditunda sehari, atau bisa juga hingga seminggu, dua minggu dan akhirnya sebulan. Padahal begitu aktivitas ditunda higga sebulan, maka beban baru sudah minta juga ditangani; bisa saja satu kegiatab, bisa tiga, lima, hingga beberapa tugas berat yang lain. Bebannya tentu bisa fisik dan bisa juga psikis ketika menghadapi tugas itu, karena penundaan jika bertemu dengan penundaan yang sama akan mengantar kepada perasaan segan bagi penanganan suatu kegiatan.
Enggan Bergerak
Perasan enggan bergerak adalah awal dari terjadinya penundaan. Nafsu tidak suka atau enggan melakukan sesuatu itu jika dibiarkan dapat menyeret seseorang tidak suka melakukan sesuatu yang akan mengendorkan sikap dan motorik seseorang. Jika bergerak dapat membawa sesuatu berwujud. Namun dengan enggan maka banyak hal yang mestinya wujud menjadi tidak wujud. Padahal jika dilakukan pada kesempatan yang lain, hasilnya belum tentu bisa optimal. Karena di samping akan berhadapan dengan hal atau aktivitas baru, fisik ini juga erbadapan dengan beban lama yang minta penyelesaikan. Di sini, satu kemampuan dibelah menjadi eberapa tugas ya g masing-masing meminta dilayani oleh satu fisik de gan konsentrasi yang bisa jadi sama besar.
Suka Menunda Menyirnakan Potensi
Dari uraian di atas, penundaan bukan hanya berarti pemborosan energi tetapi bisa juga berarti penyia-nyiaan potensi yang dimiliki. Karena jika pada waktu mengerjakannya dalam waktu yang tersedia dimanfaatkan waktunya secara optimal, sebenarnya di situ ada penghargaan yang tepat terhadap suatu potensi. Namun, Jika potensi yang mesti digunakan itu menjadi disia-siakan maka banyak hal secara sengaja menjadi sia-sia. Jika dengan menghargai potensi seseorang dalam sehari misalnya dapat menyelesaikan lima surat terbuat, atau satu artikel bisa diselesaikan maka dengan tidak menghargainya berarti dalam sehari ada rugi lima surat yang tidak kita buat atau satu artikel tidak wujud. Maka bagaima jika penundaan itu terjadi dalam seminggu, sebulan, atau be berapa bulan. Maka kesia-siaan potensilah yang akan terjadi.
Hari-hari untuk Dihargai
Dalam kehidupan,setiap hari itu sebenarnya adalah hari bagi kita untuk kita hargai. Karena semua hari itu berharga yang dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk diisi dan dihargai. Dengan mengisi hari-hari kita maka keberuntungan akan terjadi, tetapi dengan menterbengkalaikannya maka kerugianlah yang terwujud. Mestinya, kesempatan itu datang untuk diisi, bukan untuk dipungkiri apalagi untuk disia-siakan dengan tanpa diisi aktivitas apapun.
Pada akhirnya kesempatan yang datang kepada kita diacuhkan dan tidak diapa-apakan akan membawa kita kepada kerugian dan penyesalan, bagaimana pembaca? (Erfan S).