Melakukan Amaliah Malam Hari Raya Liyuhyi al-Qalb

Banyak cara yang dilakukan orang beriman untuk senantiasa menghidupkan hatinya. Karena bagi mereka sangat jauh perbedaan antara orang yang hidup hatinya dan yang tumpul atau sudah mati hatinya. Dari itu, banyak ikhtiar untuk menghidupkan hati itu, antara lain dengan menghidupkan hati kita dengan melakukan amaliah penting di malam hari raya hingga waktu pagi menjelang saat akan datangnya hari raya itu.

Amaliah dimaksud dapat dipilihkan dari banyak jalan, antara lain, berdasarkan informasi yang banyak kita terima dari KH. Maemun Zubair, pengasuh Pondok Pesantren Sarang Jawa Tengah, sedang beliau menerima hal ini dari Gurunya K.H. Abdul Karim sewaktu beliau nyantri di PP Lirboyo Kediri dahulu.

 

Terutama Buat Santri

Paling tidak, wirid menghidupkan hati itu oleh K.H. Abdul Karim diharapkan dapat dilakukan oleh Kaum Satri. Untuk itu beliau berkata,  “Senakal-nakal santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha) dengan melaksanakan salat sunah minimal dua rakaat, setelah salat Isya’ dan satu rakaat witir”. Itu yang beliau harapkan dalam nasihatnya terutama yang diharapkan bagi para santri. 

 

Dasar Amaliah Malam Hari Raya

Melakukan amaliah dimaksud berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh at-Thabrani, yang di dalam kitabnya menyebutkandi riwayat hadis, yang artinya: “Siapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, maka hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati  [Ia akan diselamatkan pada Hari Kiamat dan dijaga dari mati su’ul khatimah)” [HR. At-Thabrani] 

Hadis di atas memberi petunjuk kepada kita bahwa menghidupkan malam hari raya dengan melakukan amal-amal dan berdzikir dan sekaligus memohon suatu yang penting pada malam hari raya [sampai akan tibanya waktu salat Idul Fitri] memiliki nilai yang sangat penting.

 

Praktek Amaliah Malam hari Raya

Menurut sahibul hikkayah, praktik beramal yang baik dilakukan adalah dalam tara urutan sebagai berikut ini.

  1. Setelah tiba malam hari raya, baik Idul Fitri ataupun Idul Adha, disunahkan untuk terlebih dahulu melakukan lebih dahulu mandi; paling tidak hal itu dilakukan setelah salat Maghrib.
  2. Setelah melakukan salat sunnah bakdiyatal Maghrib maka dimulai berdzikir dengan membaca: 

    يا ذا الجلال والإكرام يا ذا الطٙول يا مصطفيا محمدا وناصره صل على سيدنا محمد وال سيدنا محمد واغفر لى كل ذنب أذنبته ونسِيته أنا وهو عندك فى كتاب مبين

    Ya dzal jalaali wal Ikrom Ya dzatthouli Ya musthofiyan Muhammadan wanaashirohuu sholli ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa aali sayyidinaa Muhammadin waghfir lii kulla dzanbin adznabtuhu wanasiituhu ana wahuwa ‘indaka fii kitaabin mubiin.

  3. Setelah membaca wirid di atas, lalu bersujud [dengan berniat sujud syukur] dengan membaca: أتوب إلى الله 
    Atuubu Ilallah, 100 kali.
  4. Kemudian dilanjutkan dengan memohon apa yang kita perlukan, butuhkan…………………… sesuai dengan hajat kita masing-masing. Menurut shahibul hikayah, insya Allah doa yang kita mohon itu mustajab.
  5. Selain melakukan salat tersebut, mesti menyempatkan salat berjamaah, baik ketika salat Isyak maupun salat subuh. Pada waktu bakda kedua salat itu, menyempatkan diri memperbanyak salat sunnah dan dzikir. Salah satunya adalah membaca dzikir di bawah ini sebanyak 300 kali, yaitu dzikir: سبحان الله وبحمده . Dzikir itu dipertimbangkan sebaiknya, diahkan kepada muslimin dan muslimat yang sudah wafat. Dengan melakukan dzikir subhanallah wa bihamdihi 300 kali itu, diharapkan: 1.000 cahaya akan masuk di setiap kuburan, dan Allah Swt akan dengan itu pula akan memasukkan 1.000 cahaya kubur jika dirinya meninggal dunia.   
  6. Selain dzikir di atas, dipertimbangkan juga melakukan amaliah berikut ini. Syekh al-Wanna’i dalam risalah beliau menyebutkan: Siapa yang melakukan istighfar 100 x setelah salat subuh di pagi hari raya, maka akan dihapus dosa-dosanya di dalam buku catatannya, dan pada hari Kiamat dia akan aman dari siksa. 
  7. Syekh al-Wanna’i juga menyatakan; Siapa yang membeca yang membaca سبحان الله وبحمده     100 kali pada hari raya, dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur, maka para ahli kubur sama berkata: “Wahai Dzat Allah yang Maha Penyayang, rahmatillah dia, dan jadikanlah dia ahli surga.”
  8. Syekh az-Zuhri, dengan mengutip hadis yang diriwayatkan dari Sahabat Anas bin Malik r.a. beliau berkata, bahwa Nabi saw bersabda; “Siapa pada dua hari raya mengucapkan dzikir seperti disebutkan berikut, sebanyak 400 kali sebelum melakukan Salat Id, maka Allah swt akan menikahkannya dengan 400 bidadari, seakan memerdekakan 400 budak, dan Allah swt akan mewakilkan para malaikat untuk membangun kota-kota dan menanam pohon- pohon untuknya pada hari Kiamat. 

    لَااِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ،لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَحَيٌّ لاَ يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر

    Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.  Dalam pada itu Az-Zuhri juga berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Sahabat Anas r.a.
    Dan Anas r.a. dahulu juga berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Nabi SAW.”

Demikian apa yang sebaiknya kita lakukan terutama untuk menghidupkan hati pada malam dan pagi hari raya, baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, yang lebih lanjut dapat dilihat di dalam kitab Al-Baladul Amin dan Kanzun Najah was Suruuh. Semoga bermanfaat (Erfan Subahar).

3059

3,059 thoughts on “Melakukan Amaliah Malam Hari Raya Liyuhyi al-Qalb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *