Khotbah Jum’at Didesain Sepuluh Menit
Menyiapkan khotbah di masa mewabahnya Covid 19, mendapat perhatian di kalangan sejumlah pengelola masjid di Kota Semarang. Masjid Masjid Agung Jawa Tengah dan Masjid Agung Kota Semarang misalnya, memberi perhatian khusus berkenaan dengan pertemuan mingguan umat Islam ini. Ada sejumlah patokan yang dijalankan di sejumlah masjid sebagaimana yang di bawah ini.
Khutbah singkap tapi pas
Beberapa patokan bersama disampaikan kepada para khotib masjid sebelum menyampaikan khotbah di masa merebaknya Covid 19 ini. Khutbah pertama bisa disampaikan dengan mempergunakan waktu maksimal enam menit. Itu waku bukan saja berupa teks Arab dari khutbah yang disampaikan itu, melainkan juga sudah termasuk isinya.
Khutbah kedua juga dibatasi, yaitu sisa waktu dari khutbah pertama menjadi pembatas dari khutbah kedua. Tepatnya, sepuluh menit dikurangi enam menit, sehingga khutbah kedua dicukupkan selama empat menit. Dari situ, jika keduanya dijumlahkan maka khutbah pertama dan kedua tidak boleh lebih dari ketentuan maksimalnya yaitu sekitar 10 menit.
Protokol Kesihatan Menjelang dan Sesudah
Sebelum memasuki masjid, para jamaah diperiksa sudah sama berkesadaran untuk sama siap diperiksa suhu badannya oleh para petugas kesihatan dari kepanitiaan masjid. Mencuci tangannya dilakukan, terutama menjelang langsung masuk ke dalam masjid. Selanjutnya menjaga jarak dengan jamaah lain selama berada di dalam masjid sama menjadi kesadaran jamaah. Begitu juga, kondisi tidak bersalaman atau berjabat tangan langsung selama berada di masjid merupakan kesepakatan yang sudah sama dipraktekkan oleh para jamaah.
Berkunut Nazilah
Akhirnya, ketika melaksanakan salat jum’at secara berjamaah, beberapa ketentuan sudah sama dipraktekkan. Pertama, pelaksanaan salat Jum’at berjamaah di saf pertama dikosongi. Kedua, para jamaah juga hanya menempati ruang kosong yang sudah ditentuan. Ketiga, kunut nazilah untuk keselamatan bersama dilakukan ketika salat bersama. Keempat, wirid bakda salat jum’at juga dipersingkat. Jadi, praktek salat jum’at pada kesempatan menjelang pertengahan bulan Juni itu dilakukan secara efektif dan dengan disiplin bersih, suci , dan kekhusyuan yang maksimal (Erfan Subahar).