Mengantar Mas Hanafi Kudus Berangkat Umrah 2015

Umrah dewasa ini menjadi trend baru di luar ibadah haji di Indonesia. Kalau dahulu ketika haji bisa dilakukan kapan saja, asal kan uang sudah siap, maka beberapa tahun terakhir situasinya berubah. Kalau dulu orang mampu bisa beberapa kali berangkat haji, sekarang yang demikian sudah langka. Bisa-bisa kalau ada dianggap sebagai penghambat calon haji lain. Dewasa ini melaksanakan haji di tengah penduduk NKRI yang di atas 240-an sudah sulit. Menunggu giliran haji saja bisa bertahun-tahun. Terdengar kabar, ada yang menunggunya sudah 15 tahunan.

Sehubungan dengan itu solusinya mesti ditemukan. Salah satunya, banyak diantara orang sekarang mencari solusi dengan cara yang cermat. Polanya, bisa melalui latihan umrah dahulu sebelum haji agar ketika haji nanti bisa mantap karena sudah mengalami latihan haji sebelumnya. Pola lain, bagi yang mampu, mengambil langkah berangkat umrah berkali kali sehingga umrah bisa diibaratkan ziarah bergengsi masa kini yang membawa kesan orang sudah mirip haji.

 

Keluarga ke Haramain

Dari kalangan keluarga Bani Hamid, Mas Hanafi adalah saudara kami yang sudah kebagian rezeki melaksanakan umrah ke Haramain. Pada hari Kamis, 26 Pebruari 2015, Mas Hanafi (memakai kopiah haji; ke tiga dari kiri) berangkat menuju Haramain melalui Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

IMG-20150226-00351-1

Beliau termasuk bejo. Pada tahun 2015, Mas Hanafi diajak ke Haramain oleh salah seorang muridnya yang pernah minta tolong privat bertahun-tahun ke Mas Hanafi, dan tahun ini rupanya ingin balas jasa, sehingga dapat berangkat ke Haramain dengan biaya gratis. Mungkin seperti itulah jika seorang hamba Allah bisa tulus dalam tugasnya.

Suatu hadiah Allah Swt akhirnya bisa diterimanya dari sudut-sudut yang mungkin tidak pernah diduga sebelumnya. Dan bagi para hamba Allah yang tulus, kemungkinan seperti itu bisa saja dialami; karena orang yang tulus nasibnya berada dalam genggaman Allah Swt. Sebab, menolong menyebar agama Allah Swt dengan benar dan baik yang dilatar belakangi jiwa yang tulus, pada dasarnya bukan secara hakiki menolong Allah Swt,  tetapi sebenarnya adalah menolong diri kita sendiri, sehingga lazim jika dia kemudian mendapatkan pertolongan balasannya yang  bisa jadi tidak diduga-duga sebelumnya. Alhamdulillah (Erf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *