Membangun Rumah Tangga Islami: Nasihat untuk Calon Mempelai Perempuan

Pada hari Kamis, 26 Desember 2024, saya berkesempatan menyampaikan ceramah dalam acara pengajian menjelang pernikahan di Hotel Gumaya Semarang. Dalam momen berharga ini, nasihat yang saya sampaikan kepada calon mempelai perempuan, Veera Lakhsmi, S.T., berpusat pada pentingnya menjadikan pernikahan sebagai jalan ibadah dan ladang keberkahan. Berikut adalah inti dari ceramah pada acara tersebut.

Pernikahan Sunnah Nabi dan Ibadah
Pernikahan adalah salah satu sunnah Rasulullah Saw yang memiliki nilai ibadah. Rumah tangga sejatinya adalah madrasah cinta—tempat kita belajar dan mengajarkan kasih sayang yang bertujuan untuk meraih ridha Allah SWT.

Hakikat dan Tujuan Pernikahan
Pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan yang mengikatkan diri, melainkan juga memiliki tujuan mulia:

1. Mencapai sakinah, mawaddah, wa rahmah
Allah Swt untuk ini berfirman dalam QS. Ar-Rum:21)
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tenteram dengannya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang…”
Rumah tangga yang didasari ketenangan, cinta, dan rahmat akan menjadi oase bagi setiap anggotanya.

2. Nikah Sebagai ladang ibadah
Dalam setiap interaksi suami-istri terdapat peluang pahala yang berkelanjutan, jika dalam melakukan interaksi diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

3. Melahirkan generasi bertakwa
Pernikahan menjadi media untuk melahirkan keturunan dan membimbing anak-anak yang shaleh, sebagai bagian dari tanggung jawab amanah Allah.

Lima Kunci Islami dalam Pernikahan
Untuk mewujudkan rumah tangga Islami yang harmonis, diperlukan lima kunci utama dalam suatu rumah tangga yaitu:

1. Komunikasi yang Baik
Allah Swt untuk maksud ini berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa’: 19).
Berbicara dengan pasangan harus dilandasi empati, kelembutan, dan saling menghormati. Dalam konteks ini mestilah dihindari kata-kata yang kasar atau emosi yang tidak terkontrol yang dapat menyakiti hati pasangan.

2. Kesabaran dan Pengertian
Firman Allah Swt dalam (QS. Al-A’raf: 189):
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu…” .
Kesabaran adalah fondasi dalam menyikapi kekurangan pasangan. Namun, saling memahami kebutuhan masing-masing akan memperkuat ikatan batin.

3. Kemitraan dan Kerjasama
Allah mengenai hal berfirman:
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187).
Suami-istri harus saling mendukung dan dapat bekerja sama dalam menjalankan tanggung jawab rumah tangga.

4. Saling Memaafkan
Allah dalam membimbing hal ini mengajarkan:
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain…” (QS. Ali Imran: 134).
Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk pasangan kita. Maka, sikap mudah memaafkan menjadi kunci menjaga keharmonisan.

5. Ketaatan kepada Allah
Allah berfirman:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu…” (QS. An-Nur: 32).
Pernikahan yang didasarkan pada keimanan akan melahirkan keberkahan dan menjadi pilar keluarga yang diridhai Allah.

Penutup
Rumah tangga yang bahagia lahir dari kombinasi komunikasi yang baik, kesabaran, kerja sama, pengampunan, dan ketaatan kepada Allah. Sebagai penutup, saya mendoakan calon mempelai dengan doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).

Semoga rumah tangga ananda Veera Lakhsmi [yang akan dinikahkan dengan ananda Leonard Hendrawan] menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, serta penuh dengan keberkahan dari Allah SWT. Amin (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *